“Baiklah, nanti kalau Takao sudah bangun nanti aku jelaskan semuanya ke dia.” Balas Haruna.

***

Sekitar 2 Jam kemudian akhirnya Takao terbangun dari tidurnya. Dia memulai harinya dengan meminum air putih dan sedikit meregangkan tubuhnya, tapi belum saja ia selesai meregangkan tubuhnya, Haruna dan Yuza langsung berlari menghampirinya. Tingkah kedua teamannya yang seperti anak-anak itu berhasil membuat dia menarik napas berat di pagi hari. Mereka langsung menarik Takao ke luar kamar.

Setelahnya mereka sampai di living room, Haruna mulai menceritakan petunjuk apa yang baru mereka dapat dari Tuan Takahashi.

Takao setuju saat mendengarnya, dan saat itu pun mereka juga sudah merencanakan apa yang nantinya akan mereka lakukan saat mencari petunjuk itu tanpa melukai satu orang pun.

Setelah mereka bertiga sepakat dengan rencananya, mereka kemudian bersiap-siap untuk pergi, tapi sebelum itu mereka memilih untuk sarapan dulu agar tidak kekurangan tenaga untuk seharian.

Sebelum mereka ke dapur, Takao sempat melihat ke halaman Haruna melalui kaca besar yang terletak tepat di sebelah tempat mereka duduk.

"Haruna, Apa kaca ini kedap suara?"

"Iya kaca itu kedap suara."

'Baguslah.' batin Takao.

Sejujurnya selama Takao kebagian tugas untuk berjaga semalaman, ia selalu merasa ada seseorang yang mengawasinya dari luar kaca jendela itu. Setidaknya ia dapat merasa sedikit tenang karena orang itu ada di luar rumah.

Namun, tetap saja itu agak aneh, Takao merasa orang itu terlalu baik untuk menjadi pembunuh. Jika memang dia ingin membantai mereka harusnya dia dengan mudah membakar rumah ini dari luar, dia sudah banyak membunuh nyawa manusia, apa yang membuatnya terus menahan niat membunuhnya sampai saat ini?

Apa ada yang ingin dia lindungi? Apa itu Yuza?

Tapi, memangnya seberarti apa seorang Yuza bagi pelaku itu?

***

Setelah 30 menit menaiki kereta, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan mereka.

Ketika sampai, Takao langsung meminta izin untuk ke toilet karena sejak di dalam kereta ia terus mengatakan sangat ingin buang air kecil. Yuza dan Haruna pun mengiyakan, mereka memilih untuk menunggu di bangku yang disediakan, dekat dari toilet. Selama mereka dapat memantau Takao dari jarak itu, mereka merasa semua akan aman.

10 menit sudah berlalu, tapi Takao tidak juga keluar dari dalam toilet, padahal semua orang di dalam toilet itu sudah keluar.

Dari pria yang memakai setelan jas dan topi fedora, anak-anak kecil yang ditemani ayahnya, bahkan para pejalan kaki yang masuk lebih dulu setelah Takao, mereka semua terlihat sudah keluar melalui pintu masuk toilet.

Lalu, dimana Takao berada?

Setelah 20 menit Takao tidak juga keluar, akhirnya Yuza memutuskan untuk segera memeriksanya ke dalam, sedangkan Haruna berdiri di luar pintu toilet yang terbuka sambil memperhatikan seisi ruangan itu dari luar, tempat ia berdiri.

Namun, tidak ada siapa-siapa, hanya bilik-bilik toilet yang kosong tanpa seorang pun.

Satu bilik yang menarik perhatian Yuza adalah bilik paling ujung, di sana ada sebuah tas ransel berwarna biru, ia ingat jelas itu adalah milik Takao. Kenapa Takao meninggalkan benda seperti itu di dalam toilet?

"Tidak... tidak mungkin. Yuza, lihat jendela besar di atas itu!" pekik Haruna tiba-tiba dan membuat Yuza tersentak.

Haruna terus menunjuk ventilasi yang cukup besar. Ventilasi itu cukup untuk dilewati orang dewasa.

'Curse Yuza' (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang