39- Dimulai!

2.2K 183 35
                                    

For you minna! :*
Thanks untuk semuanya :*
Bakalan ada chap sepesialnya, tunggu aja yah wkwk :*

Gomen for typo >=< !




Mizuki's POV

Tangan, kaki, bahkan semua badanku terasa sangat pegal.
Latihan seperti ini memang sulit. Aku mencoba meraih pedang ino. Dan mencoba menganyunkan pedang itu keatas dan kebawah.

"Rasanya sangat ringan"
Benar saja, ternyata latihan ini tidak sia-sia. Awal aku memainkan pedang ini, terasa sangat berat. Dan sekarang terasa sangat ringan.

Saat keasyikan mengayunkan pedang, tanpa sadar pedangnya malah menyenggol sebuah vas bunga. Dan akhirnya.

Crach..

Pecah.
Ups.
Aku meletakkan pedang itu dan langsung membereskan kekacauan akibat ulahku.

"Mizuki apa yang kau lakukan?" Tanya riku yang tiba-tiba masuk kedalam rumah.

"Eh riku? Kau bilang akan pulang telat"

"Oh, kau tidak suka aku pulang cepat, hm?"

"Eh eh bukan begitu maksudku"

"Hmm malam ini aku ada pekerjaan. Kau bisa menginap kerumah aoi untuk semetara" ujar riku sembari memakai jaket hitam.

"He? Aoi? Kenapa aku harus menginap kesana?" Tanyaku tak mengerti.

"Aku akan menjelaskan besok. Sebaiknya kau segera bersiap, aku akan mengantarkanmu"

Tanpa sadar aku meraih pecahan kaca. Dan
"ukh... "
Tanganku mengeluarkan darah.

Riku langsung berjalan mendekat. Dan berjongkok dihadapanku.

"Cih.. Kau ini benar-benar ya.."
Riku menarik jariku yang terluka dannnnn
Menghisap nya.

Blushh >\\\<

"Ri-riku??!" Tanyaku terkejut.
Riku masih menghisap darahku. Dapat kurasakan lidah riku yang menyentuh jariku.

"Ukhhh~ "

Riku menyelesaikan aksinya.
Lalu menatap tajam kearahku.
"Kau harus lebih berhati-hati mizu."

Aku hanya mengangguk tanda mengerti. Entah kenapa tatapannya tidak biasa.

"Cepat bersiaplah, aku yang akan membereskan semua ini"

"Ba-baik"
Aku langsung bergegas menuju kamarku.

Mengambil sebuah jaket dari lemari. Dan langsung keluar dari kamar. Aku memang orang yang simple.
"Aku siap!"
Ucapku pada riku.

"Bagus"
Riku yang telah menyelesaikan pecahan tadi langsung mengajakku masuk kedalam mobilnya.

Sepanjang perjalanan kami hanya diam. Tak ada dari kami yang membuka topik pembicaraan.

Akhirnya kami sampai didepan mansion aoi.
Ternyata aoi sudah menunggu didepan mansionnya.
"Selamat datang mizu" sapanya.

Aku tersenyum.
"Terimakasih aoi."

Riku yang berada disebelahku langsung mencengkram tanganku. "Ouch.." rintihku.
Riku mencengkram terlalu keras, sehingga kuku tajamnya telah meninggalkan bekas, bahkan sampai melukai kulitku dan akhirnya mengeluarkan darah.

Riku menarik tanganku dan menghisap sembari mengecup tanganku. "Senyumanmu itu hanya untukku. Jangan pernah senyum semanis itu dihadapan lelaki lain" ucapnya sembari menatapku tajam.

Aku langsung tercengang mendengar ucapannya.
Apa riku sedang PMS ??
Aku hanya mengangguk.

Kemudian riku menarik tengkuk leherku dan.

Cup!

Riku mencium bibirku lama. Bahkan riku tidak memperbolehkan diriku bernapas.

"Ri-kmmphh"
Aku berusaha mengentikan aksinya. Tapi sia-sia. Dia malah semakin menjadi-menjadi. Menggigit bibir bawahku sampai mengeluarkan sedikit darah. Dan ia pun terus menyesapnya.

Riku benar-benar vampir.
Pikirku dalam hati.

"Ekkkhhhmmm"
Suara batuk dari aoi berhasil menghentikan aksi riku.
Riku melepaskan ciuman panasnya. Dan menatapku sedu.
Napasku tersengal-sengal, sama halnya dengan riku yang sekarang sedang menutup sebagian wajahnya yang....
Yang.... MEMERAH??!

Ehh riku malu?!
Akhhh sudah lama aku tidak melihat sikap lucunya ini.

"Kalian bisa lakukan itu dilain waktu. Jangan membuat para pelayan yang jones disini cemburu, mengerti" /(bhaks :v

"Huh.. kau memang penganggu aoi." Riku berjalan membelakangiku.
Entah kenapa rasanya aku tidak ingin riku meninggalkanku.
Walaupun hanya semalam pun. Rasanya sangat lama.

Refleks aku menarik tangan riku.
Riku langsung berhenti tanpa berbalik.
"Riku, aku memang tidak tau kau akan kemana. Tapi satu hal yang pasti. janji padaku untuk kembali" ucapku.

Riku membalikkan wajahnya menatapku. "Pasti----"  riku mendekat dan membisikkan perkataannya tepat ditelingaku.

Wajahku langsung memerah mendengarnya.
"Da-dasar riku bodoh!" Ucapku sebal.

Riku menepuk pucuk kepalaku lembut. "Aku titipkan dia padamu." Ucap riku pada aoi.

"Huh.. tak perlu banyak bicara. Jika besok kau tak kembali, mizuki akan menjadi milikku" ejek aoi.

"Ingat istrimu bodoh~" balas riku.

"Aku hanya bercanda bodoh!!" Wajah aoi langsung memerah. Aku hanya memperhatikan duo ribut ini. Sejak kapan mereka jadi akrab seperti ini hm?

"Oke waktuku sudah terbuang banyak. Aku harus segera pergi" riku langsung melangkahkan kakinya menjauh. Masuk kedalam mobilnya.

"Hati-hati!!!" Teriakku.
Dia hanya tersenyum. Dan akhirnya mobil yang ia kendarai telah pergi.

"Ayo mizu," ucap aoi tepat dibelakangku.

"Iya.."
aku mengikutinya masuk kedalam. Mansion ini sama seperti yang dulu. Tidak ada yang berubah sama sekali.

"Kemana levire?" Tanyaku.

"Dia sedang hamil. Makanya dia kembali ke New York."

"Wahh selamat ya aoi. sudah lama yah dia perginya?"

"Baru kemarin"
Akhirnya aoi berhenti disebuah kamar yang cukup luas.

"Ini kamarmu yang dulu. Butuh waktu yang lama untuk memperbaiki kerusakan jendelanya akibat pacarmu itu"

Aku hanya tertawa kecil mendengar ucapannya.
"Maafkan dia yah"

"Hmm ya.. jika bukan kau yang meminta aku tak akan memaafkannya"

"Hehe terima kasih aoi"

"Istirahatlah"
Aoi pun meninggalkanku sendirian dikamar luas ini.

Aku langsung merebahkan tubuhku kekasur sembari menatap langit-langit atap.

"Riku? Sebenernya kau ada urusan apa sih? Kenapa kau tak memberitahuku..huhh"

Aku menutup mataku.
Tiba-tiba aku teringat ucapan riku tadi.

"Setelah aku kembali. Kita akan menikah, dan bersiaplah dimalam pertama kita"

Wajahku langsung memerah panas. "Ukkkhhhh dasar riku bodoh mesum psikopat tak tahu diri!!!!"

Teriakku keras. Tanpa memperdulikan tawa dari beberapa pelayan yang tak sengaja melewati kamarku.

-diTempatLain-
Author's POV

Seorang lelaki memakirkan mobil mewahnya dibalik pohon besar. Lelaki ini mengenakan jaket hitam. Menggunakan sarung tangan, menutup sebagian wajahnya dengan masker. Dia mengambil sebuah pedang, pisau, dan pistol. Sembari mengecek isi peluru.

Mata merah darahnya menatap bangunan yang agak jauh didepannya. Lelaki itu langsung berlari kearah bangunan itu.

"Pembantaian dimulai!"

.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc :*

My Boyfriend Is YANDERE??!! [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang