[20] Our First Date

9.3K 733 58
                                    

"ANDRA!!"

Panggilan nyaring itu berhasil menggerakkan kepala Andra untuk mendengak, lalu mengembangkan sunggingan di bibir begitu melihat gadis yang sedari tadi ditunggunya kini tengah melambai-lambaikan tangan sambil berlari disertai raut sumringah tertuju padanya.

Adelina melompat sebagai penuntasan begitu sampai tepat di depan Andra. Memamerkan cengiran khas disertai semburat merah di pipi juga mata berbinar untuk lelaki yang menyambut kedatangannya penuh hangat.

"Udah nunggu lama, ya?"

"Menurut lo lima belas menit itu lama atau enggak?"

Sindiran halus dari Andra justru tidak mempan. Adel malah semakin melebarkan cengirannya seraya berkata, "'Kan lo mau nungguin, jadi gue rasa nggak apa-apa. Hehehe!"

"Terserah lo deh." Andra mendengus menyerah. "Jadi, siap gue anter pulang?" mengganti topik, Andra mengedik kepala tanda menunjuk motor besarnya yang terparkir tepat di belakangnya.

Bisa dilihat raut wajah Adel berubah cemberut. "Kalo Andra yang bawa mah Adel pasrah. 'Kan dengan gitu Adel bisa meluk kayak gini!"

Tanpa diduga Adel akan melompat mendekat dan memeluk Andra dengan cengiran kembali menghiasi wajah lugunya. Kalau saja Andra terlalu mudah terkejut mungkin dia sudah terjungkal bersama Adel.

Ya ampun, gadis ini terlalu polos atau memang agresif? Andra bisa merasakan jantungnya baru saja tersentak kaget di balik dada!

"Elo tuh ya, nggak pernah ngira-ngira kalo mau bertindak!" omel Andra seraya melepas pelukan Adel walau terpaksa. Bisa dilihat bibir gadis itu mengerucut lucu yang malah membuatnya semakin gemas.

"Adel 'kan cuma meluk Andra, bukan cowok lain. Ya nggak apa-apa, dong. 'Kan kita udah pacaran."

"Tapi liat tempat, Adel!" Andra menghentak cepat napasnya. Lalu menarik tangan Adel untuk beranjak. "Yuk, pulang!"

"Tunggu dulu!"

Andra mengurung pergerakannya, meneliti Adel yang tiba-tiba tampak tengah berpikir yang membuatnya mengernyit heran.

"Kenapa?"

"Kita kencan, yuk!"

"HAH?" Andra nyaris mengorek kupingnya sendiri. Dia tidak salah mendengar, bukan, barusan Adel bilang apa?

"Uhh ... itu..." Adel berubah salah tingkah. Wajahnya semakin memerah dengan kaki menendang-nendang seperti anak kecil yang sedang dirundung malu. "Kencan ... akhir pekan ... um ... tapi itu kalo lo mau, sih...."

Melihat tingkah Adel sudah cukup menjelaskan kalau gadis itu sungguh-sungguh mengajaknya meski harus melawan gengsi. Yah, walaupun dia tahu bahwa Adel nyaris tidak memiliki gengsi setitik pun, tapi nyatanya gadis ini selalu saja memberi kejutan tak terduga padanya.

Ya ampun, bolehkah Andra merutuk diri sendiri karena Adel selalu bergerak lebih dulu dibanding dirinya?

"Kalo lo nggak mau juga nggak apa-apa, kok. Gue cuma—"

"Di mana?"

"Eh?"

"Lo mau kencan di mana?"

Mata Adel mengerjap beberapa kali. Apa Andra baru saja memberi lampu hijau padanya?

"Di mana aja ... um ... nanti gue kabarin lagi kalo udah nemu tempatnya."

"Call."

"Eh?"

Andra tidak bisa untuk tidak tersenyum melihat mata polos Adel. Dia mengusak-usak kepala gadisnya dengan gemas. "Lo tinggal kabarin mau ke mana dan kapan, gue bakal kosongin jadwal buat lo."

Two People - Nerd and InnocentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang