[11] Dilemma

9.3K 886 23
                                    

FERRIS mendapat kabar dari Selly bahwa Adel kembali kambuh. Itulah mengapa ia memilih keluar dari rumah sakit lebih cepat dan segera menuju sekolah adiknya demi melihat kondisinya. Karena terlalu khawatir, Ferris hampir lupa akan apa saja yang baru didapatnya pagi tadi hingga kini terkejut melihat Adel ternyata sedang bersama orang yang sama.

Abiandra Janitra, lelaki yang sudah ia dapat identitasnya berkat kecurigaannya setelah mendengar cerita Adel kemarin. Abiandra pernah dirawat di rumah sakit tempatnya bekerja di tahun lalu akibat kasus pertarungan dengan seseorang yang mengakibatkan luka teramat parah di sekujur tubuhnya. Saat itu Ferris yang tengah melakukan shift malam sebagai Dokter Umum merupakan orang pertama yang menangani lelaki itu sebelum kemudian menganjurkannya ke dokter spesialis.

Sesuai data yang dia dapat pula, Abiandra merupakan murid kelas Sebelas dari SMA Wijaya yang terletak di seberang selatan kota ini, di mana rumah sakit tempat Ferris bekerja memang dekat dengan perbatasan. Dan Adel pernah bercerita bahwa Abiandra merupakan murid pindahan dari sana.

Ferris tidak pernah menyangka bahwa adiknya akan menyukai orang yang sama. Lelaki yang sejak awal dia anggap sebagai berandalan berbahaya, kini justru kembali muncul dan memengaruhi adiknya.

“Adel, tunggu di dalam mobil, ya. Ada yang mau Kakak omongin sama teman kamu.” Ferris bersuara sambil membuka kunci otomatis mobilnya, menuntun Adel masuk ke kursi depan perlahan.

Adel hanya bisa melirik lelaki yang mengawasi dirinya di kejauhan. Masih diingat bagaimana Andra memanggil kakaknya dengan sebutan dokter. Membuatnya bertanya-tanya apakah Andra sudah pernah bertemu dengan Ferris sebelum ini.

Setelah menutup kembali pintu mobilnya, Ferris segera berbalik menghampiri Andra yang sudah menjaga jarak. Lelaki itu berdiri di dekat koridor sekolah yang sudah sepi mengingat waktu sudah menunjuk pukul 5 sore.

Andra bisa merasakan adanya aura mengintimidasi berasal dari Ferris yang sudah berdiri di hadapannya. Kakak dari Adel itu bahkan menelisik penampilannya dari atas hingga bawah menggunakan mata tajamnya. Mengantarkannya pada ingatan di mana pria itu pernah melakukan hal yang sama dulu.

“Berantem lagi?” adalah kalimat pertama yang keluar dari mulut Ferris. “Siapa lagi korban lo kali ini?” Ferris bertanya lagi, penuh sarkas hingga membuat lelaki di hadapannya itu semakin menutup rapat mulutnya. “Jangan-jangan, Adel kambuh karena ngeliat lo yang barbar ini? Iya?”

“Maaf,” hanya itu yang sanggup keluar dari mulut Andra.

“Ya, lo emang salah dan perlu meminta maaf.” Ferris menyindir. “Sepertinya perlu gue tegasin sekali lagi kalau Adel itu adek gue, dan sayangnya adek gue suka sama lo. Tapi gue nggak suka cowok kayak lo, Abiandra. Tabiat lo yang ternyata belum berubah justru bakal gue tentang soal hubungan kalian berdua kalau lo berani suka sama Adel.”

Seperti ada yang meninju kerongkongan Andra mendengar kalimat telak dari Ferris. Batinnya bergolak menyesakkan dadanya berkat peringatan yang dijatuhkan oleh Ferris.

“Lo adalah orang yang berbahaya buat adek gue, dan lo pasti tau itu.”

Ferris berbalik badan dan langsung meninggalkannya tanpa basa-basi lagi. Masuk ke dalam mobil lalu melajukannya, membawa Adel keluar dari sekolah.

Untuk kesekian kalinya, Andra bagai ditampar oleh rentetan kalimat Ferris barusan, memenuhi otak layaknya doktrin yang membuat kepalan tangan itu terjadi. Ferris sudah menunjukkan bahwa ia tidak menerima kehadiran Andra. Tersirat sudah bahwa kakak dari Adel menyuruhnya untuk mundur saat ini juga.

Two People - Nerd and InnocentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang