Chapter 17

89 4 0
                                    

Even my dirtiness became clean,
when I was with you.
But you’re not here anymore,
and now I question the purpose of my life.
Because without you, I have nothing..

It feels like we’re stopped in eternity,
Your hands can’t reach my spreading tears,
Please rain on my coldly frozen heart,
so I can breathe.
Please wake me from this nightmare..

Aku bermimpi tentangnya, dia datang kepadaku dengan senyum merekahnya lalu memelukku. Hangat. Aku bertanya siapa namanya dan berapa umurnya, tapi ia hanya tersenyum. Memamerkan sederet gigi yang bersih, dan berkata padaku bahwa aku akan mengetahuinya nanti. Lalu ia memelukku lagi.

Tapi, kemudian sesuatu terjadi. Dia memang memelukku, tapi kami dikelilingi oleh kabut gelap dengan halilintarnya yang menyala-nyala membakar disetiap benda disekitar kami, aku masih memeluknya, aku ketakutan. Tapi, ia hanya memelukku dan berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja, dan ia memanggil namaku. Aku menoleh untuk melihat wajahnya, tapi yang terjadi adalah..

Aku terbangun dari tidurku dengan peluh yang membasahi rambut dan tubuhku, nafasku yang tidak beraturan dan sekelilingku gelap. Aku menghidupkan lampu di nakas, tapi tidak menyala. Kemudian aku mencari-cari keberadaan ponselku, tapi aku tidak menemukannya.

God Damn it! Ini pasti mati lampu!

Aku melihat kilatan yang besar memenuhi langit dari balik jendelaku, lalu mendengar halilintar yang suaranya begitu menggelegar memenuhi seluruh kamarku. Aku ketakutan. Aku hanya bisa meringkuk di kasurku, aku ingin memanggil Mamaku namun kuurungkan niat itu.

Dan tiba-tiba lampu kembali menyala, aku melihat sekeliling dan aku menemukan keberadaan ponselku, aku membukanya dan melihat jam yang tertera disana. Sekarang masih pukul tiga dini hari, dan pagi masih lama sekali.

Aku bangkit dari kasurku, berjalan kearah pintu dan kulihat kilatan juga kudengar suara halilintar lagi yang dahsyat, aku berjongkok di depan pintu kamarku dan aku menutup telinga juga memejamkan mata. Aku benar-benar ketakutan. Lalu, seseorang menarik tanganku dan membawaku ke lantai bawah.

"Kau tidak apa-apa Ann?"

"Pa.. Aku takut!"

"Tidak apa, jangan takut.. Aku disini bersamamu."


Aku masuk ke kamar mereka, masuk kedalam selimutnya dan ikut terlelap disana sementara Mama mengusap-usap kepalaku lembut sambil menyanyikan lagu pengantar tidur. Bagaimana aku akan pindah atau menginap di Apartment kalau disini begitu nyaman?

Ahh, aku menyayangi kedua orang ini.. Mereka membuatku nyaman, sama sepertinya.

Siapa? Orang yang itu? Atau yang itu?

Hmm, mereka berdua membuatku nyaman, kurasa.

****

Aku terbangun di pagi hari saat mencium aroma dari dapur, aku berjalan kesana dan mendapati Mama sedang membuat sarapan untuk kami.

"Morning darl, sleep well?" Lalu tersenyum.

"Yeah Ma, very!" Dan aku membalas senyumannya.

Kami sarapan bertiga, kali ini Mama memasak omelette with ham, sausages, scrambled egg, juga beberapa gelas susu. Kemudian Papa berangkat, dan Mama mengantarnya sampai halaman, menunggu mobilnya menghilang lalu masuk kedalam.

Angela - It's Always Been YouWhere stories live. Discover now