19 ● Suruhan dan Pertengkaran

1.7K 73 7
                                    

***

"Nanti pulang sekolah, lo abisin aja dia." Ujar seseorang itu tegas, ia memerintahkan beberapa suruhannya untuk memukuli seseorang.

"Siap." Jawab mereka serentak.

Cowok itu menatap kedua suruhannya dengan tajam, "Jangan sampe ketauan, kalau lo berdua ngebocorin semuanya, abis lo sama gue, ngerti!" Tutur orang itu penuh ancaman.

"Serahin aja tugasnya sama kita, tenang bakalan aman." Salah satu orang itu menjawab, ia mengangkat kedua alisnya secara bersamaan.

Terukir senyuman licik yang ditampilkan seseorang itu. Orang itu adalah Jeffrian Tirtiantoro. Jeff menyuruh dua orang teman sekolahnya yang terkenal brutal itu untuk menghajar Geral.

"Lo berdua cepetan pergi!" Suruh Jeff pada mereka.

Petra dan Chiko langsung pergi meninggalkan Jeff sendirian di taman belakang sekolah.

"Gue nggak bisa biarin lo dapetin Tasya gitu aja. Lo harus di kasih pelajaran." Ujarnya dengan tangan yang mengepal, "Manusia teranjing lo!" Sambungnya yang tiba-tiba emosi.

Lalu Jeff berjalan kembali ke kelasnya, dia tak mau orang lain melihatnya di taman belakang sekolah.

✨👑✨

Tasya berjalan melewati koridor sekolahnya, ia menelusuri kelas-kelas untuk menuju ruangan OSIS. Kini sahabatnya sedang berada di toilet, maka dari itu Tasya berjalan sendirian.

Kali ini, feeling gadis itu sangat tidak enak. Pikirannya tak beraturan, ia terus saja gelisah, entah apa yang membuatnya seperti itu.

"Kenapa gue gelisah gini, sih?" Tanya Tasya pada diri sendiri, "Apa yang bakalan terjadi nanti?" Ujarnya lagi.

Ia membuang pikiran buruknya itu. Tasya melangkahkan kakinya kembali untuk ke ruang OSIS.

Ketika ia sedang asik berjalan, ada seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang. Tasya terkejut dan menoleh ke belakang, di dapati Irene sedang mengerenyit menatap Tasya heran disana.

"Kaget gue anjir," Celoteh Tasya yang menatap Irene dengan tatapan horror.

"Yaelah kaya di tepok sama Bu Anggi aja lo, sampai segitunya." Jawab Irene ngelantur.

Tasya mengerecutkan bibirnya, "Gue nggak pernah ya di tepok sama Bu Anggi, lagian selama gue sekolah di Garuda Pelita gue ngga pernah buat masalah, Alhamdulillah sih." Jelas Tasya panjang lebar yang hanya di sambut anggukan meledek dari Irene.

"Iya deh iya, gue tau lo anak baik-baik." Jawab Irene dengan sedikit candaan.

Tasya hanya membalasnya dengan cekikikan pelan.

"Jalannya cepetan yuk, anak-anak takut pada nungguin," ujar Tasya yang di balas Irene anggukan setuju.

Mereka berdua pun berjalan cepat.

✨👑✨

Geral menunggu Tasya di depan gerbang sekolah, ia terduduk di atas motor bersarnya itu. Sesekali ia memainkan ponselnya untuk sekedar melihat jam.

"Nunggu doi rapat OSIS aja begini banget, apalagi nunggu kepastian dari doi," Tutur Geral yang mulai terbawa perasaannya.

Ketiga sahabatnya sudah pulang sedari tadi, sekolah pun sudah sepi. Karena bel pulang sekolah sudah berbunyi dari 30 menit yang lalu. Dan di pastikan bahwa Geral menunggu Tasya sudah 30 menit. Lama sekali, bukan.

Geral menggigit bibir bawahnya, menghentak-hentakkan kakinya ke aspal dan jari-jarinya mengetuk-ngetuk helmnya.

Tiba-tiba tubuh Geral terhuyung dan jatuh ke aspal. Ia menoleh ke belakang dan di dapatinya dua orang akan menghajarnya. Dan ia sangat mengenali orang itu, ia adalah Petra dan Chiko seniornya yang kini sudah menginjak kelas 11, tepatnya 11 IPS-2.

My Junior BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang