08 ● Sakit

2K 81 0
                                    

***

Usai membersihkan tubuh, Tasya keluar dari kamar mandi dengan handuk yang masih bertengger di atas kepalanya. Kepalanya terasa pening, belum lagi hidungnya agak mampet. Mungkin, karena kehujanan tadi.

Gadis itu merebahkan tubuhnya di kasur dengan sesekali merenggangkan anggota tubuhnya, lalu Tasya beralih menjadi duduk dan bersender di tempat tidurnya.

Ketika Tasya sedang menyenderkan tubuhnya, tiba-tiba pikirannya melayang ke satu sosok, yaitu Jeff. Entah mengapa otak Tasya selalu memikirkan cowok itu. Semenjak Jeff mengungkapkan isi hatinya pada Tasya, gadis itu di buat tak bisa melupakan semua tentang Jeff.

Tasya menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir, "Ih, udah dong mikirin Jeff nya!" ucapnya kesal.

Drtt... drtt... drtt...

Terdengar ponsel Tasya bergetar di atas nakas, ia mengambil ponselnya itu dan di lihat ada satu panggilan dari nomor tak di kenal menelponnya. Dengan cepat, Tasya mendial telpon itu dengan menekan tombol hijau di sana.

"Halo, sya?" Ucap suara yang berada di sebrang sana, Tasya sangat mengenali suara itu.

Tasya mengerenyit sebentar, "Iya, halo? Maaf, ini siapa ya?" Tanya Tasya memastikan orang itu apakah tebakannya benar atau tidak.

"Ini gue Jeffrian Tirtiantoro," Jawab Jeff dengan menyebutkan nama lengkapnya itu.

Tasya mengembangkan senyumnya dan kalian tau kini Tasya panas dingin. 'Tau dari mana Jeff nomer gue?' Tanya Batin Tasya.

"Loh kok diem sih? Pasti lo bingung ya, gue dapet dari mana nomor lo itu? Iya, kan?" Ujar Jeff yang membuat Tasya terbelalak.

"Huh? Kok lo tau, sih?" Tasya kaget.

"Ya tau lah, gue kan bisa tau isi hati lo haha." Ujar Jeff sambil tertawa kecil di sebrang sana.

Tasya terlihat salah tingkah yang mungkin bisa di tebak oleh Jeff, "Bisa aja lo." Jawabnya.

"Btw, suara lo kok agak bindeng sih? Lo sakit? Atau pendengaran gue aja yang salah."

Tasya bingung harus menjawab apa, pasalnya memang benar hidungnya tersumbat yang membuat suaranya jadi berubah. Gadis itu tak mau mengakuinya pada Jeff, ia takut Jeff menjadi tak enak hati dengan Tasya, "Um,.. gue ga-papa kok, pendengaran lo yang salah kali." Ujar Tasya yang sebenarnya bohong.

"Oh gitu, bagus deh. Jangan lupa, save nomer gue ya, and see you, Sya."

"Oke, see you too, Jeff."

Tak lama, Jeff memutuskan telponnya. Tasya kembali meletakkan ponselnya itu di atas nakas. Senyum itu kembali terukir di bibir Tasya. Ya, Tasya hari ini sangat senang.

✨👑✨

Pagi yang cerah, Tasya terbangun dari tidurnya. Matahari pagi menyinari seisi kamarnya melalui celah jendela. Ia bangkit dari posisi tidurnya menjadi duduk. Dan Tasya merasa kondisi tubuhnya tidak stabil, bisa di bilang Tasya tidak enak badan.

Revalina masuk ke kamar anak perempuannya itu, dan di lihat Tasya masih termenung yang terduduk di bibir kasur.

"Sya, kamu gak sekolah?" Tanya Revalina yang berjalan ke arah putrinya.

Tasya terlihat lesu dan lemas, "Um,.. iya Ma, Tasya baru mau mandi." Ujarnya dengan suara bindeng dan serak.

Revalina terkejut, ia pun duduk di samping Tasya lalu memegang kening Tasya perlahan, "Badan kamu panas." Ucap Revalina terdengar khawatir.

My Junior BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang