Duapuluhlima END (CVA's Story)

288 15 1
                                    

"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Dan, jangan terlalu membenci sebuah perpisahan, karena disitu dirimu bisa mengambil hikmahnya."
- Dari Cindai Untuk Para Sahabat

****

Cindai sudah berpacking pagi ini. Nanti sore, dirinya akan terbang menuju Korea. Cindai mendapatkan beasiswa di Korea, dan Cindai tak mau hilangkan kesempatan berharganya ini, jadi dirinya setuju untuk kuliah di Korea dan meninggalkan Indonesia dalam jangka waktu yang lama atau mungkin selamanya.

Cio dan Cindy berdiri diambang pintu kamar Cindai. Cio memasang wajah datarnya namun didalam hatinya sedih dam Cindai yang sudah menangis melihat kakaknya akan pergi menetap ke Korea sore hari nanti.

Cindai melihat Cio dan Cindy didepan kamarnya pun langsung menarik mereka berdua kedalam kamarnya, Cindy langsung memeluk Cindai yang disusul oleh Cio. Mereka berdua berpelukan, Cindai dan Cindy menangis sedangkan Cio tidak, karena laki-laki itu jarang menangis dan kalau menangis tidak keren kata Cio.

Mereka melepaskan pelukannya, Cindai menatap adik-adik kembarnya yang dulunya nakal sekarang sudah tumbuh dewasa. Cindai tak bisa melihat mereka bertumbuh lebih dewasa, tak bisa melihat Cindy membawa pacarnya suatu saat nanti, dan tak bisa melihat Cio membawa pacarnya juga suatu saat nanti. Takkan ada suara bising yang diciptakan Cio untuk dirinya bangun dari mimpi, takkan ada suara cempreng Cindy yang ngambek kalau ayam goreng bagian dada-nya dimakan oleh Cio atau Cindai. Cindai akan merindukan mereka pastinya.

"Kenapa kakak pergi sih? Ke Korea pula, jauh banget," rengek Cindy seraya menghapus airmatanya.

"Makanya sekolah yang bener, nanti nyusul kakak kesana," ucap Cindai mengusap-ucap rambut Cindy. "Lo juga, Yo. Belajar yang bener, itu mukanya kondisikan." lanjutnya pada Cio.

"Ogah. Nanti Mama Papa siapa yang jagain?" ucap Cio yang datar.

"Yaudah, bang Cio jangan merantau ya! Jagain Mama Papa, nanti Cindy nyusul kak Cindai ke Korea biar bisa ketemu Oppa!" kata Cindy yang sontak membuat Cio menoleh.

"Cindy disini aja, temenin abang."

"Gak mau."

"Cindy"

"Iya, abang."

Cindai hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku adik-adik kesayangannya ini, semakin tak tega rasanya meninggalkan mereka, ingin dikarungkin dan dibawa ke Korea.

"Kak, ada temen-temennya tuh." ucap Aini yang berada diambang pintu.

Cindai langsung keluar dari kamarnya dan turun kebawah. Ada Rehan, Bima, Mela, Nabila dan Destya. Tidak ada Bagas? Hati kecilnya kecewa melihat Bagas tak ada dihari terakhirnya di Indonesia.

"Ayo Cin, kita pergi ke mall. Nonton, main game, shopping, ayo! Inikan hari terakhir lo," ajak Mela seraya menggenggam tangan Cindai.

"Ikuutttt.." teriak Cindy dari tangga sementara Cio menaikan tangannya yang mengartikan bahwa dirinya juga akan ikut.

"Yuk," Bima mengajaknya dengan sangat lembut, Cindai mengangguk setuju.

Setelah berpamitan dengan Mama Cindai, mereka pun pergi menggunakan mobil milik Rehan, muat kok kalau diisi 7 orang. Rehan dan Cindy didepan, sedangkan Mela, Nabila, Destya dan Cindai duduk dibelakangnya, badan mereka kecil jadinya muat, sedangkan Cio dan Bima dikursi paling belakang, muat kan?

FRIENDZONE [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang