Enam (CVA's Story)

250 18 0
                                    

"Ada saatnya, orang yang sabar menanti akan lelah dan berubah menjadi masabodo karena yang dinantinya tak pernah menyadari semuanya."

****

Cindai memasuki kelas dengan wajah yang kusut, teman-temannya langsung menyerbu Cindai dengan banyaknya pertanyaan yang mereka lontarkan pada Cindai.

Cindai hanya diam. Sekarang ia malas menjawab pertanyaan soal kemana ia pergi, sekarang yang ingin Cindai lakukan hanyalah 'diam'. Hatinya menangis, airmatanya sudah kering, mungkin matanya sudah lelah kalau harus terus menangisi orang yang tak pernah menoleh padanya.

Bel masuk sudah berbunyi, saat mendengar bel Cindai langsung berlari meninggalkan para teman-temannya, ia hanya ingin dirinya tenang karena kejadian tadi. Disaat Destya hendak mengejar Cindai, tangan Nabila langsung menahan tangan Destya.

"Dia gak apa-apa. Biarin dia sendiri. Lagi pula sekarang kelas gue free. Kita temuin Cindai nanti ya." ucap Mela menenangkan hati Destya.

Kembali lagi dirooftop gedung Bahasa. Cindai bisa mengeluarkan airmatanya dan juga isakannya. Cindai lelah, ingin berhenti, tapi semuanya sia-sia karena Cindai yang terlalu sayang.

7 tahun mencintai seorang sahabat, dan melihat orang yang dicintainya mencintai orang lain berkali-kali, rasanya sakit dan melelahkan. Namun yang Cindai bisa lakukan saat ini hanyalah menunggu sebuah keajaiban terjadi.

Tapi, ini soal hatinya. Cindai ingin menunggu lebih lama, namun hatinya berkata lelah.

Mulai hari ini, Cindai bertekad untuk bisa melupakan perasaannya pada Bagas tanpa merusak persahabatan yang sudah lama terjalin. Cindai tak mau melihat hatinya kembali terluka karena Bagas, apalagi Bagas tengah melakukan pendekatan dengan Agnes yang pastinya nanti kalau mereka jadian hatinya akan sakit.

"Cindai.." panggil Mela.

Cindai menoleh, "Bantu gue buat moveon dari Bagas."

"Kita disini buat bantu lo dalam keadaan apapun, Cin. Dan dalam hal ini juga kita akan bantu lo." ucap Nabila lembut seraya memeluk Cindai dari samping.

"Karena dari awal ini yang kita pengen. Lo ada niatan moveon dari Bagas. Kita gak mau ngeliat lo terus-terusan berjuang buat orang yang bahkan gak pernah noleh sama perasaan lo." timpal Destya menggenggam tangan Cindai.

"Jadilah Cindai yang kuat."

Cindai tersenyum manis dan memeluk mereka bertiga. Rasanya senang melihat mereka selalu membantu Cindai dalam hal apapun, dan mereka juga senang karena Cindai mau moveon dari Bagas. Walaupun itu sulit dijalani, tapi mereka yakin kalau Cindai bisa menjalani itu semua. Karena mereka tau, Cindai adalah perempuan yang tegar.

Suara pluit membuat mereka melepaskan pelukan, ternyata guru BK ada dirooftop karena sedang berpatroli. Cindai, Mela, Nabila, dan Destya menghela nafas mereka karena pasti guru BK yang galak ini akan menghukum mereka dilapangan.

"Bolos ya kalian hm?! Pake berpelukan segala, dipikir Teletubies berpelukan hah?!" omel Pak Guntur--guru BK yang galak namun wajahnya sangat tampan.

"Saya mah free Pak. Gak tau kalo mereka berdua mah." jelas Mela lalu menunjuk Nabila dan Destya.

Mereka berdua cengengesan.

FRIENDZONE [Complete]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt