27

4.1K 167 21
                                    

Arisa keluar dari dalam bilik wc, berkaca untuk menata wajah dan penampilannya sebentar, kemudian berjalan keluar kamar mandi. Baru saja ia berbelok setelah melewati pintu kamar mandi, matanya membulat sempurna membuat keningnya berkerut.

"Arisa.."

Arisa memundurkan langkahnya sedikit demi sedikit.

Arisa mengambil ponselnya yang semula berada diatas meja dan langsung pergi menuju arah yang berlawanan dengan gerumbulan pria tersebut tanpa mengucapkan apa-apa pada sahabat-sahabatnya membuat ketiganya keheranan dan sedikit panik dengan sikap Arisa.

Kevin mengarahkan pandangannya ke asal suara teriakan-teriakan yang menyebut nama 'Arisa'. Disana, ia melihat Dean, Lisi, dan Keila sedang meneriaki seseorang dengan nama 'Arisa'. Kevin ingat betul wajah teman-teman Arisa, dan instingnya pasti tidak salah, mereka memang sedang memanggil Arisa, Arisanya.

Dengan cepat Kevin mengedarkan pandangannya, disana, ia mendapati seorang gadis yang berjalan cepat dengan menenteng ponselnya tanpa menghiraukan panggilan teman-temannya.

Tanpa banyak waktu, Kevin berlari mengikuti Arisa. Lalu kemudian ia berhenti karna mengetahui Arisa masuk kedalam toilet wanita. Kevin memutuskan untuk menunggu dan bersandar di dinding dekat pintu kamar mandi.

Sembari menunggu Arisa keluar, pikirannya terus berkecamuk. Sekarangkah waktunya ia harus menemui Arisa dan menjelaskan semuanya pada Arisa? Bagaimana jika Arisa masih sangat membencinya? Bagaimana jika Arisa tidak mau mendengarkan penjelasannya? Bagaimana jika nanti Arisa memakinya dan menamparnya? Tapi ia sudah sampai disini, mau sampai kapan menjadi seorang pengecut?

Ketika Kevin masih beradu dengan pikirannya, gadis yang ditunggu-tunggu pun akhirnya muncul. Arisa membulatkan matanya karna terkejut.

"Arisa.."

Kevin menyadari Arisa yang berjalan perlahan menjauhinya, matanya menatap sendu pada Arisa. Ia benar-benar merindukan gadisnya. Kevin menelan salivanya, mencoba tersenyum walaupun sudah jelas bahwa senyuman itu tidak akan terlihat.

Beberapa saat mereka terdiam seperti itu, "aku merindukanmu," ucap Kevin.

Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir Arisa. Kevin memajukan langkahnya sedikit, ia benar-benar berusaha keras untuk tersenyum, dan saat senyum itu terlihat, sangat tipis dan samar, "sangat."

Arisa semakin memundurkan langkahnya ketika Kevin mendekat. "Jangan mendekat, tolong."

"Maaf."

Arisa masih terdiam ditempatnya.

"Aku sungguh minta maaf. Tolong maafkan aku, Arisa."

Kevin mengacak rambutnya frustasi, "kita perlu bicara, Arisa."

Arisa terdiam sebentar, kemudian ia menggelengkan kepalanya, "semuanya sudah selesai."

Kevin menggeleng kuat, "belum, Arisa. Belum, sebelum kamu mau memaafkan aku," ucapnya.

Arisa menarik salah satu sudut bibirnya, "aku sudah maafin mas Kevin."

"Sungguh?"

Arisa mengangguk. Kemudian ia membalikkan badannya hendak meninggalkan Kevin, namun tangannya di cekal oleh Kevin, membuatnya kembali menghadap Kevin. Tangannya sedikit menyentak cekalan Kevin membuat Kevin menarik tangannya.

I Feel, I'm In LoveOn viuen les histories. Descobreix ara