14

5.6K 224 1
                                    

"Jadi aku diusir nih? Huh?" ucap Kevin dengan mencondongkan badannya tiba-tiba, yang membuat wajahnya makin dekat dengan Arisa.

"E-euh.. Ehm.. Mas Kevin ma-mau ngapain?" tanya Arisa terbata-bata.

Ya Tuhan! Ini kenapa deket banget?!

"Aku mau kamu."

APA???!!!

"Ma-maksudnya?" tanya Arisa gemetar, seluruh tubuhnya ikut menegang memikirkan sesuatu yang tidak-tidak akan terjadi, mengingat diruangan ini hanya ada mereka berdua.

Kevin menarik ujung bibirnya. Ia mendekatkan wajahnya pada Arisa, sedikit memiringkan kepalanya dan terus mendekat. Hembusan nafasnya semakin terasa dan menerka wajah Arisa. Tangan kanan Kevin mulai menyentuh dan menarik dagu Arisa mendekat dengan wajahnya. Semakin dekat. Entah mengapa Arisa mulai menutup matanya perlahan saat mereka sudah sangat dekat.

"Kita lanjutkan setelah kamu sembuh ya," Kevin tertawa lalu melepaskan tangannya dari dagu Arisa. Kemudian Kevin pun mengacak-acak rambut Arisa.

Sontak Arisa pun membuka kedua matanya. Pipinya mulai memanas. Malu, pasti. Marah, jelas.

"Ih nyebelin! Dasar! Hih..." teriak Arisa sambil melepar bantal pada Kevin, namun malah ditangkap mulus oleh Kevin.

"Aku lihat pipimu memerah.." ucap Kevin dari samping bantal yang baru ia tangkap tadi disertai dengan tertawa.

Arisa membelalakan matanya, pipinya terasa makin memanas setelah Kevin mengatakan hal tersebut. Dengan cepat Arisa menutupi kedua pipinya dengan tangannya.

"Nggak perlu ditutupi, kamu makin imut kok kalo lagi blushing gitu," ucap Kevin seraya menaik-turunkan alisnya.

"Ah... Nyebelin! Pergi sana! Nggak usah kesini lagi! Pergi! Mas Kevin disini cuma bikin aku emosi mulu!" teriak Arisa masih dengan menutupi pipinya dengan kedua tangannya.

"Arisaaa.."

Terdengar suara seseorang meneriakkan namanya.

Arisa melihat sahabat-sahabatnya berlarian menuju arahnya, entah kapan datangnya mereka Arisa juga tidak menyadarinya. Setibanya disamping ranjang Arisa, sahabat-sahabatnya pun langsung memeluk Arisa erat sekali.

"Uhh Arisaaa.." ucap sahabat-sahabatnya bersamaan masih terus memeluk Arisa.

"Eh lu pada, lepasin gak?! Sesek nafas nih," ucap Arisa. Sahabat-sahabatnya pun langsung melepas pelukannya.

"Haha iya deh, sorry. Habisnya kita khawatir banget sama kamu," jawab Widya, "by the way, gimana ceritanya sih kok bisa sampe kaya gini?" lanjutnya.

"Hmm.. Well.. Ngantuk, nggak konsen, nabrak tong sampah, pingsan, dan berakhir disini," jawab Arisa malas. Ia enggan menceritakan kejadian nahas itu.

"Oh..." jawab singkat mereka bersamaan.

"By the way, masih inget Dean kan?" tanya Widya.

"Lo pikir gue amnesia," jawab Arisa menggunakan lo-gue yang biasa ia pakai ketika bercanda dengan sahabat-sahabatnya, "kenapa emang?"

"Kemarin, lapangan basket jadi rame banget. Dean ditembak sama Kamila pas Dean lagi istirahat abis latian basket," ucap Keila menerangkan.

Arisa hanya ber-oh ria mendengar penjelasan Keila, "Kamila siapa?"

"Astaga Arisa! Jadi selama ini kamu nggak kenal sama yang namanya Kamila?" sentak Widya sembari menangkup kedua pipinya.

I Feel, I'm In LoveDove le storie prendono vita. Scoprilo ora