18

5.6K 203 8
                                    

Enam bulan kemudian.

"Sayang! Barang-barang kamu udah siap belum?!" teriak mama Arisa dari depan meja makan, membantu mbok menata lauk pauk dan peralatan makan lainnya.

"Iya ini lagi Arisa cek satu-satu.." balas Arisa berteriak juga karena jarak yang cukup jauh dari tempat mamanya berada sekarang.

Setelah mengecek semua barangnya sudah siap dan lengkap, Arisa segera melangkah menuju meja makan untuk bergabung bersama mama-papanya dan juga Rio.

Keluarga Arisa pun memakan makanannya dibarengi dengan perbincangan-perbincangan ringan seperti biasanya.

"Arisa.. Kamu sudah mantab berangkat sekarang?" tanya papa Arisa.

"Iya, pa. Aku butuh waktu luang beberapa hari untuk bersih-bersih disana, dan juga mau kasih surprise buat mas Kevin, pa."

"Baiklah kalau begitu," jawab papanya singkat.

Flashback 

Arisa terpaksa membuka matanya akibat cahaya matahari yang sangat mengganggunya itu menerobos melalui selambu jendela kamarnya.

"Ughh.." Arisa merasakan nyeri pada kepala dan juga perih di mata.

Pusing. Mata yang perih. Dan perut yang sudah meronta meminta untuk diisi.

Jam berapa ini? Arisa pun mendongak untuk melihat ke arah jam dinding, "ah.. Jam sebelas ternyata."

Arisa pun bangun dan segera beranjak dari tempat tidur menuju lemari, mencari beberapa pakaian dan masuk ke kamar mandi segera setelahnya.

Setelah selesai membersihkan diri, Arisa pun tak menunda waktu lagi untuk menyumpal cacing-cacing diperutnya yang sudah berteriak sejak tadi meminta sesuap nasi.

Ada cukup makanan untuk Arisa diatas meja makan. Arisa memakannya dengan ganas sampai dengan piring ke dua.

"Non Arisa.."

Arisa menengok kearah dimana asal suara tersebut, "ah! Ya, kenapa mbok?"

"Saya minta maaf sebelumnya, non. Tapi kalau boleh tau, non Arisa kenapa nggak keluar dari kamar tiga hari ini? Saya khawatir non," tanya mbok Jem.

Tiga hari? Lama sekali, Pikir Arisa.

"Tiga hari?" tanya Arisa bingung.

"Iya, non. Tiga hari. Ibu dan den Rio khawatir sekali karna non Arisa nggak keluar-keluar dari kamar, nggak makan juga. Ibu, den Rio, dan mbok pun selalu mengetuk pintu kamar non Arisa tapi tetap saja non Arisa nggak mau buka pintunya. Saya juga khawatir, non. Tadi setelah saya lihat non Arisa datang dan makan sampai dua piring, saya seneng, alhamdulillah non Arisa nggak kenapa-kenapa," cerita mbok Jem panjang lebar.

Arisa tersenyum menanggapi cerita panjangnya mbok Jem, "mama, papa, Rio kemana, mbok?"

"Den Rio tadi keluar setelah dijemput temannya, tapi saya nggak tau pergi kemana, non."

I Feel, I'm In LoveWhere stories live. Discover now