25

5K 185 11
                                    

Kevin mengendarai mobilnya untuk menuju rumah sahabatnya, Arga. Ia ingin menceritakan langsung pada Arga setelah kemarin secara tidak sengaja melihat Arisa yang sedang berdiri disebuah halte. Hari ini mereka sedang libur, karna tidak bisa menemui Arga dikantor, ia memutuskan untuk kerumahnya.

Sesampainya dirumah Arga, ia langsung diajak masuk dan duduk diruang keluarga.

"Kemana keluarga lo? Tumben weekend gini gue nggak liat nyokap-bokap lo," tanya Kevin membuka percakapan.

"Tuan dan nyonya besar lagi diluar kota, datengin nikahan anaknya sahabat mereka," jawab Arga, "lo juga, tumben, dateng kerumah gue. Ada apaan?"

"Kemarin... Gue liat Arisa dihalte," ucap Kevin.

"Serius lo?! Terus lo gimana?"

"Assalamualaikum!" teriak seseorang dari arah ruang tamu.

Kevin dan Arga menoleh kearah ruang tamu. Seseorang tersebut berjalan masuk karna pintu rumah sudah terbuka sejak tadi.

Orang tersebut berjalan dengan santainya, kedua tangannya dimasukan kedalam saku celana.

Arga yang menyadari siapa sosok tersebut langsung berdiri, "Waalaikumsalam. Ngapain lo kesini?"

Orang tersebut tersenyum, "gue cuma pengen main aja.. Gantian lah, gue yang main kerumah lo, masa lo terus yang main ke apartemen gue. Mana mama-papa lo?"

"Mereka lagi diluar kota," jawab Arga.

Kevin memandangi dua orang yang sedang bercakap-cakap tersebut, sampai ia melihat orang tersebut juga melihat kearahnya sekilas. Arga memperkenalkan Kevin pada orang tersebut. Kevin pun berdiri.

"Kevin, kenalin, ini Renan, sepupu gue," ucap Arga.

Kevin mengulurkan tangannya.

"Renan, ini Kevin, dia temen gue sekaligus bos gue," ucap Arga lagi.

Renan menjabat uluran tangan Kevin.

"Ren, lo kekamar gue dulu aja deh, ada hal penting yang harus gue bahas sama Kevin," ucap Arga menginterupsi.

"Oke," jawab Renan lalu pergi menuju tangga didekat sofa ruang keluarga.

"Terus lo gimana sama Arisa?" tanya Arga pada Kevin saat keduanya kembali duduk.

Renan segera menghentikan langkahnya saat ia baru saja mengambil beberapa langkah. Ia menghentikan langkahnya karna mendengar nama Arisa disebut dalam percakapan mereka. Renan memiringkan kepalanya, apakah mereka sedang membicarakan Arisa miliknya?

Namun dengan segera, Renan melanjutkan langkahnya menaiki tangga menuju kamar Arga. Ia tak mau ambil pusing dengan itu, bisa saja mereka membicarakan Arisa yang lain, karna nama Arisa tidak hanya dimiliki oleh satu Arisa.

Bicara tentang Arisa, Renan jadi rindu dengan kekasihnya tersebut. Dengan masih berjalan menaiki tangga, Renan mengeluarkan poselnya dari saku dan menelpon Arisa.

Pada sambungan yang tak terhitung, akhirnya suara yang dirindukan Renan menyaut juga.

"Haalloo?" tanya Arisa diseberang sana, suaranya terdengar lemah dan serak.

Renan tertawa, Arisa-nya tersebut pasti baru saja bangun tidur, "baru bangun?"

Mendengar suara dan pertanyaan Renan membuat Arisa melek dan sadar sepenuhnya, "ng-nggak! Ini lagi masak buat makan siang.." sanggahnya.

Renan tertawa lagi. Bila dipikir kembali, sejak kehadiran Arisa, Renan lebih sering tertawa.

Inikah yang namanya cinta? Tapi, apakah ia sudah yakin bahwa ia mencintai Arisa? Karna sebelumnya, ia menginginkan Arisa dan ingin segera melamarnya karna satu hal, Arisa adalah wanita kedua yang benar-benar membuat hatinya bergetar hebat. Dulu, dulu sekali, pernah ada wanita yang membuat hatinya seperti itu, namun wanita tersebut pergi dengan laki-laki lain karna merasa lelah menunggu Renan yang tidak segera memberikan balasan pada perasaan wanita tersebut padahal Renan mempunyai perasaan yang sama seperti sang wanita, namun ia terlalu pengecut untuk mengakuinya hingga ia kehilangan.

I Feel, I'm In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang