Bagian 14: Flashback 1

2.6K 288 87
                                    

Ini part flashback tentang irene ya. Yg gk suka skip aja hwhw

Ini terjadi beberapa tahun lalu. Sebelum roda waktu berputar dengan sangat kejam. Memutar kehidupan gadis itu 180°.

Dia irene, gadis mungil dengan rambut lurus sepunggungnya. Wajahnya dibingkai dengan pahatan yang luar biasa cantik. Mereka menyebutnya si putri dari negri dongeng.

Bagaimana tidak? Ayahnya bekerja sebagai sekertaris sekaligus tangan kanan CEO Park Corp. Perusahaan raksasa yang bergerak dalam banyak bidang. Gadis itu cerdas, berpendidikan dan anggun. Orang orang meng elu elukan bagaimana sempurnanya ia.

Irene hidup bagai di negri dongeng. Ayahnya akan menuruti apapun yang ia minta. Seperti saat ia minta kelas balet, atau saat ia meminta liontin mewah edisi terbatas untuk kado ulangtahunnya yang ke 17. Semuanya bisa ia dapatkan dengan mudah. Semudah membalikkan telapak tangan. Irene tidak sekalipun menyombongkan dirinya. Sungguh, ia gadis yang akan dengan senang hari mengulurkan tangannya untuk membantu orang lain. Tapi irene tetap memiliki sisi buruk. Ia tidak suka tersaingi. Baginya, ia harus menjadi yang paling sempurna.

Tapi roda kehidupan berputar dengan sangat kejam. Sangat. Hanya dalam waktu beberapa minggu, semua lenyap. Semua kemewahan, pujian dan senyum keluarganya. Semuanya lenyap tanpa sisa.

Saat itu irene baru pulang dari kelas baletnya. Saat ia mendengar ibunya berteriak

"BAGAIMANA BISA ITU TERJADI?!" teriak ibunya saat itu. Benar benar keras.

"APA KESALAHANMU SAMPAI KAU DIPECAT?! HA?!"

Saat itu irene hanya bisa membisu. Melihat bagaimana orang tuanya saling memaki.

"KENAPA KAU MELAKUKAN HAL BODOH ITU HA?!" Teriak ibunya lagi

"ARGHH ITU KARENA KAU DAN ANAKMU ITU! KALIAN SELALU MEMINTA BANYAK HAL DARIKU!"

Tuan Bae berteriak marah. Meremas rambutnya frustasi.

"Terus saja salahkan kami! Kau saja yang tidak becus!" Irene melangkah mundur perlahan. Ini adalah pertengkaran pertama orang tuanya yang ia lihat sendiri.

Semuanya semakin memburuk. Hari demi hari rumah mereka hanya diisi makian dan umpatan. Tidak ada lagi sapaan hangat dan usapan sayang untuknya. Tidak ada lagi ayahnya yang bertanya bagaimana harinya, yang ada hanya ayah yang selalu memaki nya setiap waktu. Ibunya pun sama, wanita itu hampir tidak pernah pulang. Sekali pulang maka irene akan mendengar beberapa alat makan yang dibanting beserta adu mulut orang tuanya.

Semuanya kacau, sampai puncaknya adalah saat ia menemukan sang ayah yang meninggal dengan menyayat nadinya sendiri. Dan itu adalah hari, dimana kau tidak akan menemukan senyuman tulus gadis itu lagi.

Rumah beserta barang barang mewah yang ia punya disita. Karena ayahnya memiliki sejumlah hutang pada bank. Rumah yang dulu seperti kerajaan dongeng, berubah menjadi sepetak flat kecil kumuh. Pakaian yang dulunya bak gaun pesta putri berubah menjadi dua potong kain lusuh. Semua berubah dengan sangat cepat.

BRAK!

"Bawa dia" Irene terlonjak saat melihat seorang wanita dengan bibir yang dipoles lipstick merah darah memasuki kamarnya. Bersama beberapa pria bertubuh kekar.

"Lepaskan! Apa yang kalian lakukan!" Irene memberontak, terkejut, takut, juga bingung.

"Cukup diam dan jadilah anak manis. Jangan merepotkanku" wanita itu mencengkeram pipi irene.

"Bawa dia"

Mereka menyeret irene keluar

"Yak! Apa yang kalian lakukan! Lepaskan! Eomma! Tolong, mereka menyakitiku!" irene berteriak saat melihat ibunya di ruang tamu. Duduk dengan sebatang rokok diantara jarinya.

Angel WingsWhere stories live. Discover now