Bagian 2

4.7K 469 18
                                    

Seorang gadis kecil berumur kisaran 3-4 tahun itu berlari kearah seorang wanita yang tengah menyiram bunga lili di taman belakang rumahnya

"Eomma!" Pekik gadis itu riang. di tangannya, ia menggenggam selembar kertas gambar yang sudah dipenuhi coretan-coretan tangannya

"Uh... uri sera kenapa berteriak-teriak seperti itu eoh?" Gadis yang lebih dewasa brlutut menyamakan tingginya dengan gadis kecil bernama sera itu, kemudian mencubit pipi gembil sera gemas. tidak sampai disitu, dia juga menciumi seluruh permukaan wajah sera yang berbau wangi strowberry khas anak-anak.

"Eomma lihat, ini gambar sera disekolah. Nilai sera paling tinggi loh" sera berujar dengan antusias membuat sena terkekeh

"Memang sera menggambar apa heum? Coba sini eomma lihat"

Sera buru-buru menunjukkan gambarnya, rupanya sera memiliki bakat menggambar seperti ayahnya.

"Ini sera---" sera menunjuk gambar gadis kecil yang berada ditengah tengah dua orang dewasa, senyumnya mengembang lucu.

"Ini eomma" sera menunjuk gambar wanita yang lebih tinggi, gambarnya masih acak-acakan khas murid TK

"Dan ini--- appa" sena mematung, diusapnya gambar yang sera tunjuk sebagai 'appa' itu dengan pelan.

"Sera tidak tau tinggi appa seberapa, jadi sera samakan saja dengan pohon disampingnya, hehehe"

Sera terkikik, sera akan mengira-ngira tinggi seseorang, kalau orang itu sudah pernah menggendongnya, tapi chanyeol belum pernah menggendongnya jadi dia tidak bisa mengira-ngira tinggi badan chanyeol. Memikirkan itu membuat dada sena sesak.

"Ah eomma, kapan appa pulang? Sera ingin menunjukkan gambar ini. Pasti appa senang"

"Appa sedang sibuk sayang, nanti kalau pekerjaan appa sudah selesai, pasti appa pulang" sena menyelipkan anak rambut sera kebelakang telinga, diiringi senyum mirisnya.

"Appamu pasti pulang sayang" sebuah suara mengintrupsi kegiatan sena, dia mendongak dan menemukan ibu mertuanya tengah berdiri diambang pintu yang menghubungkan taman dengan ruang tamu

"Halamoni!" Sera memekik senang, kemudian berlari sambil merentangkan kedua tangan mungilnya

"oh... cucuku yang cantik. Bagaimana kabarmu dear?" Nyonya park mengelus lembut surai hitam sera, matanya menatap mata sera dalam.
Mata gadis kecil itu mengingatkannya pada seseorang yang amat sangat ia rindukan

"Sera baik-baik saja, tapi eomma tidak!"

"Eh?" Sena kaget medengar penuturan putri kecilnya itu

"Sera sering melihat eomma menangis didapur saat malam hari" sena membulatkan matanya terkejut, kemudian menunduk sambil meremas ujung dresnya

Nyonya park menatap sena, meminta penjelasan dari gadis itu, sena hanya menghela nafas. Bisa-bisanya ia se-ceroboh itu sampai sera mendengar isak tangisnya

"Sera, temani halaboji di depan ne?, halamoni ingin megobrol sebentar dengan eomma sera" sera menganggukkan kepalanya lucu, kenudian berlari menemui sang kakek.

Sekarang tinggallah dua wanita itu, sena masih sibuk menyembunyikan wajahnya, nyonya park menghela nafas kemudian menuntun sena untuk duduk di bangku kayu yang letaknya dekat dengan kolam ikan kecil

"Apa dia belum juga pulang?" Sena mnggelengkan kepalanya, tangannya saling bertaut dan mengeluarkan keringat dingin.

Nyonya park menggenggam tangan sena, meremasnya pelan seolah menyalurkan kekuatan untuk gadis jung itu

Angel WingsWhere stories live. Discover now