Bagian: 3

3.2K 405 31
                                    

WARNING!!!

Bacaan untuk 200 tahun keatas.

My bitterness bagian 3
.
.
.
.
.
.

Sena tidak ingat kapan ia tersenyum secerah pagi ini. Setidaknya dalam kurun waktu satu bulan ini.
Bagaimanapun sena itu istri, yang pasti merasakan kebahagiaan luar biasa saat suami yang dikasihinya pulang. Pagi ini sena bangun lebih awal dari biasanya, yang sebenarnya memang dia selalu bangaun awal, bahkan sebelum sang surya menampakkan diri.

Sena masih tersenyum, dengan luka memar didahinya, itu bukan masalah. Sena memotong berbagai macam bahan yang akan ia gunakan untuk membuat makanan favorit suaminya, samgyetang.
Samgyetang merupakan ginseng chicken soup yang disajikan menggunakan sebuah mangkok berukuran cukup besar dengan satu ayam yang disajikan secara utuh. Didalam ayam itu sudah terdapat nasi dan kentang. Dan biasa disajikan dengan kkakdugi sebagai pelengkap.

Sena tidak berharap banyak bahwa masakannya akan mendapat pujian dari bibir chanyeol. Dia hanya berharap makanan yang ia masak sejak pagi-pagi buta itu tidak sia-sia, dengan chanyeol yang mau memakannya.

Sena tau chanyeol sedang tidak enak badan, jadi sena membuat samgyetang untuk mengahangatkan badan chanyeol.

Selesai dengan acara memasaknya, sena berjalan kearah kamar chanyeol untuk membangunkan suaminya itu.

Ceklek

Sena tersenyum simpul saat melihat suaminya yang masih tertidur lelap diatas kasur king size nya. Perlahan sena mendekat, berusaha keras untuk tidak menimbulkan bunyi sekecil apapun.

Sena berjongkok mensejajarkan wajahnya dengan wajah chanyeol, dia ingin sedikit menelisik raut wajah chanyeol. Karena sena sama sekali tidak diizinkan melakukannya saat chanyeol dalam keadaan sadar.
Bahkan saat ini sena harus menahan nafasnya.

Perlahan tangan sena terangkat, ia sangat ingin mengusap surai hitam suaminya. Perlahan telapak tangan sena mendarat di puncak kepala chanyeol, mengusap surai pria itu dengan sangat lembut.

"Chan, bangun" suara sena bagai melodi yang mengalun merdu, membuat chanyeol mengerjabkan matanya. Mengetahui chanyeol hendak bangun, sena buru-buru menyingkirkan tangannya

"Bangunlah, cepat mandi. Aku sudah membuatkanmu sarapan" ucap sena diiringi senyum lembut, membuat chanyeol terdiam sejenak

"Tutup mulutmu, aku benci mendengar suara yang keluar dari bibirmu itu"

Sena langsung bungkam, ia menunduk dalam, sedangkan chanyeol mulai berdiri sempoyongan. Nyawanya mungkin belum kembali sepenuhnya. Chanyeol terhuyung kebelakang akibat tersandung selimutnya sendiri, dia tidak bisa menyebangkan badannya, dan alhasil?

Sena mendongak, untuk sepersekian detik dia bungkam, merasakan benda kenyal yang menimpa permukaan bibirnya. Sena mengerjap beberapa kali, yang pertama dilihatnya adalah chanyeol yang sangat dekat dengannya, dengan bibir yang menempel sempurna tepat di permukaan bibirnya.

Entah apa yang mendorong chanyeol, pria itu tidak langsung melepaskan bibirnya, justru dia sedikit melumat bibir chery sena yang terasa manis. Sena mengerjap lagi, ini bukan mimpi kan? Hey Park Chanyeol, kau bilang membenci bibir sena. Lalu ini apa?

Tangan chanyeol merambat ke pipi sena, menariknya untuk semakin mendekat. Sena masih diam, tidak membalas maupun menolak. Dia masih belum sadar dengan apa yang sedang chanyeol lakukan pada dirinya

Mata chanyeol yang semula terpejam perlahan terbuka, seakan tersadar. Dia langsung melepas tautan mereka. Dan tanpa sepetah katapun, dia langsung pergi menuju kamar mandi.

Angel WingsWhere stories live. Discover now