35 : Menebak pikiran Rain.

23.1K 2.6K 230
                                    

Selamat membaca.
...

Selama seminggu ini, Rain sibuk mengurus rumah baru yang di tempati-nya bersama Davin. Dibantu beberapa pekerja sewaan, Rain membeli perabotan, menyusun ulang letak barang, mengecat ulang beberapa ruangan, merapikan pakaian, membersihkan rumah, memasak, berbelanja, dan segala kegiatan melelahkan lainnya seorang diri tanpa dibantu Davin yang sibuk mengurus persiapan praktik kerja lapangannya.

..

Davin baru menyelesaikan sarapan dan bersiap pergi. Mendengar Davin memasang sepatunya, Rain yang sedang mencuci piring segera berlari mendatangi Davin.

"Davin.." Panggil Rain sambil mengibas-ngibaskan tangannya yang basah.

"Nng?"

"Hari ini, teman-temanku akan datang ke rumah ini."

"Mau apa mereka kemari?"

"Tidak.. hanya menghabiskan jam kosong."

Rain tahu bahwa Davin tak begitu senang ketika teman-temannya terlalu dekat dengannya, namun melihat adanya kesempatan, Rain melangkah mendekat dan berpura-pura membetulkan kerah Davin yang tak rapi. Biasanya, ketika Rain bersikap baik, Davin akan menyetujui apapun keinginannya.

"Bisakah kau tidak mengotori pakaianku dengan aroma sabun cuci?" Tanya Davin sinis.

Rain berpura-pura tak mendengar.
"Ya..ya-ya." Rain meniup sedikit debu di pundak Davin.

.

Ketika selesai, Davin menarik wajah Rain dan mencium dahi Rain sebentar. Ia kemudian berkata, "Aku akan pulang telat malam ini. Katakan pada mereka untuk tidak mengotori rumah kita. Kau paham?"

Rumah kita? Aku bahkan belum setuju untuk tinggal lama dirumah ini. Pikir Rain, namun ia tak menunjukkan ketidak sukaannya dan memilih untuk mengangguk, mengiyakan kata-kata Davin.

"Tapi.." Rain terlihat gelisah.

"Apa?"

"Ketika sedang berkumpul, tak mungkin kami hanya berbicara tanpa memakan dan meminum apapun, jadi.. apa aku boleh menghabiskan seluruh jatah cemilan untukku minggu ini?"

"Tak masalah."

"Yes!" Rain terlihat senang. Ia segera membukakan pintu untuk Davin. "Hati-hati di jalan, pria tampan."

Davin mengabaikan perkataan Rain dan masuk ke dalam mobilnya, ketika ia hendak pergi, Davin mendengar Rain berteriak dari depan pintu. "Jangan lupa untuk membelikanku cemilan ketika kau pulang nanti!" Rain melambaikan tangannya tinggi.

Davin tak menjawab dan segera pergi menuju perusahaan dimana dirinya akan magang nanti.

***

Ternyata, banyak dari teman Rain yang harus menyelesaikan ujiannya terlebih dahulu sehingga hanya Yudha yang bisa datang berkunjung.

"Kenapa hanya kau yang datang?" Tanya Rain datar.

"Kenapa kau terlihat kecewa, apa kau tak senang aku datang sendirian?" Yudha bertanya balik. "Apa kau lupa siapa yang pertama kali mengenalkanmu dengan teman-teman yang lain?"

"Ya.. baiklah-baiklah.. ayo masuk."

"Seharusnya sejak tadi kau menyuruhku masuk kedalam rumah. Kau tidak tahu seberapa susahnya berkendara di bawah cuaca sepanas ini." Yudha menjatuhkan dirinya di sofa. "Rain, ambilkan air. Aku haus.."

"Cerewet!"

Meski bicara begitu, Rain segera mengambilkan segelas penuh air mineral dan beberapa botol minuman bersoda. Bersama, mereka duduk di depan televisi dan mulai membahas berbagai hal.

Rain & DavinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang