11 : Mengembalikan Kuncimu.

43.6K 4.2K 185
                                    


Thanks for 5k viewers and 700vote..

****

Hari sudah malam ketika Davin memacu cepat mobilnya dijalan besar.

'Nomor yang anda tuju, sedang tidak aktif....' Ini sudah kesekian kalinya Davin mencoba menghubungi Rain.

Sebelumnya, Ia pergi menemui manajemen pengurus terminal dan menyalahkan mereka karna telah berani meng'ijinkan bis terakhir untuk berangkat dimalam itu. Seluruh pegawai di kantor itu bingung melihat kelakuan Davin yang mengamuk tanpa sebab. Akhirnya Davin, terpaksa diusir dari terminal setelah mengancam akan menuntut seluruh pegawai di terminal itu.

Davin mencoba mengejar dan mencari bis yang membawa Rain. Davin memperhatikan jam tangannya, mengetahui Rain telah berangkat sekitar satu jam yang lalu membuat Davin memukul kuat setir kemudi karna kesal.

Ini juga sudah jadi kesekian kalinya ia berhenti di tengah jalan untuk menghalangi bis yang ditemuinya. Davin akan memaksa masuk untuk mengecek setiap kursi. Tak jarang ia di ajak berkelahi oleh supir atau penumpang karna perbuatan nekad Davin yang dapat menyebabkan kecelakaan. Namun, Davin tak perduli. Ia melemparkan kartu nama miliknya ke sembarang arah.

"Hubungi nomor itu, jika kalian merasa terluka dan tidak terima karena perbuatanku." Ucapnya dingin.

Davin mencoba menghubungi Rain kembali. Namun, tak pernah berhasil tersambung.
"Rain, dimana kau?" Davin memarkirkan mobilnya di pinggir jalan, ia menyandarkan kepalanya di setir kemudi.

Sekali lagi, Davin mencoba menghubungi nomor milik Rain. Kali ini panggilan Davin dapat tersambung.

Davin mengangkat kepalanya. "Angkat.. ayo angkat!" Davin mengetuk-ketuk setir dengan jarinya berharap panggilan nya dijawab.

"Halo?"

Davin terbelalak kaget.
"Kau dimana?!"

"Kau kenapa?"

"Kau dimana,bodoh!"

"Apa kau bilang? Bisakah kau lebih sopan sedikit?"

"Sekali lagi kutanya, 'kau dimana?' Jawab!!"

"Ada apa denganmu? Hah?!"

"Rain.."

Rain dapat merasakan aura ancaman dari suara Davin. Tubuh Rain bergidik ngeri.
"O--oh.. a--aku di terminal kota S, ada apa?"

"Tunggu aku disana! Jangan bergerak 1cm pun dari tempat kau berdiri!"

"Hah?"

Davin segera menghentikan panggilan telponnya. Jaraknya dari kota S sekarang, sekitar 1 jam berkendara. Ia mengetik sebuah pesan, lalu mengirimnya.

'Jangan berharap kau selamat, jika berani mengacuhkan perintahku!'

***

Rain baru saja meng'aktifkan ponselnya ketika sampai di terminal kota S. Tiba-tiba Davin menghubungi dan menyuruh dirinya untuk tidak bergerak dari posisinya. Belum selesai ia memahi aura ancamam dari ucapan Davin, ia kembali mendapat pesan singkat berisi ancaman tambahan dari pria itu.

Rain membuka mulutnya karna kaget.
"Kau kira bisa mengancamku?" Rain tersenyum mengejek. Ia melirik kesekitar, mencoba mencari sosok Davin. Tak menemukan tanda keberadaan Davin, ia bergerak dari posisinya sekarang.

Dengan santainya Rain melangkah menuju sebuah warung kecil. Ia membeli sebuah air mineral berukuran gelas, lalu menghisap seluruh isinya.

Haah leganya.. Rain menghela napasnya berat. Ini perjalanan yang cukup panjang baginya, sudah lama ia tidak berjalan kaki selama itu. Ia terpaksa harus berhenti untuk beristirahat beberapa kali. Sepertinya dirimu terlalu menikmati kenyaman, Rain. Ia mengejek dirinya sendiri. Ketika masih tinggal di kampung, ia sanggup berjalan jauh kemanapun. Namun sekarang, semuanya telah berubah.

Rain & DavinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang