"Disaat aku sudah yakin punya perasaan padamu, kenapa kamu membuat perasaan itu kembali meragukan"
****
Ditya telah tiba di taman kota. Ia mencari ketiga temannya yang mungkin telah tiba terlebih dahulu.
"Ck. Pada dimana sih" Ditya bergumam kesal
Ditya berjalan menyusuri barisan tenda yang ada di bazar tersebut. Sampai sebuah tempat menarik perhatiannya.
"AJANG KOMPETISI GRAFITI"
Ditya terus memperhatikan spanduk tersebut, menimang-nimang apakah ia harus mengikutinya?
Ya, Ditya selalu suka membuat berbagai macam grafiti. Tak heran jika ia banyak menghasilkan penghargaan karena bakatnya itu.
"Hey Dit!" sapa Kevin tiba-tiba
Sang pemilik nama menoleh, mendapati Kevin tengah berjalan menghampirinya, diikuti Davin dan Dimas yang berlari kecil.
"Lo mau ikut?" tanya Davin
Ditya mengetuk-ngetukan jarinya pada dagunya, seolah sedang berfikir.
"Udah ikut aja Dit, kita bakal support lo kok" Dimas meyakinkan sembari menepuk pundak Ditya
"Nah bener tuh. Kita bakal semangatin lo, kalo perlu bawa suporter yang banyak" Kevin terkekeh
"Mau bawa satu sekolah ga?" tanya Dimas bergurau
Ditya menanggapi ucapan Dimas serius, "Boleh"
Kevin tertawa kencang, ia kini tengah menjadi pusat perhatian.
"Demen amat cari sensasi Vin" kata Davin. "Kaya artis pendatang baru pengen tenar"
"Udah Dit ikut aja kali, lo kan masternya. Lawan disini mah," ucap Kevin seraya membalikkan ibu jarinya, seolah berkata 'cemen'
"Wah bocah ngeremehin orang"
"Heh, kaya lo udah gede aja"
"Apanya Vin yang gede?" tanya Dimas ambigu
"Omes najis" Ditya mengeluarkan suara
"Omes apaan Dit?" tanya Kevin penasaran
"Otak mesum"
Lagi-lagi, Kevin tertawa lepas, dan langsung di hadiahi jitakan yang di luncurkan Davin.
Kevin meringis, "aghh"
Ditya mencibir, "Najis"
"Jadi mau ikut ga Dit?" tanya Davin lagi
Ditya berfikir sejenak, hingga akhirnya ia mengangguk pasti.
"Yessss" ucap ketiga temannya bersamaan
Ditya memang sudah yakin untuk mengikuti event itu, namun ia masih bingung harus membuat apa untuk karyanya kali ini. "Bikin apa ya?"
"Lah, lo kan yang mau bikin, malah nanya kita"
"Bingung"
"Coba lo fikirin hal yang paling lo suka. Atau, bikin sketsa wajah Mega aja" Kevin memberi saran
Ya, saran Kevin adalah yang terbaik. Pasalnya, Ditya selalu terbayang-bayang akan raut wajah milik Mega.
"Good idea"
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Call Me Bad Girl
Teen FictionMega Kinan Pelitya, seorang gadis yang di cap sebagai bad girl di SMA Harapan Nusantara yang selalu menjadi buah bibir di sekolahnya karena kedekatannya dengan cucu pemilik Yayasan yang terkenal karena sikap dinginnya kepada siapapun. Bagaimana Mega...