Astaga, sebenarnya Sera itu anak siapa? Kenapa bar bar sekali?

Chanyeol berjongkok kemudian meletakkan kaki Sena diatas pahanya. Membuka ikatan rantai itu dengan hati-hati. Seolah tidak mau melukai kulit itu barang sedikit.

Chanyeol menatap Sena saat rantai itu sudah terlepas. Wanita itu menundukkan wajahnya, takut melihat langsung wajah Chanyeol.

Chanyeol menghembuskan nafasnya pelan kemudian dengan tiba-tiba mengangkat Sena. Menggendong wanita itu ala bridal style. Sontak Sena mengalungkan lengannya dileher Chanyeol, menatap mata pria itu beberapa detik sebelum memalingkan wajahnya

"Sera, pergilah. Minta maid untuk memandikanmu"

Gadis cilik itu mengerucut tapi tetap mematuhi perintah ayahnya.

Kembali pada Chanyeol, pria itu melangkahkan kakinya santai seolah tidak membawa beban apapun. Ia tau, ia sadar dengan apa yang sudah ia lakukan pada Sena. Maka dari itu ia akan membuang sedikit ego nya.

Kaki panjangnya berayun, membawa Sena munuju kamarnya. Kamarnya, kamar Chanyeol. Bukan kamar pembantu yang disulap menjadi kamar Sena.

Chanyeol membaringkan Sena di tempat tidur king size miliknya. Kemudian pemuda itu meraih kotak obat di nakasnya dan Membuka penutup salep

"Chanyeol---"

"Diam"  Sena mengantupkan bibirnya rapat rapat. Oh ia masih sayang nyawa.

Chanyeol mulai mengoleskan salep itu di pergelangan kaki Sena dengan pelan namun----

"Akh" Mau sepelan apapun, luka itu tetap akan terasa sakit saat disentuh. Menyadari itu membuat Chanyeol merendahkan kepalanya untuk meniup luka di pergelangan kaki Sena

"Masih sakit?" Sena mengangguk, membuat Chanyeol menghembuskan nafas pelan

"Maaf, aku terbawa emosi kemarin"

Sena sedikit tersentak,  Chanyeol mengucapkan maaf itu sangat jarang

Sena tersenyum miris, memang kapan Chanyeol tidak emosi melihatnya? Tidak, tidak pernah karena Chanyeol membenci Sena

"Tak apa, itu salahku. A--aku yang tidak berhati hati. Seharusnya aku lebih berhati hati kan?  Sena kau bodoh sekali, pabbo!" Sena memukul kepalanya sendiri, bola matanya bergerak acak dengan air mata yang mulai menggenang

"Aku selalu membuatmu marah, membuatmu muak bahkan walaupun caraku bernafas. Itu salahku, seharusnya dulu aku diam saja. Dengan begitu kau tidak perlu bertanggung jawab atas sesuatu yang tidak kau lakukan. Seharusnya aku pergi jauh dan hidup berdua dengan Sera, semua salahku. Aku--------"

"Cukup!"

Chanyeol membungkam bibir Sena menggunakan tangannya

"Ya ini salahmu, tapi apa dengan kau meracau seperti itu bisa mengembalikan semuanya? Semuanya sudah hancur"

Sebenarnya Chanyeol tidak berniat untuk menyinggung hati Sena. Tapi apa kau tau Park? Tidak ada sepatah katapun yang kau keluarkan tanpa menyakiti Sena.

"Ya, kau benar. Tidak ada gunanya"

Sena mengusap air matanya kasar kemudian memaksakan senyumnya.

"Tapi aku bisa memperbaiki semuanya kan?"

Sena menggenggam telapak tangan Chanyeol dengan tangan bergetarnya

"Kau tidak bisa menceraikanku jika eomma dan appa masih di korea. Dua bulan lagi mereka akan pergi ke moscow, gunakan waktu itu untuk mengurus surat perceraian kita. Dan----"

Angel WingsWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu