C : Kenapa Aku Merasa Kecewa?

Start from the beginning
                                    

          Jesslyn hanya menggelengkan kepalanya. Ia mengambil selimut lagi dan menyelimuti Arthur. Kini selimut sudah enam lapis tapi Arthur masih saja kedinginan dan menggigil.

          "Aku akan ke apotek untuk membeli obat. Jaga nyawamu agar tidak hilang!"

          Jesslyn berjalan keluar dari kamar Arthur. Di luar kamar, dia bertemu dengan Alenna. Gadis itu seperti terlihat sedang mengkhawatir sesuatu.

          "Apa Arthur sakit?"

          Jesslyn mengangguk.

          "Boleh aku menengoknya? Aku merasa bersalah padanya."

          Jesslyn hanya mengangguk kemudian keluar dari apartemen. Wanita itu sempat menyuruh Alenna untuk menjaga Arthur sebentar.

          Alenna memasuki kamar Arthur. Ia melihat Arthur yang tengah meringkuk dengan segundukan selimut tebal. Alenna berjalan mendekati Arthur.

          "Maafkan aku." Ucap Alenna sambil menatap Arthur yang tengah menggigil.

          "Ke-kenapa kau disini? Pergilah. A-aku sedang tidak e-enak badan."

          Alenna menghiraukan Arthur. Gadis itu menyentuh dahi Arthur dengan punggung tangannya.

          "Astaga! Kau demam!"

          "A-aku sudah tau, bodoh. To-tolong ambilkan selimut la-lagi."

          Alenna mengangguk lalu segera mengambil selimut di lemari Arthur, kemudian menyelimutkannya ke tubuh Arthur.

          "Aku akan mengambil kompresan."

          Alenna berjalan keluar dari kamar Arthur. Ia masuk ke kamarnya untuk mengambil baskom dan sapu tangan milik Arthur saat mengompresnya dulu. Alenna buru buru mengisi baskom dengan air dingin lalu kembali ke kamar Arthur.

          "Mau kemana kau?" Tanya seorang penjaga yang ada di depan pintu kamar Arthur.

          "Aku ingin ke kamar Arthur. Aku ingin mengompresnya. Dia sakit."

          "Tidak perlu, di dalam sudah ada nona Jesslyn."

          "Oh, oke."

          Alenna kembali berjalan menuju kamarnya. Entah kenapa ia merasa kecewa. Tapi biarlah, toh Jesslyn adalah orang terdekat Arthur.

          Alenna berjalan memasuki kamarnya kemudian duduk di atas ranjangnya. Ia menatap sendu ke arah baskom yang tadinya untuk mengompres Arthur.

          "Kenapa aku merasa sedikit kecewa?"

          Alenna bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju balkon. Alenna menunduk, menatap ke arah jalanan yang dipenuhi kendaraan yang berlalu lalang.

          "Bagaimana caranya aku kabur dari sini? Disini tinggi sekali."

          "Hai, tetangga!"

          Alenna menoleh, mencari sumber suara. Namun tidak ada seseorang di sampingnya.

          "Di atas sini, nona!"

          Alenna segera menengadahkan kepalanya ke atas. Ia melihat seorang pria tampan yang tengah tersenyum ke arahnya.

          "Salam kenal, aku Gerry."

          "Aku baru pindah kesini. Datanglah ke apartemenku dan makan malam bersama keluargaku. Orang tuaku menyuruhku mengajak tetangga tapi aku tidak tahu siapa yang akan kuajak. Maka dari itu aku mengajakmu, kau mau?"

          Alenna berfikir, menimbang-nimbang tawaran pria itu. Ini juga bisa menjadi kesempatan bagus untuk kabur dengan alasan diajak makan malam dengan tetangga. Arthur pasti mengijinkannya.

          "Baiklah, tapi pastikan tidak ada serangga di dalam makanannya dan meja makan harus bersih. Jika tidak, aku tidak akan makan malam bersama keluargamu itu."

          Gerry mengangguk sambil tersenyum sumringah.

          "Kau orang baik, kan?"

          "Pertanyaanmu bodoh sekali, nona. Tentu saja aku orang baik."

          "Syukurlah."

          "Aku tunggu di apartemenku. Nomor 0116."

~~

ABDUCT LOVINGWhere stories live. Discover now