Chapter 32 (End)

Start bij het begin
                                    

"Kau ingin melakukan apa dengan ini??" Tanya Amanda tak mengerti.

"Dengarkan aku dengan baik Amanda. Aku ingin bertanya sekali padamu... Setelah pembicaraan panjang kita tadi, apakah kau merasa menyayangi kami sebagai keluargamu?" Tanya Hermione dengan mata berair.

"Ya! Aku sudah sadar bahwa yang kulakukan selama ini hanyalah kesalahan karena sikap buruk yang ku pelihara dari kecil. Aku bahkan tidak rela melihat kalian mati disini gara-gara aku." jawab Amanda menahan tangis.

Tiba-tiba ia merasa bodoh atas kelakuannya beberapa jam yang lalu. Jika saja ia tidak menculik Zee... Jika saja ia merelakan Draco dengan Hermione... Jika saja... Jika saja... Dan masih banyak jika yang berkeliaran dalam kepalanya.

"Jadi, sekarang, anggaplah kami sebagai sesuatu milikmu yang berharga, karena kami pun menganggapmu sebagai milik kami yang berharga. Kami menyayangimu juga, maka untuk itulah Zee sampai berlari kembali untuk menolongmu... Simpan benda berharga yang sudah mengikat kita selama puluhan tahun ini, kak.

Aku percaya ayah dan ibu memiliki tujuan dengan membuatkan kita gelang kaki yang bisa membesar ini. Mereka ingin kita selalu terikat, saling menjaga dan menyayangi tidak perduli sejauh apapun kita terpisah." ucap Hermione panjang lebar. Dengan teguh ia mengusap air mata yang sudah meleleh sedari tadi.

Amanda pun tak jauh berbeda. Dengan tekad bulat menyelamatkan keluarganya dari sini, ia menggenggam erat sepasang gelang kaki mungil yang berada dalam kepalan tangannya.

"Ben! Aku sudah menemukan apa yang berharga untukku. Jadi apa yang bisa benda ini lakukan untuk mengalahkan Kuro?!" Tanya Amanda. Ben terlihat berusaha mengingat kembali buku pengetahuan ilmu hitam yang di pelajarinya bersama Lucius dulu.

"Lempar benda itu ke arah roh jahat itu sambil ucapkan mantra yang tadi kukatakan kak...!" Perintah Ben dengan suara lantang dan yakin.

Amanda mengangguk mengerti dengan perintah ben. Dengan berani ia mendekat ke arah roh jahat yang masih setia di tahan oleh Draco.

Ia mengambil posisi, bersiap menyambit Kuro dengan benda yang ada dalam tangannya. Dengan suara keras yang agak bergetar, ia merapal mantra dalam bahasa negeri matahari terbit itu.

"Kuragari wa anata ni wa kankei no koto de haiboku suru koto ga dekimasu"

Dengan begitu, terlontarlah sepasang perak berkilauan itu menembus asap hitam itu dan mencabiknya dengan cahaya yang menyilaukan.

GROOOOOKHH!!

Benda hitam mengerikan itu mengeluarkan geraman panjang yang mendirikan bulu roma ketika tubuhnya tercabik dengan menyedihkan.

Amanda memegang dadanya yang mendadak nyeri, seperti sesuatu akan tersedot keluar dari tubuhnya. Bersamaan dengan matinya roh itu, Amanda memuntahkan keluar darah hitam dari mulutnya dan roboh karena lemas.

Draco menahan tubuh Amanda sebelum wanita itu terhempas dengan keras ke tanah.

"Untunglah kita berhasil, kak. Karena tubuhmu sudah digerogoti oleh ilmu laknat itu selama puluhan tahun, kini kakak harus berusaha mensucikan diri dengan kitab lainnya. Kumohon jangan pernah berjalan ke arah yang salah lagi... Salah-salah ilmu hitam itu bisa berbalik dan membunuh dirimu sendiri..." Ben mengusap pundak Amanda dengan lega bercampur bahagia, karena akhirnya monster dalam diri kakaknya itu bisa keluar dari kakaknya.

"Aku tahu Ben. Terimakasih karena kalian semua mau kembali untuk menolongku. Terimakasih Zee.. aku minta maaf karena sering jahat padamu.. Aku memang aunty yang buruk..." tangis Amanda menyesal.

Zee turun dari gendongan Ben dan memeluk Auntynya dengan sayang, membuat Hermione dan Draco terharu akan kebesaran hati putri mereka.

Mereka memutuskan untuk kembali ke rumah Draco. Disana Harry dan kawan-kawan menyambut mereka dengan wajah cemas bercampur lega.

[END] Dramione-The Other Side of MalfoyWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu