Chapter 2: Manor

12.3K 1.1K 107
                                    

Thx untuk vomment di chap 1...

Selamat membaca ^.^

***

Voldemort menghujamkan tatapannya kearah lawan bicaranya. Benjamin. Anggota Malfoy lainnya, si pemuda dengan rambut dirty blonde.

"Ada apa kau memanggilku tengah malam, Ben?" Tanya Voldemort dengan nada yang amat tajam. Dia gusar, gusar karena anak buahnya hilang tanpa kabar setelah mengaku bahwa anak brengsek itu sempat menyebut namanya di sebuah tempat Muggle.

Namun Ben hanya menatap kalem pada Dark Lord. Baginya keselamatannya terjamin dengan informasi berharga yang akan ia sampaikan sebentar lagi pada tuannya yang menyeramkan itu.

"Well, maafkan hamba My Lord. Aku hanya ingin menyampaikan sebuah informasi berharga yang bahkan tak di miliki orang lain sekalipun. Kenapa kau tak duduk selagi aku memberitahukannya, My Lord?" Jawab Ben.

Voldemort lagi lagi memandang tajam salah satu bawahannya itu, tidak suka di perintah dan merasa ragu akan kebenaran ucapannya. Namun karena sebagian kecil dirinya merasa tertarik, ia pun akhirnya duduk di sofa dalam ruangan itu.

Di meja kecil di hadapan mereka telah terdapat sebutir telur yang berpendar kemerahan dan hawa sepanas lahar mencuat di sekitar telur itu.

Ben membiarkan tuannya meneliti telur itu terlebih dahulu.

"Jangan mempermainkanku, Ben. Ini hanya sebuah miniatur. Imitasi." Kata Voldemort mulai murka.

"Sabar, My Lord. Dengarkan dahulu penjelasanku" sanggah Ben.

Voldemort diam memberikan Ben kesempatan untuk berbicara.

"Menurut ramalan Flare Draconous, pada bulan purnama tahun ini akan datang sebuah Benda mistis yang memiliki kekuatan luar biasa." Kata Ben memulai penjelasannya.

"Dan apa gunanya benda sialan itu untukku?!"

Ben tersenyum simpul mendengarnya. Lalu dengan bangga ia menjawabnya "Tentu saja ada, My Lord. Benda itu dapat anda jadikan Horcrux baru anda setelah Nagini"

"Jangan menipuku, Ben. Jiwa ku sudah terlalu lemah untuk dapat kubagikan lagi. Dan lagi, apa sebenarnya wujud benda yang kausebut itu" balas Voldemort sengit.

"Benda itu akan datang dalam bentuk seorang bayi manusia, tuanku. Dan keunikan dari benda ini adalah, ia dapat menjadi Horcrux anda tanpa harus mengambil jiwa dari tubuh induk." Jawab Ben dan tentu saja Voldemort amatlah tertarik dengannya.

"Lalu, bayi siapakah itu?" Tanya Voldemort.

"Keturunan dari seorang yang namanya memiliki unsur naga. Dan tentu saja merupakan Draco Malfoy. Namun aku belum berhasil menemukan pasangannya. Manurut buku yang kubaca, sang wanita haruslah seseorang dengan cahaya tongkat berwarna ungu." Jawab Ben.

"Ungu??? Apa warna tongkat Ms Greengrass?"

"Sayang nya, kedua putri keluarga Greengrass memiliki cahaya tongkat berwarna merah." Jawab Ben akan pertanyaan Voldemort.

"Benarkah? Baik kalau seperti itu. Kita hanya perlu mencari pasangan Draco." Kata Voldemort.

Ia membelai pelan tubuh Nagini yang meliliti sekujur tubuhnya. Setelahnya ia menyeringai keji membayangkan ia meledakkan tubuh Potter dengan kedua tangannya sendiri.

"Ben, panggil Draco kemari." Perintah Voldemort.

Ben segera mengangguk dan berlalu. Ia menyusuri koridor Malfoy Manor yang gelap dan suram itu dengan tergesa gesa.

***

Bagaimana nasib Harry, Ron dan Hermione sekarang?

Mereka sudah melewati banyak. Saat mereka menyadari nama nya terlarang untuk diucapkan, mereka kemudian memulai pencarian dengan kehati-hatian tingkat tinggi. Mereka tidak ingin lagi disergap di cafe atau di mana pun karena keberanian mereka mengucapkan nama itu alih alih Voldemort. Sial ini sungguh sulit bagi Harry yang telah terbiasa menyebutnya Voldemort.

[END] Dramione-The Other Side of MalfoyWhere stories live. Discover now