1 | Between

319 30 12
                                    

Sesampainya di sekolah Asya dan Alvin turun dari mobil menuju kelas mereka masing-masing. Sepanjang jalan koridor ada beberapa siswa yang melirik mereka, hanya beberapa saja karena sekolah masih sepi. Mungkin juga banyak yang mengira mereka pacaran karena kemana-mana selalu berdua.

Sebenarnya mereka berdua bukan Most Wanted atau apalah itu seperti dinovel-novel. Mereka bedua juga tidak se-famous yang kalian pikir. Tapi karena Alvin orangnya mudah bergaul dan ramah sama semua orang, jadi banyak yang sudah mengenalnya. Semua siswa bahkan guru di sekolahnya pun tau bagaimana kelakuan seorang Alvin.

Berbeda dengan Asya gadis yang cukup pendiam, lumayan susah bergaul, berbicara seperlunya saja jika dengan orang yang tidak begitu dekat dengannya. Tapi tetap murah senyum seperti Alvin. Gadis ini jarang sekali keluar kelas. Waktu istirahat hanya digunakannya untuk membaca novel, novel, dan novel. Kekantin tidak pernah sama sekali sejak pertama kali dia mulai menginjakkan kaki di sekolah. Padahal sudah setahun dia bersekolah di SMA Pelita. Menurutnya, buat apa capek-capek ke kantin, harus mengantre ini lah itu lah, harus menunggu pesanan lah, semuanya terlalu merepotkan bagi Asya. Lebih baik stay dikelas membaca novel sambil mendengarkan lagu-lagu dari Shawn Mendes yang sangat disukainya.


"ASYA!" teriak seseorang dari belakang dengan suara cemprengnya.

Mendengar teriakan itu sontak Asya dan Alvin menoleh kebelakang dan mendapati teman yang sudah cukup akrab dengan Asya.

"Hai Dena." Sapa Asya sambil tersenyum menampakkan lesung pipi yang hanya terlihat sekilas.

Dena Faranisa Azni adalah teman Asya selain Alvin yang dimilikinya di SMA Pelita. Entah mengapa Dena merelakan dirinya untuk berteman dengan perempuan yang sifatnya berbanding terbalik 360 derajat seperti Asya. Dena orangnya lebih blak-blakan, dalam hidupnya tak pernah ada kata 'malu'. Suaranya cempreng, hobi teriak-teriak jika berbicara, padahal bisa saja berbicara dengan pelan tetapi dia terlampau tidak suka, katanya lebih baik berteriak agar bisa menjadi pusat perhatian. Gila kan? emang. Tapi Asya sangat menghargai temannya ini, ya karena Asya hanya mempunyai satu teman. Sayangnya, Alvin selalu kesal jika harus berhadapan dengan Dena. Kok bisa-bisanya Asya temenan sama model cewek jadi-jadian begini. Pikir Alvin setiap kali melihat Dena.

"Lo lagi lo lagi. Cewek jadi-jadian!" Ucap Alvin kesal di dapan Dena.

"Eh Alvina kenapa sih lo sensi banget sama gue?" sahut Dena setelah sampai didepan mereka. "Lagi dapet ya? Oh my God alvina ternyata lo selama ini......" ucap Dena sambil menutup mulutnya layaknya orang yang sedang terkejut. Memang hobi Dena yang senang sekali men-dramatis-kan keadaan

"Eh sialan lo ganti-ganti nama gue! Ini nama dibikin udah ngorbanin nyawa dua ekor kambing tau, dan lo seenak jidat ganti-ganti!"

"EMANG GUE PIKIRIN!" teriak Dena tepat dikuping Alvin.

"Eh cewek jadi-jadian, tuh mulut belum pernah kena sembur sama dukun ya? Sini deh gue yang sembur!"

"Lo rese-" belum sempat Dena menyelesaikan omongannya Alvin sudah menyahut lebih dulu.

"Kalo lagi laper, nih makan Snicker." Sahut Alvin terkekeh sendiri.

"Lucu banget sih iklan lo. Ih makin imut aja." Ucap Dena seakan gemas sendiri melihat lelucuan Alvin yang garingnua minta ampun.

BETWEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang