2.5

18K 501 10
                                    

Author Pov

Venus sangat gelisah malam ini. Dia tidak bisa tidur sama sekali. Hanya berguling-guling ke kanan ke kiri hingga keringat dingin mengucur di pelipisnya. Ia melihat Brian yang tidur dengan tenang di sebelahnya. Venus menangis terisak-isak, Brian bisa tidur sedangkan Ia hanya berguling-guling gelisah.

Perut Venus yang membesar membuat dirinya tak lagi bebas bergerak ditidurnya. Venus memasuki bulan ke sembilan dan perkiraan antara minggu ini dan minggu depan Venus akan melahirkan. Brian pun sudah cuti kerja untuk menjaga istrinya.

Brian tak bisa meninggalkan Venus sendirian dalam kondisi hamil besar, ibunya dan mertuanya juga selalu datang untuk menjaga Venus bergantian.

Ternyata isakkan itu membuat Brian terbangun dan melihat istrinya yang sedang menangis berkeringat. Ia melihat jam yang tergantung di dinding menunjukkan angka 2 pagi.

"Sayang, kamu kenapa nangis?"

Venus masih menangis.

"Sayang ayo bilang, kamu gak bisa tidur?"

Venus mengangguk tapi tak menghentikan tangisannya.

"Sini, biar aku peluk."

Brian dengan cekatan membawa Venus kepelukannya. Tangan Venus mengarahkan tangan Brian ke perutnya yang besar agar di elus. Brian yang mengerti langsung mengelus perut Venus dengan lembut.

"Masih belum tidur?" tanya Brian, sudah ada 10 menit Ia mengusap perut Venus. Tapi Venus belum tidur.

"Aku... Pingin kamu nyanyi!"

"Kamu mau dinyanyiin lagu apa?"

"Bebas, pokoknya yang romantis."

"Oke." untung Brian sempat tau lagu yang sedang populer masa kini. Brian berdehem menetralkan suaranya.

Memenangkan hatiku
bukanlah satu hal yang mudah
kau berhasil membuat
ku tak bisa hidup tanpamu

Venus yang mendengar suara merdu Brian mengulum senyumnya.

Menjaga cinta itu
bukanlah suatu hal yang mudah
namun tak sedetik pun
tak pernah kau berpaling dariku
beruntungnya aku dimiliki kamu

Brian yang melihat Venus yang senyum sendiri. Padahal lagunya belum sampai Reff. Ternyata lagu yang dibawakannya berhasil.

"Kamu kenapa senyum-senyum?" tanyanya jahil.

"Si-siapa yang senyum? Udah lanjutin lagunya, belum ke reff juga." Brian yang gemas, mencium pipi Venus. "Oke"

Kamu adalah bukti
dari cantiknya paras dan hati
kau jadi harmoni saat ku bernyanyi
tentang terang dan gelapnya hidup ini

Kaulah bentuk terindah
dari baiknya Tuhan padaku
waktu tak mengusaikan cantikmu
kau wanita terhebat bagiku
tolong kamu camkan itu

Brian melihat Venus kembali. Matanya sudah tertutup, tapi bibirnya masih tersenyum. Dan Ia yakin kalau Venus belum tidur. Jadi, Ia melanjutkan nyanyinya.

Meruntuhkan egoku bukan satu hal yang mudah
dengan kasih lembut kau pecahkan kerasnya hatiku
beruntungnya aku dimiliki kamu

Kamu adalah bukti dari cantiknya paras dan hati
kau jadi harmoni saat ku bernyanyi tentang terang dan gelapnya hidup ini

Kaulah bentuk terindah
dari baiknya Tuhan padaku
waktu tak mengusaikan cantikmu
kau wanita terhebat bagiku, tolong kamu camkan itu

Kamu adalah bukti dari cantiknya paras dan hati
kau jadi harmoni saat ku bernyanyi tentang terang dan gelapnya hidup ini
kaulah bentuk terindah
dari baiknya Tuhan padaku
waktu tak mengusaikan cantikmu
kau wanita terhebat bagiku, tolong kamu camkan itu, tolong kamu camkan itu

Brian bisa merasa nafas Venus teratur. Brian tersenyum melihat Venus sudah tidur lelap. Ia mengecup semua bagian wajah Venus. Mengelap keringat di pelipis Venus. Kemudian terlelap lagi di sebelah Venus dengan tangan yang kembali di perut venus.

"You are everything for me." bisiknya, dan Brian menyusul Venua ke alam mimpi.

End.

🎶Lagu di atas judulnya BUKTI-Virgoun.🎶

My Ice Husband! [Revisi]Där berättelser lever. Upptäck nu