[About Rossi]: Si Tuan sok Tahu

48 10 9
                                    

12.About Rossi

"Pasti soal uts nya pilihan ganda." Ucap Rossi dengan santai nya

"Lo tau darimana woi?" Nisa datang menghampiri Rossi yang mengetahui bentuk soal uts IPA yang akan dilaksanakan hari itu juga. "Ibu yang bilang." Jawab Rossi sekenanya

Semua siswa kelas 9A berteriak kegirangan. Bukan! Bukan karena freeclass. Tapi karena mendengar bahwa uts kali ini dalam bentuk pilihan ganda. Jelas saja mereka senang, jika sudah pasrah dengan jawaban nya, mereka dapat asal coblos saja. Bahkan diantara mereka rela menyanyikan lagu goyang dumang sambil menunjuk opsi a,b,c,d dan menulis kan jawaban nya ketika lagu nya habis dan berhenti di opsi apa.

Mereka pun memfokuskan diri pada buku masing-masing. Inilah kelebihan siswa kelas 9A daripada kelas lain. Selain penurut, ya terbilang rajin juga. Tak jarang banyak guru yang memuji, dan tak jarang pula mereka di maki.

Tak lama kemudian, Bu Wendah—guru IPA pun memasuki ruang kelas 9A.

"Sudah siap uts nya?" Tanya nya sambil membuka tas nya entah untuk mencari apa.

"Bentar dulu bu, nanggung!" Teriak Tri yang terus saja membaca buku nya.

"Woi Anne! Gak usah komat-kamit gitu dong. Biasa aja, emang lo mau main dukun-dukunan?" Dwinda menertawai Anne yang memang tampak sedang komat-kamit.

"Dwinda awas aja lo ya kalo nilai lo jelek, gue yang paling pertama ketawa sampe pup celana." Ucap Salsa enteng.

"Ew." Nabila misuh-misuh.

Obrolan mereka pun terinterupsi oleh dehaman Bu Wenda. "Oke kita mulai aja ya." Ucap nya.

"Bu, soal nya pilihan ganda kan? Berapa nomor bu?" Tanya Wina bersemangat.

"Pilihan ganda?" Tanya Bu Wenda terheran, "saya gak pernah tuh bikin uts pilihan ganda." Kata nya.

"Ha?" Semua siswa terkejut. Beberapa diantara nya sudah menatap sinis ke arah Rossi, sementara yang bersangkutan hanya tunduk dengan alibi berdoa.

"Tapi kata Rossi, soal nya itu pilihan ganda, Bu." Fika lalu mengadu pada Bu Wendah.

"Rossi, kenapa kamu bisa menyimpulkan kalo soal nya pilihan ganda? Saya kan gak pernah bilang." Bu Wenda meminta penjelasan pada Rossi.

"Bentar bu saya selesaikan dulu doa saya." Ucap nya yang tadi sudah membuka mata, lalu menutup kembali mata nya. Bu Wendah hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala nya.

"Oke jadi begini bu. Kemarin saya lewat di depan ruang guru, disitu ada Ibu dan guru IPA lain nya, dan sedang membahas soal kan bu? Saya gak sengaja dengar ada kata pilihan ganda, yasudah saya berbagi informasi sama teman-teman. Kurang baik apa lagi saya dong bu?" Rossi berbicara panjang kali lebar.

Semua siswa kelas 9A sudah berapi-api. Bahkan Dwi telah mengasah gunting yang dipegang nya. Dwinda juga telah menyiapkan busur nya.

"Iya Rossi, kami memang berbicara tentang pilihan ganda, tapi untuk uts kelas 7 dan 8, khusus kelas 9, itu uts nya dalam bentuk essai bukan pilihan ganda." Bu Wendah meluruskan semua kesalahpahaman yang terjadi.

"Rossi! Dirimu terlaknat!" Teriak Dwinda.

"Rossi! Ku kutuk kau jadi batu tawas!" Anni mengeluarkan sumpah serapah nya.

"Awas aja ya lo! Dasar sok tahu lo!" Ika menyeringai.

Bagaimana siswa kelas 9A tidak emosi jika mereka merasa telah di php kan karena berita yang disampaikan Rossi yang ternyata tidak benar adanya. Dengan mengira soal nya Pilihan Ganda mereka jadi belajar sedikit saja dan hanya melihat secara garis besar, tidak sampai spesifik, apalagi tentang hal-hal yang harus dijelaskan. Gawat!

SolbioneWhere stories live. Discover now