[About Fika] : Yes or No?

76 10 9
                                    




Pagi ini Fika terlihat cepat datang ke sekolah, entahlah mungkin hari ini hatinya sedang berbunga-bunga.

"Yah pada belom datang. Gak apa lah yang penting bisa lihat doi hari ini hehe" kali ini Fika terlihat bergumam sendiri entah mengatakan apa, ia terlihat begitu senang.

Kini Fika sedang duduk manis di depan kelasnya menunggu teman-teman nya yang lain datang.

"Pagi Fika" sapa Rossi yang kini telah sampai di depan kelas dengan senyum lima jari.

"Ck!untung hari ini mood gue lagi baik jadi gue bales deh sapaan lo" Fika kini mulai menarik nafasnya dalam. "Pagi juga Rossi" sapa Fika kepada Rossi dengan kata yang lembut dan sedikit di haluskan setelah itu Fika kembali memasang tampang datar.

Beberapa murid kelas 9a sudah berada di kelasnya, ada yang sedang piket, bercerita, dan beberapa aktivitas lainnya yang tak diketahui keasliannya.

"Dindaaa" Fika teriak memanggil nama Dinda yang terlihat berjalan menuju kelas nya.

Setelah Dinda sampai ia duduk di samping Fika "nggak pake teriak-teriak juga kaleee lo kira gue orang budeg apa?"

"Tai ah" ucap Fika.

"Bukan budek tapi togeang" kata Iqha yang mendadak muncul lalu ikut nimbrung di pembicaraan mereka.

Kini mereka sedang bercerita tentang doi Fika. Bahkan mereka sempat teriak histeris seperti naik roller coaster.

-dikelas-

Kini pak Sarif terlihat sedang mengajar di kelas 9a, ralatt! Maksudnya sedang bercerita. Karena jika pak Syarif yang masuk 2 dari 3 jam pelajarannya ia habiskan untuk membahas sejarah yang baru kelas 9a dengar.

"Kalian semua tau?" tanya pak Syarif menggantung kan perkataannya.

"Nggak pak" jawab Fika asal.

"Yaiyalah fikroo bapak belum selesai ngomong juga udah kamu potong" ucap pak Syarif yang kini menatap Fika.

"Makanya dari itu pak saya nggak tau" jawab Fika kembali.

"Saya itu sebenarnya sepupuan sama Faiqho(iqha)" kata pak syarif yang membuat semua anak kelas 9a menatap ke iqha.

"Demi apa pak?" tanya Nabila agak syok.

"Iyah sepupu an" ucap pak Syarif meyakinkan.

"Berapa kali pak?" kini terlihat Anni angkat suara.

"Berapa kali? Ohh saya sama faiqhoo sepupu lain kali" ucap pak Syarif memasang tampang datarnya.

"Yaelah pak, saya aja yang di depan rumahnya banyak mobil nggak sombong pak" kata Fika.

"Emangnya lo punya mobil berapa fikk?" tanya Egi.

"Gue punya cuman satu, itu pun punya pace gue" kata Fika kali ini.

" truss maksud lo banya mobil itu apa?" tanya anne.

"Iyah banyak mobil di depan rumah gue....mulai dari mobil gue, mobil samping rumah gue, mobil penjual samping rumah gue, mobil depan rumah gue, bahkan sampai mobil tetangga gue" ucap Fika panjang lebar.

"Oke lo mulai ngelawak" kata Rendi.

"Tapi sayang garing" lanjut Lulu.

"Eeheeh kok pada kalian yang ngobrol, saya nya malah dikacangin" pak Syarif kini sedikit agak kesal karna murid nya kini tidak memperhatikannya. "Buka halaman 145 kerja soal nomor satu, tiga, empat, enam, delapan, sembilan, dan sebelas waktunya dua puluh menit selesai tidak selesai dikumpul. Ketua kelas mohon kumpul" pak Syarif terlihat marah sambil keluar kelas karena merasa terkacangi.

SolbioneWhere stories live. Discover now