[About Dwi]: Psycopath

103 13 4
                                    

06.About Dwi

"

Woi PR math kalian udah selese?" Tanya Dwi pada ketiga monyet, eh maaf i mean temannya; Inayah,Aqsha,Diba.

"Udah lah. Kita kan anak rajin" jawab Inayah dengan pd nya.

"Rajin kerjain PR di sekolah maksud lo?" Tanya Aqsha

Inayah mendengus kesal mendengar Aqsha.

"Emang lo udah selesai,Dwi?" Tanya Diba yang sedari tadi hanya tertawa kecil melihat ketiga temannya.

"Belum" jawab Dwi singkat sambil menyimpan tas di kursi nya.

"Anak malas mah gitu" ejek Inayah sambil terkekeh.

Dwi menatap sinis Inayah yang duduk di belakang nya selama 12 menit. Ralat. 13 Menit.

Perlahan lahan Dwi berdiri dari tempat nya. Mata nya belum teralihkan dari Inayah. Ia menghampiri Inayah dengan perlahan.

Aqsha dan Diba sudah tau, apa yang bakal Dwi lakukan. Yap! Kalo bukan mencekik leher Inayah, atau mengeluarkan kekuatan nya; Api,air,angin,dll

Inayah mulai panik, ia pun berusaha menghindar sebisa mungkin.

"Woy Dwi jangan woy." bujuk Anne dari kejauhan.

"Dwi kalo inayah tewas, bisa ribet! Sidang nya bisa sampe setahun." tambah Farah.

"Dwi kalo Inayah wafat, yang ngajarin kita Fisika siapa?" Tanya Nisa dengan polos nya.

"Ah gue gapeduli!" Jawab Dwi dengan SSPA; Senyum Sinis Penuh Arti.

Dwi sudah memegang pergelangan tangan Inayah dan tertawa. Ia menarik nya dengan keras. Inayah hanya bisa pasrah. Dwi mendekat pada Inayah, dan...

"Woi, Pak Sarif datang!" Teriak Dwinda.

"Jangan bilang lu pengikut nya Kanjeng Tri Tidak Taat, suka boong" ucap Jenifer.

"Gue serius elah." Jawab Dwinda

5 menit kemudian, Pak sarif pun masuk ke kelas.

Pelajaran pun dimulai.

3 jam lamanya Pak Sarif mengajar, akhirnya Suara Sangkakala; Bel Istirahat berbunyi. Anak anak yang lain sering menyebut Bel Istirahat dengan sebutan Suara Sangkakala. Bikin orang orang pada lari. Iya, lari ke KANTIN.

"Dib, lu ke kantin?" Tanya Dwi.

"Iya. Bareng?" Tanya Diba lagi.

"Ayo dah"

Dwi juga mengajak Inayah, tapi Inayah lagi mager.
Aqsha? Dia sudah di kantin sejak abad lalu. Hehe

Diba pun selesai berbelanja. Ia keluar dari kantin dan mengarahkan mata nya ke kiri lalu ke kanan. Kemana Dwi?

Nah! Dia ada di pojok sana sedang membeli pop ice. Diba pun datang menghampiri Dwi.

"Gue kira lo ninggalin gue" ucap Diba

"Udah, lo duluan aja," ucap Dwi
"Gue mau bantuin Mba nya, kasian lagi rame soalnya" sambung nya.

WHAT THE..?!

APAKAH DIA SEDANG MENJALANI USAHA SAMPINGAN?

APA DIA MABOK SIANIDA??

asal kalian tau, Dwi itu ga pernah punya rasa kasian sama orang lain! Jadi ini adalah sesuatu yang sulit dicerna oleh akal manusia.

Diba pun berjalan sambil menahan tawa. Terheran pada temannya yang satu itu.

"Woi semua, liat deh dari sini ke penjual pop ice disana" ajak Diba ke teman temannya yang berada di kelas.

SolbioneWhere stories live. Discover now