Ya, aku memang mudah takut hal mistis. Gayanya saja ingin tahu ini-itu, tapi sekalinya lihat, merah panas wajahku ketakutan. "Tidak! Kata siapa aku percaya kertas sampahan ini? Aku hanya terinspirasi supaya kita mencoba ikut menginap di lantai 2 sekolah ini. Masalah feeling itu hanya alasan buatanku saja," bantahku sambil mengibas-ngibas tangan.

"Okee, setuju yaa, malam ini menginap di lantai 2!" putus Alf tiba-tiba sambil mengangkat tangan tinggi-tinggi. Zhou ramai sendiri berebut tos dengan Alf, padahal hanya mereka berdua yang ramai luar biasa di kelas yang lengang. Pecah sudah kesunyian di kelas ini karena ulah keduanya.

"Eh, sebentar," suara kecil itu memecah keramaian, mengembalikan suasana kelas seperti awalnya. "A--Aku tak berani... Aku tidak ikutan ya..?" pinta Nutta dengan irama bergetar. Member yang sama-sama penakut denganku ini memang tidak suka mencari-cari hal gaib. Aku takut, maka kuhindari ─begitulah kira-kira prinsipnya yang jelas berlawanan denganku. Sven semangat membujuk Nutta, menjanjikan hal-hal menggiurkan yang seolah tak mampu lagi ditolak Nutta. Yang lain pun mulai membantu Sven. Hanya Rei saja yang sibuk bermain ponsel, lantas berkata, "Malam ini kita kumpul di depan gerbang jam delapan malam, tidak ada alasan lagi. Yang mau ikut silahkan. Yang merasa tidak, cukup tonton saluran kesayangan di rumah hangatmu." Nutta pun terusik, lantas dengan mudahnya pikiran ia berbalik 180º.

---o0o---

Pukul satu malam. Aku terbangun dengan kondisi kandung kemih yang hampir penuh. Semua telah terlelap. Tapi, aku tidak tahan lagi. Siapa yang tidak takut ke kamar kecil malam-malam begini sendirian? Terlebih lagi di tempat seperti ini.

Sekolahku dibangun dari zaman penjajahan Belanda. Desain arsitektur sekolah ini juga persis seperti bangunan-bangunan Belanda pada umumnya. Sven yang sudah lama tertarik akan hal-hal mistis, begitu semangat saat kuajak menginap semalam ini. Hasilnya, kami bertujuh utuh mengikuti event dadakan ini. Semua proses kami masuk ke sekolah ini telah diatur Sven. Mulai dari memberikan obat tidur yang paling kuat di kopi satpam galak itu, sampai pada bagian yang entah bagaimana caranya ia bisa mendapatkan kunci gerbang dan akses ke lantai atas dari penjaga sekolah. Kecerdasan dan kecerdikannya memang terkenal seantero sekolah.

Aku meringis, benar-benar tidak tahan lagi. Maka kuputuskan berangkat menuju toilet lantai dua ini sendirian. Kali ini hatiku yang meringis. Ketakutanku benar-benar telah sampai ke ubun-ubun, membuat semakin tak tahan saja untuk segera 'parkir' di kloset. Aku berlari kecil menelusuri lorong pendek menuju toilet. Sejauh ini aman.

"Ahh, leganya..," ocehku sendirian setelah keluar dari toilet. Aku tersenyum, bangga benar berhasil ke toilet sendiri. Saat aku keluar dari sekat ruangan toilet itu, tiba-tiba tepat di hadapanku ada bayangan hitam. Besar. Pekat sekali. Kadar rasa takutku naik secepat roket. Hormon adrenalinku menyebar ke seluruh tubuh. Denyut jantungku berdegup kencang sehingga tekanan darah meningkat. Pupil mataku membesar. Wajahku memerah. Tak lama, terdengar suara teriakan yang begitu nyaring dari arah tempat kami tertidur di lantai 2 ini. Rasa panikku kacau mencambuk hati. Bayangan hitam itu mengeluarkan suara. Aku tak sanggup lagi, kuterobos sembarang bayangan itu. Tembus. Angin berhembus kencang.

"AAAAA!!!" Maru berteriak memekakkan sambil menutup kedua telinganya. Arah matanya menuju Sven yang telihat menggelinjang sambil mengoceh bahasa yang aneh. Di sisi lain, Rei tergelepar tak berdaya. Kaki serta tangannya dipenuhi cakaran besar dan panjang. Alf, Zhou, dan Nutta tidak ada. Aku ikut berteriak, menjenggut rambut. Mendongakkan kepala ke atas. Memaki keadaan.

Tiba-tiba, aku dipeluk erat sekali dari dua arah yang berbeda. Alf dan Zhou. Wajah keduanya pucat. Keadaan masih seperti tadi. Alf dan Zhou ramai berebut cerita. Kesimpulan yang kutangkap dari keduanya ialah bahwa Nutta dalam keadaan bahaya. Alf dan Zhou berhasil menyelamatkan diri, tidak dengan Nutta. Baru saja aku ingin menyusul Nutta, tapi hatiku menahanku karena kondisi ketiga temanku yang tidak karuan di sini. Tak lama aku berpikir, terdengar suara langkah kaki di tangga yang sedang naik ke arah lantai ini. Tubuhku sudah lemas, tak mampu lagi rasa panik itu mengajak kakiku segera beranjak dari tempat itu.

7/9حيث تعيش القصص. اكتشف الآن