Berita kehamilan Putri Mahkota disambut suka cita oleh seluruh masyarakat Joseon. Banyak yang menduga hal ini akan menaikkan status keluarga bangsawan Kang dalam keluarga kerajaan. Meskipun kehamilan Putri Mahkota diestimasi baru dua bulan dan belum diketahui apakah janin tersebut laki-laki atau perempuan, saat lahir nanti bayi ini akan menjadi cucu pertama Raja. Selain itu, Putra Mahkota merupakan putra favorit Raja, dan pernikahannya dengan Putri Mahkota disetujui dengan dekrit langsung dari Raja sendiri, jadi sudah jelas bagaimana posisi bayi ini nantinya di hati sang Raja.
Karena itu, meski sudah dua hari berlalu sejak berita itu muncul, masih banyak kurir yang datang ke gerbang kediaman keluarga Kang untuk mengantarkan hadiah sebagai ucapan selamat dari bangsawan lain. Bahkan ada beberapa kepala keluarga bangsawan yang datang secara langsung mengucapkan selamat. Tentu saja hal ini dimaksudkan untuk menjalin hubungan baik dengan keluarga Kang. Dengan status yang kini keluarga Kang miliki, memiliki hubungan dekat dengan mereka jelas sangat menguntungkan.
Tentu saja Menteri Kang mengerti tujuan mereka. Ia hanya mengangkat dagu dan menampakkan senyum arogan seolah memberi jarak pada mereka yang berusaha 'menjilat' padanya.
Di kediaman Perdana Menteri Han, Yeonhee sedang melakukan beberapa gerakan bela diri di halaman depan paviliun utama. Dulu, kebiasaannya yang suka malas-malasan dengan tidur atau duduk diam membaca buku terkadang membuat kakaknya khawatir. Meski Yeonsik tidak mengomentari kebiasaannya itu, namun ia menyuruhnya sesekali berolahraga karena jika kurang bergerak, tubuh akan lemah dan gampang terkena penyakit.
Sang kakak kemudian mengajarinya gerakan dasar bela diri sebagai pengganti olahraga. Selain bisa membuat tubuh bergerak dan sebagai perlindungan diri, bela diri juga mengatur pernapasan dan sirkulasi darah sehingga bagus untuk tubuh. Kemampuan bela diri Ayah dan kakaknya sangat bagus karena profesi keluarga mereka sebagai pedagang. Mereka sering melakukan perjalanan jauh dan tak jarang banyak pencuri atau perampok yang sering menargetkan pedagang seperti mereka. Meski mereka memiliki pengawal sendiri, tentu saja itu tak menjamin keselamatan pribadi mereka seutuhnya.
Melihat Yeonhee yang baru saja mematahkan sepotong kayu membuat Suri dan Mu Tong yang berdiri berdampingan memperhatikan menelan ludah dengan gugup. Kalau itu leher mereka, sudah pasti sekarang mereka berada di dunia lain sana.
Melihat Yeonhee yang sudah selesai, Suri berjalan ke arahnya dengan nampan di tangan. Yeonhee mengambil saputangan satin di atasnya dan mengelap keringat di dahinya, lalu meminum air yang diangsurkan oleh Suri. Biasanya ia akan berlatih seperti ini dua atau tiga kali dalam seminggu.
Mu Tong ikut berjalan mendekat dan membungkuk pada Yeonhee.
"Apa kau sudah mengirimkan hadiah ke kediaman Menteri Kang?"
"Ya, Nyonya. Saya sudah melakukan sesuai yang Nyonya instruksikan," Mu Tong menjawab. Tujuannya kemari memang ingin melaporkan hal ini pada Yeonhee. Namun saat melihat Yeonhee sedang sibuk dengan latihannya, ia menunggu dengan sabar bersama Suri.
Yeonhee mengangguk dan menyuruh Mu Tong melanjutkan pekerjaannya yang lain. Berjalan ke arah paviliun utama, Yeonhee mengelap keringatnya yang masih menetes sesekali. Sekarang sudah pertengahan musim semi dan udara mulai menghangat. Yeonhee tidak tahan dengan panas. Ia selalu mengalami masa yang berat saat musim panas, dan musim sekarang tampak lebih hangat dari sebelumnya. Lihat saja, padahal sekarang masih musim semi, tapi sudah sepanas ini. Yeonhee jadi malas membayangkan panasnya saat musim panas nanti.
Setelah menginstruksikan pelayan untuk menyiapkan air mandinya, Yeonhee masuk ke kamarnya diikuti oleh Suri. Ia duduk menyandar di futonnya dan Suri dengan setia mengipasinya. Tangannya sesekali mengambil buah anggur yang kulitnya sudah dibuang di atas meja dan memakannya dengan santai.
YOU ARE READING
A Bride Without Virtue
Historical FictionKarena dekrit dari Raja mereka berdua terikat dalam pernikahan. Bagi Yeonhee, yang terpenting adalah menikmati hidupnya dengan santai. Karena itu, ketika di malam pernikahan mereka suaminya berkata, "Aku bisa memberikanmu semua yang kau ingink...
