SATU

7.6K 225 8
                                    

Malam itu terasa begitu panjang untuknya. Untuk seorang gadis yang sedang duduk menatap langit dengan iris cokelatnya itu. Dari matanya mengandung sarat akan kesedihan, kerinduan.

Rindu akan pelukan mahluk yang ia sebut orangtua. Rindu akan kasih sayang mereka.

Memangnya siapa yang tidak sedih jika ditinggalkan oleh orangtuanya sejak umur tujuh tahun ?

Sudah beberapa tahun lamanya bagi Ellina yang menunggu kedatangan orangtuanya. Mama dan papanya. Ellina sekarang sudah beurumur 10 tahun. Mereka bilang, mereka akan kembali, dengan oleh oleh yang banyak. Tapi kenyataan berbeda dari omongan mereka.

Mereka tak kembali. Membuat gadis kecil itu selalu menanti mereka dengan harapan mereka akan kembali.

Hampir setiap malam ia seperti itu. Menatap langit dengan mata sendunya. Melihat bulan dan bintang yang tampak sudah terbiasa menerangi gelapnya malam.

Tapi kali ini berbeda. Langitnya tak lagi dihiasi oleh bintang dan bulan seperti yang biasa ia lihat. Melainkan dengan awan yang mendung.

Langit itu seakan tau apa yang dirasakan oleh gadis kecil yang sedang menatapnya. Seakan mengerti apa yang dirasakannya.

Gadis itu tersenyum miris. Senyum dengan sarat akan kedukaan. Tangannya terulur kedepan, seakan sedang memanggil sang bulan dan sang bintang agar menemani malamnya.

Saat ia sedang sibuk melakukan kegiatannya, derit pintu membuatnya menoleh dan menampakkan sesosok laki-laki yang dua tahun lebih tua dengannya dari balik pintu itu. Setelah tau siapa gerangan orang tersebut, gadis itu pun tersenyum. Menampilkan senyum manisnya yang selalu ia tunjukkan.

"Belum tidur ?" tanya pria itu dengan senyum juga.
Gadis itu hanya menggeleng pelan lalu memalingkan wajahnya ke luar jendela. Ia berkata dengan lirih.

"Aku rindu pada mereka, kak"

"Aku tahu. Aku juga rindu.  Mereka pasti akan kembali. Tidurlah, sudah terlalu larut untukmu". Anak laki-laki itu mengusap kepala Ellina dengan sayang, lalu menggerakkan tangannya seakan menyuruh adik kesayangannya itu untuk tidur.

" Tapi kapan ? Aku--"

Belum sempat Ellina menyelesaikan kalimatnya, kakaknya itu sudah meletakkan telunjuknya dibibir Ellina.

"Shh, mereka akan kembali, pasti. Aku tidak tau kapan, tapi aku janji mereka akan kembali. Sekarang, kau tidurlah"

Kakaknya tidak melepaskan senyumannya saat berbicara pada adik kesayangannya itu. Ia lalu mengelus kepala Ellina sampai ia tertidur.

Anak lelaki itu keluar dari kamar yang di pintunya bertuliskan nama 'Ellina Eleanor Joseph', lalu berjalan menuju kamar yang di sebelahnya yang bertuliskan nama 'Elvanno Anderson Joseph'.

Lelaki itu merebahkan dirinya dikasur king size miliknya.  Memejamkan matanya seakan menenangkan dirinya. Sampai akhirnya ia tertidur.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Gadis itu mengerjapkan matanya saat alarm berbunyi untuk yang kedua kalinya. Membuat sang empunya bangun dan membuka matanya. Mata hitamnya membelalak seketika setelah ia melihat jam sudah pukul 06.00.

A Perfect BrotherWhere stories live. Discover now