[ Part 20 - Mangirut ~ Tercabik ]

Start from the beginning
                                    

Pak Supri memanggil Pak Tomo dan mengatakan kalau ada tamu yang mencarinya.

Tommy, Rayn dan Nila duduk di ruang tamu menunggu pak Tomo.

Tak lama kemudian, pak Tomo muncul. Penjaga sekolah yang sudah tua itu memandangi tamu-tamunya. Mata tuanya tertuju pada Rayndra.

"Den...Rayndra? Masyaallah...mimpi apa mamang semalam dikunjungi den Rayndra?"

"Gimana kabarnya mang? Udah sepuluh tahun tidak ketemu..."

"Baik, aden...wah, aden masih ingat sama mamang, mamang senang sekali..."

"Tentu saja ingat, kalau Rayn dan teman-teman lembur sewaktu kegiatan OSIS dulu, mamang yang bikinin teh hangat sama sering bawain gorengan..."

Pak Tomo tertawa.

"Iya ya...generasi aden banyak yang jadi orang berhasil. Mas Fikri Akbar, sudah bekerja di kementerian keuangan, mbak Della yang pintar pidato itu...wah, mungkin dia bisa sehebat Mario Teguh, setiap tahun mbak Della memberi motivasi untuk anak-anak yang akan mengikuti ujian nasional. Menjadi moti...moti..."

"Motivator?"

"Iya..." pak Tomo memandang ke samping Rayn, membetulkan letak kacamatanya dan bertanya, "Lalu, nona cantik ini siapa ya? Bukan nona yang dulu bareng den Rayn itu kan? Wajah nona tampak asing?"

"Ini Nila Sulaiman, istri saya mang..." Rayn memperkenalkan Nila dan gadis itu mengulurkan tangan.

"Istri...?" pak Tomo tersenyum lebar. "Geulis pisan...cocok dengan aden yang ganteng..." Pak Tomo mengguncang tangan Nila. "Anda sangat beruntung, nona, walaupun aden Rayn dulu paling ganteng, tapi tidak pernah mainin anak perempuan. Tidak seperti anak jaman sekarang, kecakepan sedikit pacarnya ganti-ganti...kalau tidak salah dulu aden dekat dengan anak perempuan, sayangnya bukan perempuan baik-baik ya...hhh, sayang sekali, cantik dan pintar belum tentu wanita baik, memalukan!" pak Tomo mengomel dan menggeleng-gelengkan kepala.

Dahi Rayn mengeryit. "Semua anak OSIS baik mang, seperti mamang bilang tadi, Fikri, Della, Pandu...Salsabila, bahkan Abhirama yang paling bandel saja sekarang jadi pejabat di Pertamina...tidak ada yang genit di OSIS,"

Pak Tomo mengingat ingat. "Ada anak nakalnya kok den, memang kelihatannya anak perempuan baik-baik, apalagi dekat sama den Rayn. Mamang masih ingat kalau aden memperlakukan semua anak perempuan dengan baik, bahkan yang sering keterlaluan mengejar aden dan dulu ada yang nyuri cium pipi aden sewaktu lomba Agustusan..."

Rayn nyengir.

Dulu memang ada anak perempuan yang menjadi panitia lomba Agustusan, anak itu bertugas menutup mata peserta lomba makan kerupuk dengan dasi pramuka, begitu selesai mengikat penutup mata, gadis bernama Susi itu mencium pipi Rayn di depan umum membuat semua penggemar Rayn berteriak protes tidak terima sehingga anak perempuan itu dijewer bu Anita.

"Dasar ganjen! Nyuri kesempatan aja..."gerutu bu Anita.

"Dikit doang bu...alaaa..."

"Malu-maluin aja Sus!"

Lalu gadis itu dan Rayn disidang di ruang kepala Sekolah. Rayn hanya sebagai saksi, sementara Susi hampir sejam diberi kuliah gratis tentang moralitas oleh bapak kepala sekolah, bagaimanapun, walau hanya memperhatikan Susi dimarahi, Rayn ikut kena batunya juga mendengarkan bapak kepala marah-marah.

---

Pak Tomo mengingat-ingat.

"Bapak memergoki anak perempuan yang kelihatannya santun dan cantik itu, yang dulu sering bareng aden lembur kegiatan OSIS. Bapak lupa siapa namanya, malam itu sewaktu bapak keliling sekolah, kirain aden dan teman-teman yang lembur karena anak perempuan itu meminjam kunci ruang OSIS sama bapak, seperti biasa bapak mau nyapa, ee...Masyaallah! bapak hampir kena serangan jantung waktu masuk ruangan, anak perempuan itu sedang berbuat tidak senonoh dengan anak-anak laki-laki den, kalau perkosaan, anak perempuan itu pasti teriak-teriak minta tolong, yang bapak lihat, anak itu seperti menikmati digituin teman-temannya! Begitu bapak memergoki, malah bapak yang diancam anak laki-laki yang makai tuh perempuan! Bapak digampar dan dipukuli, kalau bapak berani cerita, bapak bakal dipecat dari sekolah, waktu itu bapak memang tidak bisa berbuat apa-apa, bapak hanya orang kecil, kalau sekarang mah lain den, kalau ada anak nakal walaupun anak presiden, pak Nugroho sebagai kepala sekolah tidak pandang bulu! Pasti anak itu dikeluarkan dari sekolah, pak Nugroho memang kepala sekolah yang hebat den..."

Borneo DarknessWhere stories live. Discover now