"Aku tidak akan memasak apa-apa untuk kalian ya.." ucap Yuza sembari duduk di salah satu kursi yang masih kosong, di samping Kei.
Kei yang sejak tadi duduk tersenyum dan aktif menggerakan kedua kakinya yang bahkan tidak menyentuh lantai itu menatap Yuza yang sedang mengambil tempat duduk di sampingnya.
"Kami tidak makan, kami hanya mau menemani Yuza makan."
"Ayolah teman-teman, tidak bisakah kalian membiarkanku makan dengan tenang?" tanya Yuza terdengar lesuh.
"Apa aku mengganggumu, Yuza?" tanya Kei lagi dengan wajah cemasnya yang tampak imut.
"Bukan kamu Kei, tapi mereka—"
Perkataan Yuza tertahan, kemudian ia menghembuskan napas beratnya sambil menatap pasrah dua sosok di depannya yang pandangan mereka kosong dan entah pikiran mereka sedang merantau kemana.
Yuza bersumpah, jika itu pertama kalinya ia melihat hantu pasti saat itu juga ia akan muntah dan tidak nafsu makan ketika melihat sosok anak kecil dengan kepalanya yang terus mengucurkan darah segar dan sosok wanita yang bahkan sebagian wajahnya sudah tidak berbentuk lagi.
Oh Tuhan, mereka sangat menyeramkan.
Ngomong-ngomong soal anak kecil itu, dia dulunya pernah tinggal di lantai yang sama dengan Yuza—tentunya itu sebelum Yuza pindah ke apartemen ini. Anak itu dan orang tuanya mengalami kecelakaan, tetapi yang selamat hanya orang tuanya.
Sejak saat itulah arwahnya selalu bergentayangan di lantai 3 apartemen itu, hal ini membuat lantai 3 di apartemen itu mulai ditinggalkan.
Beberapa minggu setelah tempat itu tidak pernah lagi didatangi oleh siapa pun, Yuza kemudian memilih untuk menyewa 1 tempat di lantai itu dengan bantuan pamannya.
Dan satu lagi— ah, Yuza sangat membenci sosok jahil itu. Wanita dengan muka rusak, selalu mengganggu Yuza.
Di kamar mandi, bahkan ketika Yuza tidur, inilah kenapa Yuza butuh Kei untuk menjaganya ketika ia tidur. Yuza menebak dia adalah hantu yang tersesat, dan tidak sengaja merasa nyaman di rumah Yuza.
Tapi, jangan ganggu juga dong!
Pada akhirnya Yuza tetap mengalah dan melanjutkan makan. Walaupun sedikit terganggu tapi apa boleh buat selain memaksakannya. Dia juga tidak mau terlambat ke sekolah hanya karena merasa terganggu dengan hantu.
***
Yuza sekarang duduk di bangkunya, di belakang dan paling sudut, tepat di samping jendela. Hari ini hari pertama ia masuk SMA. Tapi ia tidak terlalu bersemangat seperti siswa lain. Baginya pasti akan sama saja dengan saat-saat SMP.
Selama 3 tahun, Yuza dikucilkan, tidak dianggap. Ia hidup, ia juga bernapas, tapi rasanya seperti hantu.
"Pe-perkenalkan namaku Watanabe Koyuki. M-mohon bantuannya." setelah mengucapkannya dengan gugup, wanita itu kembali duduk.
Rupanya seisi kelas Yuza saat ini tengah saling memperkenalkan diri mereka satu sama lain.
"Matsumoto Takao, usia 15 tahun, senang bertemu dengan kalian semua." ucap anak itu diiringi senyumnya yang menawan. Seisi kelas langsung heboh saat ia tersenyum, terlebih para siswa perempuan.
Selanjutnya, adalah giliran Yuza yang duduk di sebelah siswa bernama Takao itu.
Kalau sebelumnya seisi kelas nampak tersenyum kearah yang sedang memperkenalkan diri. Lain halnya dengan Yuza, mereka langsung berbalik, mengalihkan pandangannya dari Yuza, dan berpura-pura seakan mereka tidak mendengarnya. Tetapi Yuza sudah biasa dengan itu.
"Akiyama Yuza, terimakasih!" singkat saja darinya, dan ia langsung duduk.
Pelajaran langsung dimulai sedetik setelah Yuza memperkenalkan dirinya. Itu seakan-akan mereka memberi Yuza waktu untuk berbicara, namun tidak mau mendengarkannya, bahkan termasuk gurunya.
Yuza berbalik kesebelah kanannya, dan mendapati kedua orang tadi. Yuki dan Takao, tengah memandanginya.
Satu memandangnya dengan gugup, yang satu lagi memandang dengan bingung. Yuza langsung berbalik kembali ke jendala saat mendapati keadaan itu. Ia ingin menghindar dari hal-hal yang tidak diinginkannya.
Jangan pernah berhubungan dengan orang lain, selama Yuza tidak ingin ada yang mati.
***
Guru selesai menerangkan, tidak lama setelah itu bel istirahat berbunyi. Setelah guru saat itu keluar dari ruang kelas, para siswa juga ikut berhamburan keluar.
Mereka terlihat berlomba keluar kelas, entah karena mereka memang sudah tidak sabar dengan makanan kantin atau karena ingin terhindar dari malapetaka. Hal yang biasa dilihat Yuza.
Yuza tidak berminat untuk makan saat ini, apalagi ke kantin. Ia hanya melihat pemandangan dari jendela di sampingnya. Kembali teringat olehnya insiden-insiden yang sempat terjadi pada dirinya dulu.
Insiden keluarga Akiyama, panti asuhan, kantor polisi, dan teror kebakaran di kota kecil yang sekarang sudah ditinggalkan.
3 tahun yang lalu. Tepatnya setelah kebakaran di kediaman Akiyama, paman Yuza sebenarnya ingin mengangkat Yuza sebagai anaknya, namun bibinya menolak.
Tidak dijelaskan kepada Yuza kenapa, tapi Yuza menebak bibinya itu sangat terpukul dan marah sejak kematian kakak perempuannya—Ibunya Yuza—dikarenakan anak pembawa sial seperti Yuza.
Akhirnya sang paman menitipkan Yuza di panti asuhan.
Tidak lama ia merasakan kesenangan karena memiliki banyak teman di panti asuhan, karena setelah tiga hari Yuza tinggal di tempat itu, panti asuhan itu tiba-tiba terbakar tanpa sebab, dan lagi-lagi hanya menyisahkan satu orang anak yang selamat, yakni Akiyama Yuza.
Setelah itu, Yuza harus dibiarkan tinggal sementara di kantor polisi sampai ada yang mau mengadopsinya.
Namun, kantor itu juga harus terbakar, dan lagi-lagi tanpa sebab. Yuza juga satu-satunya yang selamat di insiden itu.
Semakin hari kabar miring tentang Yuza mulai menyebar. Yuza adalah kutukan, Yuza adalah anak pembawa sial, itulah pembicaraan-pembicaraan miring di sekitar masyarakat. Yuza pun tak jarang sering dibully, dicaci maki, dilempari dengan batu.
Namun, tidak berapa lama, mereka semua yang sering membicarakan hal buruk tentangnya dan merundungnya, mereka harus mengalami hal yang sama dengan keluarga Yuza.
Rumah mereka terbakar dan mereka mati bersama kebakaran itu.
Sejak saat itulah, Yuza dianggap kutukan. Siapapun yang berani mendekatinya, berbicara dengannya, apalagi memukulnya, mereka akan mati.
Mereka akan mati dalam insiden kebakaran.
###
YOU ARE READING
'Curse Yuza' (END)
Mystery / ThrillerNamanya adalah Yuza, mereka menganggapnya kutukan, semua itu karena siapapun yang mendekatinya akan MATI.
Part 2
Start from the beginning
