[7]

3.2K 157 23
                                    

Jin sedang duduk sendiri di sebuah bangku taman belakang sekolah. Dia hanya sekedar duduk sambil menatap rerumputan hijau di depannya.

Jin memikirkan Sowon. Gadis itu membuat dirinya selalu melamun membayangkan wajah cantik itu. Terlintas wajah Sowon dipikiran Jin. Jin mengingat pertama kalinya dia mengikuti Sowon ketika hendak bunuh diri. Sejak itu dia mulai menyukai gadis berambut panjang dan bertubuh tinggi itu.

Sowon tidak sadar, selama ini Jin diam-diam selalu memperhatikan dirinya. Sosok Jin yang terlihat cool, berbicara secukupnya, diam-diam menyukai Kim Sowon.

Tidak ada seorangpun yang tahu akan perasaan Jin pada Sowon. Jin hanya memendamnya sendiri. Dia tidak tahu harus mulai dari mana untuk mendekati Sowon. Moment dimana dirinya satu kelompok belajar dengan Sowon, adalah langkah pertama baginya. Ternyata apa yang terjadi? Seharusnya itu adalah waktu yang sangat tepat melakukan pendekatan tiba-tiba menjadi gagal begitu saja. Kalian tahu penyebab gagalnya rencana Jin?

---

"Kim Seokjin." Panggil Sowon kemudian menghampiri Jin di bangkunya. Jin mendengar namanya dipanggil langsung menoleh kearah suara itu.

"Hari ini kita akan belajar bersama dirumahku. Kau bisakan? Rapmon juga ikut kok." Sowon memberitahu kalau akan belajar bersama dirumahnya. Gadis itu ingin mengajak dua murid tutornya itu main kerumahnya, dan mengenalkan kepada ibunya. Dia banyak bercerita pada ibunya mengenai dua muridnya ini. Ibunya tampak senang dan penasaran bagaimana sosok murid anaknya itu.

"Oh begitu. Memangnya tidak apa-apa?" Tanya Jin, kemudian melanjutkan memainkan ponselnya. Dia awalnya senang akan tawaran Sowon, tapi tiba-tiba berubah begitu saja, berubah menjadi biasa.

"Ya tentu saja tidak apa. Eommaku yang mengundang kalian berdua."

"Aku malu untuk bertemu orangtuamu." Wajah Jin tampak tertunduk. Kenapa harus malu? Dia jelas-jelas mendapat undangan khusus dari ibunya Sowon.

"Heey.. tidak usah malu. Kau harus mau. Mengerti?" Sowon tetap memaksa. Jin hanya mengangguk pasrah.

"Baiklah. Sepulang sekolah, kita pergi bersama. Seokjin hwaiting!" Ujar Sowon sambil membenarkan buku pelajaran Jin, lalu pergi.

---

"Kriiing"

Tidak terasa bel pulang pun berbunyi. Anak-anak dengan sangat antusias keluar kelas dan buru-buru pulang, salah satunya Sowon dan kedua muridnya, siapa lagi kalau bukan Jin dan Rapmon.

"Yuk berangkat!" Sowon menghampiri Jin dan Rapmon.

"Let's go!" Rapmon tampak semangat.

Jin hanya berdiri dan membuntuti kedua temannya itu dari belakang. Jin memperhatikan Sowon dengan tatapan penuh arti.

Sayang sekali Sowon tidak menyadari itu. Ia terlalu asik bercanda dengan Rapmon.

"Yak! Kau kenapa diam saja?" Rapmon mengejutkan Jin dari lamunannya itu.

Melihat wajah Jin terkejut, Sowon hanyak terkekeh. Mereka bertiga akhirnya berjalan bersamaan.

Selama diperjalanan, Jin hanya berbicara secukupnya. Entah kenapa rasanya dia sangat kaku dengan keadaan seperti ini.

---

Sampailah mereka dikeberadaan rumah Sowon. Ibunya Sowon dengan antusias menyambut kedua tamu barunya ini. Lebih tepatnya, teman anak bungsunya.

"Annyeonghaseyo, Ajhumma." Sapa Rapmon dan Jin bersamaan sambil membungkukkan badan 90 derajat.

"Annyeonghaseyo. Silakan masuk." Ibunya Sowon mempersilakan mereka masuk. Rapmon dan Jin benar-benar mendapat sambutan hangat dari Ibunya Sowon.

[BANG-CHIN] PROGRESS NOT PERFECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang