《3》Serangan Kejutan

4.5K 569 169
                                    

Mentari sudah tenggelam saat Xi kembali dari rumah kaca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mentari sudah tenggelam saat Xi kembali dari rumah kaca. Tubuhnya terasa sangat lelah, ada ratusan bintang-bintang yang berputar dalam pandangannya. Pemuda itu pun menghentakkan kepalanya, berusaha mengusir kepeningan yang terus bertambah.

"Apa Tuan baik-baik saja?" ucap seorang gadis yang tiba-tiba muncul dari belakang.

Xi mengangguk dan kembali menegakkan tubuhnya. "Aku baik-baik saja, mungkin hanya kelelahan. Aku hanya butuh sedikit istirahat."

"Tapi Tuan, Anda--"

"Xi!" teriakan itu memotong ucapan Vireha yang sedang mengkhawatirkan tuannya. Ia tak dapat berbuat banyak jika ada Guardian Knight yang lain. Gadis itu memilih mundur, bersembunyi di balik tubuh sang tuan.

"Dari mana saja kau? Aku sudah menunggumu dari tadi!" kata Veo bersemangat.

"Ah, aku hampir saja lupa. Sebenarnya ada apa kau mencariku?"

Pemuda itu melirik Vireha yang masih mematung di tempatnya. "Apa kita bisa bicara berdua saja?"

Baru saja Xi akan mengatakan "ya", Vireha langsung memotong, "Maaf Tuan Veo, Tuanku membutuhkan istirahatnya."

"Oh ayolah, Nona kecil. Aku hanya butuh Tuanmu sebentar. Tak lama, hanya dua puluh menit. Bagaimana?"

Vireha awalnya ragu. Namun setelah Xi meyakinkannya, gadis itu pun undur diri dan menghilang di balik kegelapan.

"Baiklah, ada apa?" tanya Xi tanpa basa-basi. Veo terlihat agak gugup. Berkali-kali ia menoleh ke kanan dan ke kiri, memastikan tak ada siapa pun di sekitarnya.

"Itu, aku butuh bantuanmu untuk...." Kata-kata pemuda itu menggantung di udara saat dilihatnya Xi yang berwajah sangat pucat. "Xi, apa kau baik-baik saja?"

"Kau mengganggu waktu istirahatku," ucap Xi sambil mendengus, "Selain kelelahan, semua baik-baik saja. Cepat katakan apa keperluanmu?"

"Ah, baguslah kalau begitu. Aku hanya ingin kau membantuku memecahkan teka teki ini." Veo mengeluarkan sebuah perkamen tua dari balik jubahnya. "Yah, sebenarnya ini soal mudah bagiku, hanya saja aku ingin menguji kemampuanmu."

Xi kembali mendengus sambil mengambil perkamen yang ada di tangan Veo. Deretan huruf asing dengan simbol-simbol tak biasa berjajar di sana. Bahasa Erstle kuno?

"Darimana kau mendapatkan ini?" tanya Xi curiga.

"Ah, i-itu...."

"Apa kau tahu bahasa apa yang tertulis di sini?"

Veo menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Aku mendapatkan benda ini dari salah seorang pedagang. Katanya, mantra ini bisa ... bisa...."

"Mengembalikan kejanta--"

Veo yang panik langsung membekap mulut Xi dengan tangannya. Matanya mendelik, ada semburat merah di pipi Veo.

Hmm, jadi pemuda ini masih punya malu, eh?

DAITYA: Awakening The Demon PrinceWhere stories live. Discover now