Mouse Rabbit

2.3K 371 30
                                    

Mouse Rabbit

Indera penciuman Chanyeol mengendus permukaan kemejanya kemudian senyuman kecil terulas di bibir pria itu setelah merasa harum badannya masih se-enak tadi pagi. Tidak salah ia menyemprotkan parfum Baekhyun sampai habis setengah botol sebelum pergi ke tempat ini.

Kini ia berada di kafe milik Yesung yang terkenal karena kelezatan dessert-nya, nama kafenya Mouse Rabbit. Meski beberapa bulan yang lalu sempat tutup karena di renovasi namun sampai sekarang masih saja ramai di buat nongkrong anak–anak muda (yang sebagian besar merupakan fans Yesung) padahal baru saja hari jumat kemarin kafe di buka lagi.

Topi dan masker Chanyeol terletak rapi di atas meja. Tak perlu ia susah payah bersembunyi, karena di kafe ini Yesung menyediakan lantai bawah tanah yang biasa di buat para selebriti. Jadi tak sedikit selebriti yang datang kesini entah untuk bertemu dengan teman – temannya, atau bahkan berkencan bersama pacar.

"Menunggu siapa?" Yesung yang baru saja keluar dari dapur hendak naik ke atas terpaksa menghentikan langkahnya ketika menemukan Park Chanyeol di meja paling pojok.

Chanyeol terkejut bukan main, ia kira hari ini Yesung tidak datang ke kafe.  Cepat-cepat pria itu tersenyum canggung sambil menggaruk tengkuk yang sebenarnya tidak gatal. "I—itu, teman."

Ekspresi wajah Yesung menyiratkan perasaan tidak puas. Tapi hanya sebentar, sebelum akhirnya ia mengulas senyuman geli. "Kau sekarang sudah punya pacar tidak cerita padaku?"

"Bukan pacar hyeong! Sumpah!"

Bukannya percaya, Yesung malah tertawa melihat Park Chanyeol yang salah tingkah. Pria bermata sipit itu seketika duduk di depan Chanyeol, melupakan niatannya yang tadi ingin menemui fans di lantai atas. "Katakan padaku! Dia cantik? Artis? Penyanyi? Atau... temanmu sekolah dulu?"

"Kalau cantik... iya sih. Tapi ke-tiga option-mu tidak ada yang benar."

"Oke! Kau mengakui kalau dia cantik, berarti dapat di pastikan orang yang akan kau temui bukan sekadar teman!"

"Aku tidak bohong, hyeong! Dia benar hanya teman!"

"Kalau hanya teman, untuk apa kau menyemprot parfum sampai baunya tercium sampai dapur? Sudahlah, mengaku saja!"

Chanyeol menunduk sambil memejamkan kedua mata. Ia bingung harus menempatkan mukanya dimana. Diam – diam ia mengendus lagi kemejanya, "Apa aku berlebihan?"

"Iya lah, bodoh! Dasar bocah ini!" Yesung kembali tertawa sembari beranjak dari tempat duduknya. "Sudahlah, aku mau naik dulu! Nanti kalau dia sudah datang kabari aku ya!"

"Untuk apa?"

"Tentu menyapanya! Aku penasaran siapa gadis yang membuatmu memakai parfum sampai satu botol itu!"

"Tidak sampai satu botol, hyeong!" Chanyeol membentak kasar, kemudian melanjutkan sambil berbisik. "Hanya setengah botol saja."

Yesung tidak mendengar—untungnya—, pria itu berjalan menuju tangga. Namun belum sampai memijak pada satu anak tangga paling bawah, pria itu terdiam. Kedua mata sipitnya berusaha melebar kala memandang sesosok gadis yang sangat familiar. "Wendy-ah, untuk apa datang kesini?"

Son Wendy yang saat itu memakai kemeja kedodoran dan celana jeans denim yang sobek di bagian lutut seketika membungkukan badan dengan sopan. "Aku mau bertemu dengan Chanyeol sunbae." Ujarnya kemudian, sambil mengulas senyuman bocah.

Yesung menoleh ke arah tempat duduk Chanyeol. Ekspresi terkejutnya langsung berganti menjadi geli ketika melihat Chanyeol yang sedang merapikan kemeja dan dekorasi meja kafe. "Sunbaenim mau ke atas, ya? Di atas ramai pengunjung. Sepertinya sebagian besar dari mereka menunggu sunbae ke atas."

REPLY 2013Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang