TigaPuluh - Siapa Dia Sebenarnya?

Začať od začiatku
                                    

Author POV.

"Kita sebenarnya ke sini itu mau nanya suatu hal ke loe." Adella menoleh ke arah Austin.

Dan wajah Austin langsung berubah menjadi serius.

"Tanya apa?" Adella menatap Austin dan ketiga laki-laki di hadapannya inu bergantian.

"Loe kenal Erick dari umur berapa?" Tanya Austin.

"Ehm.. Sekitar 4 tahun yang lalu. Atau sekitar umur gue 18 tahun." Kata Adella.

"Loe gak pernah ketemu dia sebelumnya?" Tanya Niell.

"Ehmm... Gue kayak familiar sama wajahnya. Tapi, gue gak ingat dia siapa." Adella menerawang ke langit-langit.

"Masa loe gak tahu dia Dell?" Tanya Niell.

"Enggak. Gue gak pernah ketemu dia. Gue ketemu dia ya cuman waktu di Univ itu doang sih." Kata Adella. "Kenapa emangnya?" Lanjutnya.

"Gak apa-apa." Mike tersenyum.

"Ohh.." Adella hanya ber oh riaa

"Makan dulu Dell.. terus minum obat." Arsen menyerahkan semangkuk bubur pada Adella.

Arsen membantu Adella bangun.

"Perutku gak enak bangett..." Adella memasang mimik kesal.

"Kamu harus makan. Aku gak mau kamu sakit lagi. Aku suapin. Buka mulut.." Arsen menyuapkan bubur ke mulut Adella.

Adella dengan terpaksa menerima suapan itu.

"Sudah cukup.. aku kenyang." Adella menggeleng pelan lalu menaruh kembali sendoknya.

"Sekali aja. Lagian kamu baru makan 5 suap aja." Omel Arsen.

"Aku kenyang.. arghh.." Adella menutup mulutnya agar tidak di suapin Arsen lagi.

"Yasudah deh. Kamu minum terus minum obat ya." Arsen memberikan segelas air pada Adella.

"Heemm..." Adella menerima obatnya.

Adella berusaha menelan pil-pil pahit itu ke dalm mulut nya

"Sudah ya.. kamu istirahat lagi ya..." Arsen mencium pipi Adella.

"Heemm..." Adella berbaring kembali ke kasur nya.

Adella sudah terlelap dalam tidurnya.

Arsen duduk di samping Niell dan Austin. Sedangkan Mike di depan mereka.

"Sekarang apa?" Tanya Arsen

"Sekarang kita tanya ke Erick langsung." Kata Austin. "Loe disini aja. Takutnya nenek sihir kedua datang." Lanjutnya.

"Siapa nenek sihir kedua? Perasaan cuman satu deh." Arsen mengernyit bingung.

"Gue cuman ngarang. Siapa tau.." Austin tertawa garing.

"Gak lucu sumpah." Mike menatap Austin dengan wajah datarnya.

"Y." Austin menegaskan kata itu.

"Loe bertiga yang tanya langsung ke Erick ya..." Arsen memasang wajah memelas.

"Enggak. Gue disini. Di luar panas. Nanti gue hitam." Niell menirukan suara gadis lebay yang takut kulitnya hitam.

"Alay." Arsen menjitak kepala Niell dengan sangat keras.

"Alay ew.." Mike menggampar tangan Niell.

"Bodoh kalian ini. Sakit. Nanti kulit aku yang mulus rus.." belum dia selesai melanjutkan, dia mendapatkan lemparan bantal dari segala arah.

Let Me Love You ✅Where stories live. Discover now