5

643 126 30
                                    

(Yang lupa ceritanya silakan baca part sebelumnya hehe)

***

CHAPTER 5


"Jika kau merasa duniamu meredup, cobalah lihat ke langit dan temukan kilauan kecil bagai berlian di sana," tambah Jungkook.

"Kau... benar," bisik Yein lirih tanpa beralih pada sosok rupawan di hadapan.

"Nenekku yang bilang, bukan aku."

"Kalau begitu nenekmu benar. Beliau pasti seorang yang baik dan bijak. Seseorang yang memancarkan cahaya bagai bintang seperti yang beliau katakan."

Jungkook menoleh cepat begitu Yein menyelesaikan kalimatnya. Seluruh wajah indah itu akhirnya tertangkap oleh netra Yein yang tak berhenti menatapnya. Kini kedua pasang mata bertemu, beradu kontak dalam beberapa waktu.

"Ya... tentu saja," gumam Jungkook dengan suara parau yang hampir tak terdengar.

Sekejap waktu seakan berhenti. Dua insan yang tetap di posisi masing-masing berdiri di dalam dua bingkai kusen jendela. Saling diam tak bersuara. Membisu tak saling bicara. Berhadapan melempar tatap. Hanya terpaan angin yang menjadi pemecah sunyi. Suara jangkrik teracuhkan karena mereka sibuk dengan pikiran sendiri-sendiri.

Zzzt... zzzt...

Getar ponsel membuyarkan segalanya. Adu tatap selama berdetik-detik itu pun terputus sudah hanya dalam satu detik. Jungkook merogoh saku blazernya dan mengeluarkan benda pipih multifungsi dari dalam sana.

"Ya?" ucap Jungkook pada seseorang di seberang telepon.

Yein pada akhirnya mengedipkan matanya setelah berlama-lama terpaku seperti patung. Ia lalu membuang muka, mengalihkannya ke luar jendela yang terbuka.

"Baiklah Saya ke sana."

Gadis itu berbalik setelah dirasanya suara Jungkook menjauh, setelah dirasanya tubuh Jungkook tak berdiri di samping lagi. Laki-laki itu berjalan ke bangkunya, mengemasi kameranya, kemudian meraih ranselnya.

Setelah sukses memandang wajah dari dekat, kini lagi-lagi hanya punggung yang bisa terlihat. Yang lama-kelamaan punggung itu bergerak menjauh dari posisi Yein berdiri.

"Tunggu..."

Hanya dengan satu kata, Yein mampu menghentikan punggung yang menjauh itu. Ia juga mampu membuat punggung itu berbalik, menampakkan wajahnya lagi.

"Apa?" Namun wajah yang tampak itu kelihatan datar.

"Aku baru saja melihat bintang."

"Oh ya?"

Yein mengangguk.

"Indah, bukan?"

Yein mengangguk lagi.

"Berkilauan?"

"Ya, bahkan dari kejauhan saja aku bisa melihat ia bersinar terang. Apakah boleh lain kali aku menyentuhnya?" tanya Yein.

Jungkook menghela napas, "Kalau bisa silakan saja."

"..." Yein diam.

"Ada lagi yang ingin kaukatakan?" kata Jungkook.

'Banyak' batin Yein. Namun ia hanya menjawab, "Tidak."

"Kalau begitu aku pergi."

Setelah itu langkah kaki membawa punggung itu menjauh lagi. Akan tetapi baru beberapa langkah saja, Jungkook berbalik dan lagi-lagi wajah tampannya terlihat.

Let Me KnowWhere stories live. Discover now