4

798 144 29
                                    

CHAPTER 4


Waktu 2 jam di dalam ruangan ber-AC itu justru membuat tubuh Yein dibanjiri keringat. Lebih-lebih pada telapak tangannya. Ia bahkan berkali-kali harus mengusapkan keringat dingin yang keluar di sana pada roknya.

'Ini hanya karena cuaca sedang panas, kan? Bukan apa-apa Ye, tak ada yang telah membuatmu terlihat begitu menyedihkan, bukan?' kata Yein menenangkan dirinya sendiri. Seharusnya ia bersenang hati karena idenyalah yang dipilih pada rapat redaksi tadi, tapi entah kenapa ia tak bisa bergembira ria dan tersenyum menang karenanya. Ia bahkan sengaja menjadi yang terakhir keluar dari ruangan rapat dan memilih berdiam sementara di tempat duduknya seorang diri.

Petang kian menguasai, keramaian berangsur-angsur pergi. Tersisa bunyi serangga yang berkeliaran di malam pertengahan musim gugur ini. Dan juga, suara detik jarum jam yang tak berhenti. Beberapa menit berlalu semenjak dirinya ditinggal sendiri, kini Yein mulai berteman dengan sepi.

"Kenapa ia seperti itu? Apakah ia sangat membenciku?" Hati Yein bertanya-tanya sedari tadi, rasa penasaran sekaligus pedih terus menyelimuti.

"Jung Yein? Kau masih di sini?"

Tiba-tiba lamunan gadis itu terbuyarkan oleh suara seorang perempuan yang datang dari ambang pintu. Ahh, Kim Dahyun rupanya, rekan sesama anggota redaksi majalah tahunan sekolah.

"Rapat berakhir dua puluh menit yang lalu dan apa yang kau lakukan di sini?" tanya Dahyun lagi yang wajar saja bingung melihat keberadaan Yein.

"Mm? Oh, aku hanya..." ujarnya terbata-bata, bingung harus menjawab bagaimana. "Kau sendiri kenapa kembali?"

"Ada barangku yang ketinggalan."

"Ahh."

Segera setelah menghampiri bangku yang ditempatinya saat rapat tadi dan kemudian mengambil sesuatu dari sana, Dahyun memandang ke arah Yein. Ia bisa saja langsung pergi dari ruangan rapat tanpa memikirkan Yein yang tetap tinggal, namun rasa peduli masih setia bersarang di hati Dahyun. Jadi gadis berambut ombre tersebut mengampiri teman setimnya.

"Kau ada masalah?" tanya Kim Dahyun pada Yein yang ketiga kalinya untuk malam ini. Sebenarnya lebih cenderung menegur.

"Hah? Apa?" Gelagapan, Yein membuyarkan lamunannya.

"Kau jadi banyak melamun setelah rapat selesai. Ada apa?"

"Melamun apanya? Aku baik-baik saja dari tadi."

"Kau tersinggung dengan bantahan ide dari Jungkook, ya?"

"Apa? Tersinggung? Haha, jangan mengada-ada!" elak Yein. "Dahyun-a, yang benar saja! Kesepakatan kita menunjukkan bahwa pendapatkulah yang disetujui, berarti itu memang lebih baik. Mengapa aku harus tersinggung?" jelas Yein dengan gayanya yang... mmm, bagaimana ya cara menjelaskannya.

"Benar juga. Bagaimana pun, selamat karena idemu itu yang dipilih," respon gadis yang bermarga Kim. "Lantas kenapa kau masih di sini?"

"Karena jika aku pulang ke rumah, Eonni-ku akan menyuruhku untuk membantunya mengerjakan skripsi."

Dahyun manggut-manggut sembari memasukkan barang yang ia pegang ke dalam ransel, "Heol, bukankah kau sudah sering dimintai bantuan oleh para guru? Mengerjakan inilah-itulah, melembur di sekolah hampir setiap hari-"

Yein langsung menoleh ke arah Dahyun cepat saat gadis di depannya itu belum selesai berbicara.

"Dahyun-a..."

"Wae? Mwo?"

"MISI KHUSUS!!" seru Yein refleks yang sontak berdiri dengan gebrakan kuat di meja.

Let Me KnowWhere stories live. Discover now