pink

1.8K 142 16
                                    

Sudah hampir dua jam Joy duduk di bangku depan ICU tempat Sehun tergeletak lemas. Yang ada di pikirannya saat ini adalah bagaimana bisa hal ini terjadi pada Sehun. Biasanya Sehun sangat lihai dalam mengendarai mobil bahkan jika sambil menciuminya. Pipinya sudah tak sesegar sebelumnya, kini berubah warna menjadi merah padam menunggu sang pengecup untuk bangun dan menciuminya lagi. Tak lama kemudian, Johnny datang setelah ia menghadiri acara di satu stasiun televisi.

"Joy" panggil Johnny lirih kepada Joy yang masih menundukkan kepala dan memeluk kakinya, sehingga membuat kepalanya dapat bersembunyi disana.

"Oppa!" setelah melihat siapa yang memanggilnya, Joy pun berhambur ke pelukan Johnny.

Terlihat seperti kakak dan adik yang saling melindungi. Memang ada member EXO dan Red Velvet yang sedang menunggu di depan ruang ICU, kecuali Yeri yang sedang bersekolah. Mereka memandangi keduanya dengan perasaan yang aneh, selama ini benar kata Sehun. Melihat mereka saja membuatnya iri.

Suho memberi kode kepada Chanyeol dengan senggolan tangan dan membisikkan sesuatu kepadanya. "Jelas saja Sehun cemburu melihat mereka" bisiknya sambil sedikit terkekeh mengingat tingkah laku Sehun yang akan menjadi kekanakan jika sedang cemburu.

"Harusnya Sehun bangun dan melihat apa yang dilakukan pujaan hatinya saat ini" canda Chanyeol.

Pintu terbuka, terlihat dokter dan perawat membawa ranjang tempat Sehun untuk pindah ke ruang rawat inap yang tentunya VIP. Kini ibu Sehun sudah tidak sepanik sebelumnya. Ia mengikuti langkah dokter maupun perawat yang sedang membawa anaknya itu.

"Ayo Joy!" ajak Chanyeol saat melihat tubuh Sehun lebih mendingan dari sebelumnya.

Sementara itu, gadis yang kini berambut sedang itu malah membeku ketika melihat ibunya Sehun. Ia masih ingat betul percakapan itu. Sebaiknya sampai begini saja. Batinnya.

Belum sempat ia melangkahkan kakinya untuk menjauh. Chanyeol sudah mencekal tangannya seolah ingin mendapatkan penjelasan akan kebungkamannya barusan. Joy hanya bisa menunduk, tak berani menatap laki-laki yang menatapnya dengan intense itu. "Aku hanya.. "

"kau takut melihat ibunya Sehun?" tanyanya. Johnny hanya memainkan tangannya di pundak milik perempuan itu untuk menenangkan emosinya.

"sudah Joy, tak apa. Temui Sehun, dia sangat membutuhkanmu saat ini" jelas Johnny. Akhirnya Joy mengangguk dan membiarkan kedua lelaki itu menuntunnya untuk ke ruang dimana Sehun dirawat.

Semuanya berkumpul di satu ruangan yang cukup luas untuk hitungan ruang rawat inap berkelas VIP. Laki-laki yang tadi ia khawatirkan sampai saat ini mulai sadar dan mengamati sekelilingnya. Tidak ada hal yang terucap dari bibir manisnya, hanya senyuman yang tulus itu. Joy sudah tidak bisa menahan air mata yang menumpuk di matanya. Ia sungguh sangat merindukan mata yang ia tatap dengan tajam beberapa hari yang lalu. Laki-laki itu masih sama, masih sama lembutnya. Tidak,  aku tidak boleh menangis. Batinnya sambil menghapus air matanya secepat mungkin. Sialnya ia lupa jika suara tissue yang menyapu ingusnya itu akan mencuri perhatian orang-orang.

"Hei kenapa menangis?" tanya Sehun lirih sambil tersenyum.

Shit.. Apa yang dia lakukan.

"Tidak, mana mungkin aku.. " belum sempat gadis itu melanjutkan kalimatnya, laki-laki itu menyambungnya dengan kalimatnya sendiri,  "aku merindukanmu" masih dengan senyum yang sama manisnya, tapi tidak dengan Joy yang justru tidak bisa menahan air matanya.

"Jangan menangis! Kemarilah!" seru Sehun dan saat itu pula Joy berjalan cepat dan memeluk laki-laki itu dengan erat.

"Kenapa kau bisa seperti ini? Aku sudah pernah bilang, jangan bercanda jika sedang berkendara. Aku sudah pernah bilang! Kenapa dirimu suka sekali membuatku khawatir ha? Aa..aku tidak tenang, dadaku sakit sekali. Kenapa kau?" emosi Joy sudah tak terkendali lagi, ia menangis dalam pelukan sambil memukul dada Sehun. Suaranya yang goyang dan terbata-bata karena dadanya benar-benar sakit.

My JOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang