Confession

1.5K 142 14
                                    

Joy POV

"Oppa!" panggilku kepada lelaki yang sudah menungguku di halaman sebuah gedung. Tidak lupa ia memakai masker, karena kini ia sudah menjadi seorang idol. Ya, dia adalah Johnny oppa. Tidak terasa kini ia sudah menyelesaikan promosi bersama grupnya. Saatnya kami merayakan hari yang bahagia ini dengan mengelilingi Seoul dengan mobil. Sekitar dua minggu yang lalu, aku mendapatkan surat izin mengemudiku, dan kini aku bebas mengemudi kemana saja. Hahaha. Kau bisa bayangkan betapa bahagia dan bangganya aku.

"Wow, Noona!!!" serunya ketika sudah masuk ke dalam mobil milik Irene unnie.

"Johnny-ah!!!" seruku balik. Kini kami bertingkah seolah kami adalah noona dongsaeng.

Setelah lama berbasa-basi, akhirnya kutancap gas dan mobil pun siap meluncur kemana pun tujuan yang kami ingin kan. Wajah lelaki yang duduk berada di sampingku kini memang tak kalah bahagianya denganku. Oh ya, kini aku sudah bisa melupakan Sehun oppa karena Johnny oppa yang selalu datang menghiburku di setiap hari-hariku. Aku sungguh bahagia, ketika Johnny oppa datang ke hidupku.

"Kau terlihat sangat bahagia saat ini. Ada apa?" tanyanya kepadaku.

"Ha? Apa? Bahagia?" balasku dengan tanya.

"Pasti kau sangat bahagia karena bisa hang out bersama seorang Johnny. Ya kan?"

"Tidak. Aku rasa kau yang sangat bahagia. Kau pasti sangat senang karena bisa keluar bersama Joy! Seorang Joy yang dielu-elukan semua pria dan gadis. Aku ini girl crush."

"Hahahahaha... dalam mimpimu saja, Joy! Kau hanya dielu-elukan keluargamu! Itu saja! Hahahaha"

"YAAAAA!!! APA KAU MENGHINAKU?"

"Tidak."

Dengan sengaja aku meminggirkan mobil ini dan kami pun berhenti. " YA! KALAU KAU MENGHINAKU! SILAKAN TURUN!" cercaku yang masih tidak bisa menunjukkan wajah yang serius.

"NOONA!!!!"

"Johnny, jangan coba menggoda noona-mu ini!"

"Noona, kau sangat cantik!" serunya sambil menunjukkan wink-nya yang sebenarnya bukan membuatku gemas, tetapi membuatku ingin muntah.

"YAAA!!! HENTIKAN!" pintaku yang sudah tak kuat menahan tawa karena adegan dimana Johnny oppa wink, itu adalah sisi terkonyol Johnny oppa. Hahahaha. Mengapa ia menunjukkan sisi buruknya? Hahaha.

"YA!!!!!!!" teriakku lebih melengking lagi, apalagi ia malah memuas-muaskan winkeu-winkeu miliknya.

Karena lapar, akhirnya kami pun berhenti di sebuah restauran yang menjual steak dan makanan ala eropa. Kali ini ia memaksaku untuk menerima traktirannya, tidak seperti hari-hari yang lalu aku memintanya untuk menerima makanan yang sudah kubayar billnya. Aku melakukan hal itu karena aku paham betul bagaimana susahnya ketika menjadi trainee, kadang kami juga pernah merasakan kekurangan uang, kadang ada rasa tak enak ketika hendak meminta uang dari orang tua. Jadi, aku membantunya. Suatu kali ia pernah marah atas perbuatanku karena menganggapku mengasihaninya, tapi aku bisa menjelaskan maksudku dan akhirnya waktu itu kami membayar makanan makanan kami sendiri-sendiri.

"Kau harus makan banyak agar kau tambah kurus!" ucapnya yang menurutku itu adalah sebuah anekdot atau sejenis ironi.

"Hahahaha.. kau terlalu jujur!" jawabku dengan malas, ia lalu tertawa karena kemenangannya.

Sejenak keheningan hadir di antara kami, aku hanya bisa mengutak-atik ponselku sambil selfie beberapa kali. "Ya!" seru Johnny oppa sambil mengguncangkan badannya sendiri.

"Wae?"

"Dengarkan lagu ini!" jawabnya sambil masih bergoyang seperti anak kecil yang sedang mempertontonkan keahliannya di depan keluarganya.

My JOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang