insane

1.4K 138 8
                                    

Sejak saat itu, semuanya sudah berubah. Seminggu pun terlewati, comeback pun sudah berlangsung. Aku dan anggota Red Velvet lainnya juga kembali dengan kesibukan promosi. Banyak waktu yang telah aku habiskan dengan mereka dan aku sungguh bersyukur kepada Tuhan karena telah mempertemukanku dengan mereka. Tidak banyak cerita yang terjadi dalam minggu ini. Mungkin aku dan Sehun oppa memang jarang bertemu setelah aku sudah sembuh dari cideraku. Di masa itu, ia menyempatkan waktu untuk menengokku latihan atau apa pun itu.

Dia adalah lelaki yang berhasil membuat jantungku berdetak tak karuan walau aku tahu bahwa ia adalah milikku. Seorang lelaki yang juga sukses membuatku menangis dengan gampangnya. Laki-laki yang kadang terkesan dingin, kadang kekanakan, kadang ia begitu menyentuh. Siapa yang tidak akan jatuh ke dalam pesonanya?

Apa yang aku katakan? Mengapa aku justru membuat puisi di dalam hatiku? Ya, sepertinya aku benar-benar jatuh cinta kepadanya. Meskipun sudah lebih dari satu tahun aku berpacaran dengannya, tapi aku tetap saja jatuh cinta.

"Joy!" panggil Irene unnie yang langsung membuyarkan kegiatan yang terjadi di dalam hatiku.

"Ada apa, Unnie?" tanyaku.

"Aku akan keluar dengan manajer untuk membeli kopi. Kau disini dulu ya?" tanyanya, aku pun hanya mengangguk walau aku sebenarnya aku heran mengapa manajer kami membolehkannya untuk ikut membeli kopi? Bukankah biasanya ia hanya akan menyuruh manajer untuk membelikan kopi?

Wanita itu pun meninggalkanku dan bisa kulihat dari kejauhan ia sedang mengikuti manajerku yang berjalan di depannya. "Joy!" panggil seseorang dari belakangku.

Ternyata ia adalah Johnny oppa.

"Oppa, ada apa?" tanyaku sambil mencoba tersenyum.

"Aku harus mengatakan hal ini walau aku tahu kau akan tidak menyukainya."

"Memangnya ada apa?"

"Aku minta maaf atas tindakanku beberapa minggu yang lalu. Aku mungkin mengganggumu atau mungkin aku terlalu jahat waktu itu. Aku sungguh minta maaf!"

"Eh, Oppa! Jangan katakan itu!" jawabku lalu menepuk-nepuk bahunya.

"Aku tahu aku egois waktu itu. Kau boleh memakiku!"

"Kau terlalu berlebihan, Oppa!" jawabku dengan santai yang langsung membuatnya menoleh ke arahku dengan tak percaya.

"Apa artinya kau memaafkanku?"

"Akulah orang yang seharusnya meminta maaf kepadamu. Aku minta maaf atas kejadian di panggung waktu itu."

"Aku sudah tidak mempermasalahkan hal itu lagi."

"Sudahlah, lupakan saja hal itu!" seruku, dengan refleks meninju lengannya.

"AWWWW" teriaknya yang langsung mengundang tawaku.

"Jadi, apakah kau bersedia menerimaku sebagai teman?" tanya Johnny oppa yang membuatku tak percaya saking senangnya.

"YA!!!! TENTU!!!" jawabku dengan semangat.

÷

Sehun POV

Di sebuah kafe yang cukup terkenal di Seoul. Aku dan Seolhyun menginjakkan kaki di tempat itu, berharap tidak ada satu pun orang yang akan menyadari kehadiran kami. Jangan tanya mengapa aku mau menemaninya! Ia benar-benar sangat cerdas memanfaatkan kesempatan. Pagi tadi, manajerku dan manajernya bertaruh, siapa yang kalah ia harus menuruti apa yang harus menuruti apa yang dikatakan artisnya. Heol, apa ada manajer seperti itu? Sekarang aku benar-benar jadi korban. Aku bahkan tidak tahu menahu tentang taruhan itu, hanya Seolhyun yang tahu hal itu, dan parahnya lagi ia menyeretku ke dalam permainan itu.

My JOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang