#18

7.6K 1.1K 813
                                    


+++

gue yang tadinya udah ga mood buat ngapa-ngapain, yang saking bete-nya mau langsung sampe rumah aja, langsung mendadak seger.

"hah?!" jawab gue, shock. jawaban macam apa itu.

"hah hoh hah hoh bae kayak tukang keong," kata calum yang sekarang memperlambat kecepatan motornya. "gue sebenernya udah dari lama banget pengen bilang ini. tapi gue malah takut lo jadinya ilfil sama gue kalo gue nembaknya kecepetan."

"APAANSIH, CAL?! LO BERCANDA YA??" spontan, gue gebuk helm calum yang membuat cowok itu mengaduh.

"SERIUS LAH NGAPAIN BOONG, ANJIR!!" kata calum lagi. "gue sayang sama lo, ver. lo mau nggak jadi pacar gue?"

"YA MAU LAH ANJIR MASA NGGAK!!" ini kenapa gue jawabnya teriak-teriak sih, anjir. maklum, kan ceritanya seneng. ga nyangka. tidak terduga
gitu.

calum yang sedari tadi masih megangin tangan kiri gue, sekarang narik tangan gue supaya lebih deket sama dia. "peluk aku dong, kan kita udah jadian."

DENGAN SENANG HATI.

LO MINTA GUE APA-APAIN LO YANG LAIN JUGA GUE MAU, WOY!!

"kita? lo aja kali, gue nggak."

"dih, gitu. turun lo sono!" ancam calum.

"bener, ya?!"

"eh, jangan!" calum masih menahan tangan gue.

"lah, kita udah sampe, bego."

calum langsung ngerem mendadak yang bikin gue langsung tabrakan sama punggungnya. ya lo tau sendiri rasanya ketika dua gunung putri menghantam dinding beton kayak gimana.

ngilu-ngilu nyoi gitu.

karena udah sampe, gue langsung membuka pintu pagar rumah gue biar calum bisa parkir motornya di dalem garasi. setelah parkir, kita berdua masuk ke dalem rumah gue.

dari tadi, calum ga berhenti senyum-senyum. pipinya juga masih kemerahan dan mengkerut karena senyumnya yang kelebaran itu.

"ih, apaansih lo senyum-senyum sendiri kayak orang kesambet." kata gue, sebelum akhirnya mendaratkan pantat gue di atas sofa.

"kesambet cintamuuuu.." calum menjawab dengan girang dan memperpanjang bagian 'u'-nya.

najis banget.

tolong, ini pacar siapa.

ya pacar gue dong.

awas lo berani megang.

"dih, orgil." gerutu gue, pelan.

nggak lama, terdengar suara langkah kaki dari arah dapur. ternyata mama.

"eh, ada calum." sapa mama.

calum cengengesan, "hehe, iya tante."

mama lalu ngelirik ke arah gue, "wah, bunga dari siapa tuh, rin?"

"dari calum." jawab gue, seadanya.

"KALIAN PACARAN YA???" tebak mama, pake teriak. kaget gue.

gue dan calum cuma bisa tatap-tatapan sambil cengengesan.

mama juga ikutan cengengesan, "wah, tante ikutan seneng deh kalo kalian jadian. ternyata punya kamu gede juga ya, cal."

"hah? apanya?" jawab calum.

"itu, keberaniannya." bales mama. gimana kamu aja deh, yusup.

gue akhirnya mengedipkan mata untuk mengisyaratkan mama biar ninggalin gue sama calum. dan untung nyokap gue pengertian, dia langsung pamit pergi dan meninggalkan gue dan calum berdua di ruang tamu.

GO-LUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang