Part 21

149 3 0
                                    

Aku memasuki sekolah dengan senyum yang tak lepas. Entah kenapa sejak bercanda dan mengobrol dengan Kyla kemarin, ada semangat baru yang muncul dalam diriku.

"Pagi Sa, pagi Le." Sapaku saat berpapasan dengan Danisa dan Ale yang sedang keluar dari arah parkiran motor.

Danisa menatapku ragu, sedangkan Ale membalas sapaanku. "Pagi Ra, lo udah sehat?" Canggung. Bukan seperti kami yang dulu. Aku tidak peduli. Sejak dimana Ale mengatakan ia sudah berpacaran dengan Danisa, disaat itu pula seluruh perasaanku padanya terkubur.

"Kayak yang lo liat." Jawabku sambil melangkah menuju kelasku.

Baru beberapa langkah, seseorang memanggil namaku. "Ara." Ternyata Martin.

"Hai, pagi." Sapaku tersenyum. Martin melangkah ke arahku, mendahului Ale dan Danisa yang masih terpaku ditempatnya. Kulihat Ale menatapku marah dan cemburu? Entahlah aku tidak yakin dan tidak mau peduli lagi.

"Udah sehat Ra?" Tanya Martin tepat dihadapanku. "Udah nih. Masuk kelas yuk?" Ajakku. Martin menganggukkan kepalanya dan berjalan beriringan bersamaku.

                                                   *********************

"Sst.. Sst.. Woy Ra." Panggil Talia nggak nyantai.

"Apaan sih?"

"Lo kok bisa barengan sama Martin?" Selidiknya.

"Tadi papasan." Talia menyipitkan matanya kepadaku. "Beneran?" 

"Ya Tuhan, lo kenapa sih Tal?" Tanyaku jengah.

"Aneh aja masa lo langsung move on gitu."

"Ale aja langsung move on." Gumamku yang ternyata terdengar oleh Talia.

Talia hanya diam. "Makalah lo udah kelar?" Tanyanya mengganti topik.

"Astaga belum! Buat kapan sih?"

"Minggu depan."

Buru-buru aku menghampiri Martin. "Makalah kita kapan mau dilanjut?"

"Lo bisanya kapan?" Tanya Martin kembali.

"Abis pulang sekolah kita kerjain, gimana?"

"Boleh. Dimana?"

Aku berpikir sebentar. "Kantin." Saranku asal. "Oke." Balas Martin. Aku pun kembali ke tempat dudukku.

Bel berbunyi disaat aku sudah duduk dibangku sendiri. Pelajaran pertama adalah sejarah, siap-siap saja diserang kantuk yang luar biasa.

                                                   ********************

"Duh, siapa sih yang tega-teganya ngaturin jadwal abis pelajaran sejarah itu langsung kimia? Kok sejahat itu ya mereka?" Ucap Talia di dramatisir.

"Lebay lo." Balas Audrey.

Aku, Talia, Audrey, dan Dian sedang berjalan menuju ke kantin, setelah 2 jam pelajaran sejarah yang langsung disambung dengan 2 jam pelajaran kimia, kami dihadapkan dengan kelaparan akut dan dehidrasi tinggi. Oke, ini lebay.

"Lo mau pesen apa? Biar gue sama Dian yang jalan." Tanya Talia begitu kami sudah mendapatkan tempat duduk.

Setelah menyebutkan pesananku, tidak lupa memberikan selembar uang dua puluh ribuan pada Talia, akhirnya aku memutuskan berbincang-bincang atau pun sekedar bergosip dengan Audrey.

"Ra, liat deh." Ujar Audrey sambil mengarahkan dagunya ke arah pintu masuk kantin.

Aku yang penasaran pun mencoba mengikuti arah pandangan Audrey. Dan ternyata disana sudah ada Ale, Dito, Ian, dan Danisa.

HTS (Hubungan Tentang Status)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang