Part 8

146 2 0
                                    

Aku mengetuk pintu dengan sopan. Bukan berarti selama ini aku mengetuk pintu dengan bar-bar lho. Tidak lama pintu pun terbuka. Ternyata Papa Rio yang membukanya.

"Eh Ara, tumben malam-malam kesini?" Tanya Papa Rio.

"Lagi butuh bantuan Ale, Pa." Jawabku. "Ale ada di rumahkan?" Tanyaku memastikan. Sebenarnya sih pasti Ale ada di rumah, aku kan cuma basa basi saja.

"Ada kok, ayo masuk." Ucap Papa Rio sambil menggeserkan badannya agar aku bisa masuk kedalam rumah.

"Mama Carissa mana Pa?" Tanyaku sambil berjalan beriringan dengan Papa Rio.

"Mama ada didapur. Kamu  udah makan malam?"

"Eh lagi pada mau makan malam ya? Ara salah waktu dong?" Tanyaku tak enak.

"Nggak apa-apa kok, Ara kan udah kayak anak sendiri." Ujar Papa Rio. "Udah makan belum?" Tanya Papa Rio mengulang pertanyaan tadi.

"Udah Pa."

"Siapa yang datang Pa?" Teriak Mama Carissa dari arah dapur.

Belum sempat Papa Rio menjawab, Mama Carissa sudah muncul dengan senyum bahagianya.

"Ternyata yang datang calon mantu." Ucapnya dengan senyum yang merekah.

Aku menatap Mama Carissa dengan horor. 

"Mau ketemu Ale ya?" Tebak Mama Carissa tidak memperhatikan tatapan hororku.

"Iya Ma." Jawabku pelan.

"Ntar lagi Ale juga turun. Kamu udah makan? Mau makan apa?" Tanya Mama Carissa.

"Ara udah makan kok Ma. Sebenarnya Ara mau minta bantuan Ale soal Fisika, tapi Ara nggak tau kalau disini baru mau makan malam."

"Ya sudah nggak apa-apa kok. Kamu nyemil puding buatan Mama aja ya?" Tawar Mama Carissa.

Aku berniat menolak, tapi Mama Carissa melihat niatku. "Mama nggak mau denger kata tidak." Tegasnya sambil menggiringku ke meja makan.

Mama Carissa sedang menata lauk pauk di meja makan, tadi aku menawarkan bantuan tapi ditolak oleh Mama Carissa. Saat ini aku sedang berbincang dengan Papa Rio dan Mama Carissa, hingga Ale muncul dan bertanya, "Ngapain lo kesini? Numpang makan ya? Emang Bunda nggak masak?"

Tentu saja pertanyaan tidak sopan oleh Ale kepadaku dihadiahi sebuah cubitan oleh Mama Carissa. Sedangkan aku hanya mengejek Ale dibalik punggung Mama Carissa.

"Gue mau minta tolong kerjain PR Fisika." Ucapku manis dan sehalus mungkin.

"Kerjain sendirilah." Jawab Ale yang sudah duduk disebelahku sambil menyendokkan lauk ke piringnya.

"Ale kamu nggak boleh gitu nak." Tegur Mama Carissa.

Yes! Ada bala bantuan!

"Iya Ma." Jawab Ale sedikit ngambek. "Yaudah nanti gue bantuin." Sambungnya sebelum menyuap makanan ke mulutnya.

Aku tersenyum manis sambil menyuap puding yang disiapkan Mama Carissa. Oh, senang rasanya melihat Ale tidak bisa berkutik.

                                                 ********************

Aku duduk selonjoran didepan TV milik keluarga Ale. Setelah makan tadi Ale mengajakku ke kamarnya untuk belajar, tapi langsung kutolak. Akhirnya disinilah aku, duduk dengan santainya didepan TV sambil menunggu Ale yang mengambil bukunya. Papa Rio dan Mama Carissa sudah pamit untuk masuk ke dalam kamar.

Ku dengar suara langkah kaki mendekat. Tampak Ale sedang membawa buku-bukunya. Dan aku pun siap untuk belajar.

Aku renggangkan badanku, sudah pusing dengan segala macam rumus Fisika. Padahal PRnya cuma 5 soal, tapi hampir 4 lembar yang penuh saking panjangnya jawaban. Ku lihat jam sudah menunjukkan pukul 9, saatnya pulang. Kubereskan semua bukuku, aku pun berdiri.

HTS (Hubungan Tentang Status)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang