16

1.3K 168 24
                                    

Meskipun cerita ini udah tamat vomment masih berlaku yaa!!^^

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

16.00

"Terimakasih, kau sudah menghiburku. Kau harus sering datang kesini ya? Mungkin hanya sekedar mengganti bunga yang ada di makam Mark?"

"Iya aku akan sering kesini. Kita bagi jadwal saja bagaimana?" kata Jooeun girang.

"Tidak bisa, aku akan pergi. Jadi untuk beberapa hari kedepan kau gantikan aku ya?"

"Berapa lama?"

"Entahlah, mungkin akan sedikit lebih lama."

Jooeun menundukkan kepalanya.

"Mau ikut ke suatu tempat?"

Jooeun hanya diam tak menjawab.

"Aku anggap itu persetujuan." Taeyong menarik tangan Jooeun untuk naik ke sepeda itu.

16.09

"Kau mengajakku kemana?" kata Jooeun dengan mulut penuh permen kapas.

"Aku yakin kau tidak akan pernah melupakan tempat yang satu ini," kata Taeyong menarik sebelah tangan Jooeun.

"Memang tempat apa? Mataku kau tutup. Aku tidak bisa melihat," kata Jooeun mengomel.

"Iya sebentar, akan kulepaskan." Taeyong beralih ke belakang tubuh Jooeun dan membuka kain penutup itu perlahan.

Jooeun mengerjapkan matanya, pikirannya mulai melihat memori yang talah lama hilang.

Taeyong menggali tanah didekat pohon besar. Tidak lama kemudian dia menemukan sebuah benda berbentuk kubus.

"Ingat ini?" Taeyong menunjukkan kubus yang berlumur tanah.

"Aku sepertinya pernah melihat itu." Jooeun mulai meraba-raba, tangannya mencoba membersihkan tanah yang melekat di kubus itu.

"Itu dibuat olehmu, Nom." Taeyong menunjuk Jooeun.

"Nugu?" kata Jooeun sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Ya, kau."

"Boleh ku buka?" tanya Jooeun.

"Ne. Bukalah, kau bawa pulang ya? Kenang-kenangan dariku," kata Taeyong tersenyum.

"Kau daritadi berbicara seperti kau akan pergi menyusul Mark." Tangan Jooeun sibuk dengan kubus yang sulit dibukanya.

Taeyong yang mendengar kata-kata Jooeun hanya tersenyum kecut. Jooeun tidak mengerti bahwa Taeyong memang akan menyusul Mark.

"Kalau tidak bisa kau cukup bilang padaku." Taeyong merebut kubus itu dan membukanya perlahan.

"Hey! Itu tidak adil! Tadi aku membukanya seperti itu, tapi kenapa tidak bisa? Dan kau, kenapa kotak itu bisa terbuka?"

"Karena aku mau. Kau tahu? Sesuatu yang didasari dengan hati itu akan berbuah hasil yang baik," kata Taeyong memberikan kembali kotak itu.

"Dulu kau suka naik ayunan di sebelah sana," Taeyong menjuk ayunan usang yang kini sudah tidak bisa dipakai lagi, "dan apa kau tahu bahwa dulu ada seorang kakek yang tersesat?"

"Tunggu, aku rasa aku mengingatnya. Bukankah itu kakeknya Doyoung?"

"Ya, tepat sekali. Ingatanmu rupanya sudah sedikit pulih."

"Tahu darimana?" kata Jooeun meremehkan.

"Kau tidak perlu tahu. Mau ke bukit?" tanya Taeyong.

18.00

Cotton Candy  [Completed ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang