15

1.2K 176 9
                                    

Meskipun cerita ini udah tamat vomment masih berlaku yaa!!^^

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

08.00

Jooeun mencoba menutup matanya, ia tidak ingin terbangun dengan keadaan seperti ini.

"Ternyata orang yang kutunggu belum juga datang, kemana dia?"

Jooeun sebenarnya ingin menjawab pertanyaan itu, tapi sulit, mulutnya masih terbekap oleh kain.

"Kenapa hm? Susah untuk menjawab?" tanyanya sambil memegang kedua rahang Jooeun dengan satu tangannya.

Jooeun terus meronta, ia menggesekan sela-sela tangannya untuk melepas ikatan. Orang itu membuka bekapan Jooeun, tapi kain itu pindah ke mata Jooeun.

"Katakan dimana dia?"

"Hiks, aku tidak tahu! Aku bermalam disini! Bagaimana bisa aku tahu?!" jawab Jooeun disertai tangisannya.

"Kalau pukul lima nanti dia tidak datang, bersiaplah untuk menyusul Mark," katanya sambil meninggalkan Jooeun.

'Apa katanya? Menyusul Mark?'

"Dimana Mark?!" Mulut Jooeun tiba-tiba terbuka.

Lelaki itu seketika menghentikan langkahnya sejenak.

"Aku tidak tahu, bangkainya sudah dikirim ke alamat rumahnya."

'Mark? Benarkah kalau dia meninggal? Apakah yang selalu bersamaku hanyalah arwahnya? Apakah itu alasan Mark tentang aku yang tidak boleh menyentuhnya? Mungkinkah jika aku menyentuhnya itu tidak akan bisa?'

"Jangan dipikirkan, kau harus berusaha, aku menjagamu dari sini. Kau tidak boleh takut, aku akan menemanimu disini, kau juga boleh bercerita apapun, dengan alasan kau tidak boleh menangis lagi."

Bisikan seseorang masuk melalui pendengaran Jooeun.

"Mark?" Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri secara bergantian.

"Ya, ini aku, pelankan suaramu. Taeyong sebentar lagi akan kesini. Kau jangan takut," suara Mark terdengar lagi oleh telinga Jooeun.

"Tapi Mark, bisakah kau mencegah itu? Tidak apa jika aku harus menyusulmu. Aku ingin bersama-sama dengan Appa, Eomma dan Jaemin," kata Jooeun memelankan suaranya.

"Kau pasti belum membaca surat itu," kata Mark menerka.

"Surat Jaemin?"

"Ya, waktu Jaemin tidak akan lama. Itu karena takdir menginginkannya."

"Beritahu aku tentang surat itu, aku merasa takdirku juga tidak akan lama."

"Kata siapa? Takdirmu masih panjang."

"Kata siapa? Kau berubah menjadi malaikat pencabut nyawa? Bagaimana bisa kau bilang begitu."

Mark dan Jooeun terus saja berdebat satu sama lain mengenai takdir yang dimiliki Jooeun.

"Aish, tidurlah. Aku akan pergi dulu. Sepertinya aku menyesal mengajakmu berbicara."

"Mark, kau masih disana?"

"Apa lagi?"

"Bukankah aku mengenal Taeyong."

"Ya, kau tahu dia. Orang yang pertama kali bertemu denganmu di mini market."

"Tidak, dia... teman kecilku kan? Dan nama asliku Nam Jooeun? Benar begitu?"

Mark tidak menjawab pertanyaan sekaligus pernyataan yang dilontarkan Jooeun.

Cotton Candy  [Completed ✔️]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ