10

1.2K 210 4
                                    

Meskipun cerita ini udah tamat vomment masih berlaku yaa!!^^

_________________

013

"Kak Taeil, apakah kau akan wawancara hari ini?"

"Oh iya, terimakasih sudah mengingatkanku. Kalau Jaemin bangun, bisakah kau ucapkan salam padanya?"

"Tentu! Akan kusampaikan."

"Suaramu parau, wajahmu juga terlihat lembab. Wae?"

"Sepertinya aku kurang tidur. Tentu saja wajahku lembab, aku habis mencuci mukaku di ruangan Dr. Johnny. Kamar mandinya sangat nyaman," kata Jooeun diiringi cengiran khas-nya.

"Kau ini masih saja, aku pulang dulu. Dah!" seru Taeil meninggalkan ruang rawat Jaemin.

Jooeun buru-buru menutup pintu, ia menghampiri ranjang Jaemin.

"Jaemin.... Kau mendengarku? Apakah kau memang tidak ingin bertemu denganku? Kenapa?" kata Jooeun lirih, tangisnya kembali pecah. Rasanya ia sedang dipermainkan oleh takdir sekarang ini.

"Maafkan aku Jaemin, jika memang aku berbuat salah padamu, katakanlah. Aku akan menerimanya. Apakah kau tidak suka aku disini? Katakanlah Jaemin, aku ingin mendengar suaramu lagi."

"Andai saja tadi aku tidak meninggalkanmu, apakah kau tidak akan jadi seperti ini?"

"Kau baru berbicra denganku beberapa waktu yang lalu."

"Apa kau merubah pikiranmu? Apa kau akan meninggalkan ku seperti Appa dan Eomma?" Setiap Jooeun menyebutkan kata Appa dan Eomma kepalanya selalu terasa sakit.

"Kau jangan memaksanya kak, bisa saja dia mendengar dan menjadi sedih."

"M-mark?"

Mark mulai mendekati Jooeun, ia memeluk Jooeun dari belakang dengan erat.

"Kalau kau ingin menangis, menangislah. Aku bisa melihat Jaemin, dia sangat sedih melihatmu mengeluarkan airmata."

"Tidak, lepaskan aku. Aku ingin sendiri. Bisakah kau pulang dulu Mark?"

"Tidak, aku tidak mau. Aku nyaman memelukmu."

"Kau.. melihatnya dimana?"

"Disana," Mark mengulurkan satu lengannya untuk menunjukkan arah yang dimaksud.

Pandangan Jooeun mengikuti ke arah Mark menunjuk.

"Tapi aku tidak melihatnya. Apakah dia begitu benci padaku? Apa dia tidak mau mempunyai kakak seperti aku? Katakan padanya aku merindukannya." Tangisan Jooeun benar-benar pecah saat itu juga. Tubuhnya sudah merosot di pelukan Mark. Sesekali ia memukul-mukul dada bidang milik Mark untuk menumpahkan kesedihannya.

"Dia tidak ingin melihatmu mengeluarkan air mata, itulah alasannya mengapa tidak mau melihatmu."

Mark semakin mengeratkan pelukannya.

"Mark?"

"Ya?"

"Taeyong tidak datang, katanya ada janji dengan Jisoo," kata Mark seolah-olah bisa membaca pikiran Jooeun.

"Bisa lepaskan pelukanmu? Aku harus ke apartment, aku harus menukar pakaianku dan Jaemin."

"Aku antar ya?"

"Asal kau melepas pelukanmu."

"Oke." Mark segera melepas pelukannya kepada Jooeun.

Tok Tok

Cotton Candy  [Completed ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang