part 11

1K 133 11
                                    

Junhoe pulang ke rumahnya karena sudah larut malam. Tetapi ada hal yang mengganggunya. Apa benar tempat itu? Tanpa berpikir panjang, Junhoe memutar arah kakinya melangkah, dia sedikit berlari kecil menuju halte bis. Beberapa menit kemudian, dia telah sampai di depan pemukiman kumuh yang diduga markas buronan. Dia berjalan dengan tenang dan melihat area sekitarnya.

'Jika ini benar tempatnya, aku tidak bisa lebih dekat dengan memakai ini.' Junhoe mengeluarkan beanie dan masket hitam dari tasnya dan segera mengenakanya. Ia juga melilitkan syal hitam di lehernya hingga wajahnya benar – benar tidak dikenali. Kemudian berjalan seperti seorang penjah dimalam hari.

Dia memasuki sebuah gang kecil yang beratap. Gelap. Lampu yang digunakan disini juga sangat kecil dan remang. Lampu itu terpasang di sebelah setiap pintu dari tembok kanan dan kiri gang itu. Beberapa langkah dari gang ia tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan. Cukup jauh ujung gang itu, hingga ia menemukan sebuah pintu yang terbuat dari kayu menghalangi jalanya. Ia membukanya dan melewatinya. Pintu ini merupakan pembatas satu jalur dengan dua jalur setelahnya yang membentuk hutuf T. Tempat ini lebih jauh dari yang dibayangkan.

Junhoe sempat bimbang memilih jalur kanan atau kiri, tapi kemudian ia melihat tampak dua orang berjalan dari salah satu jalur itu, dengan santai ia memilih berjalan ke jalur yang berlawanan. Didepan ia merasakan akan ada orang yang lewat, dan benar saja ada orang lewat dengan memakai jubah dan tas selempang besar menempel di punggungnya. Junhoe sedikit menunduk dan sedikit melirik ketika orang itu melewatinya. Ia tidak dapat melihat jelas wajahnya, ia memakai masker dan bahkan ia sama sekali tidak dapat melihat wajahnya.

Junhoe sedikit tersenggol dengan tas besar yang dibawa orang itu, ia berhenti dan menoleh ke arah orang itu. Tapi tampaknya orang itu acuh dan terus berjalan lurus. Dan Junhoe pun melanjutkan menelusuri gang itu. Dari sini, ia samar samar mendengar jeritan seseorang dan bau amis mulai tercium dari sini. Gang ini memang kecil, tetapi pemukiman yang dilalui gang ini sangatlah besar. Bahkan Junhoe yakin dia tengah tersesat sekarang. Tampak seperti labirin di dalam tanah, karena gang ini sama sekali tidak terkena sinar matahari, bagian atasnya ditutup seperti ruang bawah tanah.

Benar, sekarang ia tersesat. Dan disini mulai ada pegerakan aneh dari orang – orang yang tinggal disini. Mereka tampak memasang sesuatu di setiap sudut gang, setiap meter gang itu. Junhoe tau itu adalah peledak. 'Jadi ini benar tempatnya dan mereka sudah merasakan bahwa polisi sudah mengincat tempat ini.' Seseorang melihatnya dengan pandangan aneh, mungkin karena Junhoe yang sudah melewatinya sebanyak tiga kali. Ia sedang menyamar sebagai seorang penjaha, jadi penjahat lain akan berpikir bahwa ia juga tinggal disini. Tapi dia sudah berjalan melewatinya sebanyak tiga kali, apa dia tersesat di rumahnya sendiri? junhoe benar – benar tersesat sekarang, dan ia merasa seseorang mengikutinya dengan membawa senjata tajam. Junhoe berkeringat dingin seketika ia melihat mayat laki laki tergeletak di depan pintu sebuah rumah di depan gang.

'Aku pasti akan mati jika tidak segera menemukan jalan keluar. Sial, orang dibelakang benar – benar mengikutiku. Aku tidak pernah membayangkan pemukiman yang terlihat sederhana dan kumuh didalamnya tersimpan banyak hal yang tidak dapat dibayangkan. Aku tidak dapat menghafal jalurnya, semua tampak sama dan sepertinya ini sangatlah luas. Aku harus masuk ke salah satu rumah atau segera menemukan jalan keluar.' Junhoe terus berjalan dan berusaha mencari celah, tapi tempat ini benar – benar tertutup rapat. 'Benar kata ketua, tempat ini tidak seperti kelihatanya.'

Seseorang yang terlihat seperti bukan penjahat melewatinya. Dia terlihat tidak menakutkan dan ukuran tubuhnya kecil. Junhoe mencoba melihat wajahnya, dan terkejut ketika matanya bertemu pandang. Seperti ketakutanya menghilang tiba – tiba, keringat yang membanjiri wajahnya mendadak kering. Jinhwan.

Dengan cepat ia memblokir jalan Jinhwan. Jinhwan mendongakkan kepalanya menatap Junhoe sedikit ketakutan. "Si-siapa?" ucapnya dengan takut. Junhoe tersenyum dibalik maskernya, suara ini memang benar Jinhwan. Junhoe merasa lega. Dengan cepat, Junhoe menarik lengan Jinhwan dan membawanya berbelok ke gang lain dan untungnya itu buntu. Jinhwan memekik dan Junhoe segera membekap mulut Jinhwan.

You'll Always Be My HeroWhere stories live. Discover now