part 1

2.5K 222 5
                                    


Bib..

Cklek..

Terdengar suara pintu apartemen terbuka. Jinhwan yang mendengarnya segera menghentikan aktivitas memandangi-makanan-dimeja makan dan menolehkan kepalanya cepat ke arah pintu. Berharap bahwa yang membuka pintu adalah orang yang ditunggunya sejak beberapa jam yang lalu. Dan benar....

Yang membuka pintu adalah orang itu. Jinhwan segera berdiri untuk menyambutnya. Ketika orang itu membuka kupluk jaket yang menutupi sebagian wajahnya, Jinhwan sangat terkejut. Walaupun ini bukan yang pertama kalinya, melainkan sudah kesekian kalinya ia melihat pemandangan seperti ini, dia masih terkejut ketika melihatnya.

Kim Hanbin. Orang itu adalah Hanbin orang yang, entahlah tidak dapat dikatakan resmi, tetapi dia telah mengucapkan janji suci untuk mengikat mereka berdua dalam sebuah pernikahan. Tidak ada orang lain saat itu kecuali Jinhwan, Hanbin dan seorang pendeta di gereja.

Dia terlihat kelelahan dan kesulitan berjalan sehingga ia harus berpegangan pada meja untuk berjalan.

Brukk..

Ia menjatuhkan dirinya sendiri terduduk dilantai dan bersandar pada sebuah nakas di dekat pintu apartemen itu. Jinhwan segera berlari ke arahnya dan mendudukkan dirinya disebelah Hanbin.

"Kau tidak apa - apa?" Jinhwan bertanya diselingi dengan air mata yang mengalir deras dan isakan isakan kecil yang keluar dari bibir mungilnya. Ia meraih telapak tangan Hanbin yang penuh dengan darah dan membersihkanya dengan ujung bajunya sendiri.

Merasa tidak ada respon dari suaminya itu, ia sedikit mendongakkan kepalanya dan menatap Hanbin dengan mata yang masih mengeluarkan ar mata. Hatinya benar - benar tersayat ketika melihat orang yang paling dicintainya pulang dalam keadaan seperti ini. Keadaan yang sangat mengenaskan. Walaupun ia tidak tau apakah darah yang di tubuh Hanbin berasal dari luka Hanbin ataupun orang lain, ia tetap tidak ingin Hanbin dalam kondisi seperti ini.

"Hanbin-ah apa yang terjadi?" Suara lembut itu menerpa gendang telinga Hanbin. Hanbin yang semula bernafas dengan tidak teratur dan berekspresi seperti sedang menahan sesuatu, ia berangsur tenang dan nafasnya kembali normal.

Ia membuka kelopak matanya yang awalnya terpejam dan salah satu tanganya yang masih berlumuran darah menyentuh pipi jinhwan. Mengelusnya sebentar. Menghembuskan nafas berat.

Hanbin tersenyum penuh arti
"Sekarang, dia tidak akan mengganggumu lagi"

"A-apa maksudmu?" Mata jinhwan membulat mendengar penuturan Hanbin. Jika yang dimaksud Hanbin adalah orang yang pernah mengganggu Jinhwan, dengan kalimat yang Hanbin ucapkan barusan berarti.... Jinhwan semakin menangis dan terisak, dia menundukkan kepalanya dan meneteskan cukup banyak air mata.

"Ma-maksudmu Da-daniel? Kau k-k-kau me-mem-bunuhnya?" Jinhwan bertanya dalam isakanya, semakin banyak air mata yang meneter dari matanya. Perasaan Jinhwan benar - benar campur aduk sekarang. Bagaimana bisa, hanya karena seseorang yang mengganggu ketenangan Jinhwan dia, dia harus kehilangan nyawanya ditangan Hanbin. Jinhwan benar -benar tidak tau harus melakukan apa. Ini terlalu mendadak dan sangat menyedihkan. Jika benar Hanbin melakukanya, maka dia adalah orang ketiga yang dihabisi Hanbin karena mengganggu Jinhwan. Ini benar - benar tidak masuk akal.

Melihat reaksi Jinhwan, ekspresi Hanbin berubah drastis. Ekspresi yang awalnya lembut sekarang berubah datar. Dan sekarang ia metap Jinhwan lekat dengan tatapan yang sangat tajam seperti elang.

Ia menarik dagu Jinhwan supaya menatapnya. Menatap tatapanya yang sangat mengerikan. "Kau tidak menyukainya?" Hanbin bertanya dengan nada yang sangat datar.

Mendengar pertanyaan tersebut Jinhwan benar - benar takut untuk menjawab. Ia sangat bingung dan takut melihat ekspresi dan mendengar pertanyaan Hanbin. Dia takut jika salah bicara, dia akan membuat Hanbin menjadi monster seperti hari - hari yang lalu.

You'll Always Be My HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang